Petani di Poso Diminta Berkelompok, Satgas Tinombala Siap Kawal

Konten Media Partner
11 Agustus 2020 12:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Satgas Brimob Mabes Polri dalam Operasi Tinombala pengejaran terhadap kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur di Poso, Sulawesi Tengah. Dok. PaluPoso
zoom-in-whitePerbesar
Satgas Brimob Mabes Polri dalam Operasi Tinombala pengejaran terhadap kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur di Poso, Sulawesi Tengah. Dok. PaluPoso
ADVERTISEMENT
Petani yang akan berkebun di wilayah operasi Tinombala akan mendapat pengawalan dari Satgas Tinombala.
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan Kapolda Sulteng, Irjen Pol Syafril Nursal, Selasa (11/8), pascapenyanderaan dua petani di Desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Sabtu (8/8), oleh kelompok DPO Mujahidin Indionesia Timur (MIT).
Syafril Nursal mengatakan, petani akan mendapat pengawalan setelah melapor di pos Satgas Operasi Tinombala.
“Petani tidak disiplin pergi diam-diam, malah mencari jalur yang lain. Nanti mengkoordinasikan lagi, daerah yang rawan agar ada pengawalan,” ujarnya.
Menurutnya, daerah operasi Tinombala sangat luas meliputi Kabupaten Poso, Tojo Una-una, Parigi Mautong, Sigi dan Morowali.
Keberadaan kelompok MIT sangat membahayakan petani yang menggantungkan hidupnya dari hasil perkebunan dan pertanian.
Satgas TNI yang tergabung dalam Operasi Tinombala 2019 untuk membantu Polri dalam pengejaran terhadap kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di wilayah Pegunungan Poso, Parigi, dan Sigi, Sulawesi Tengah. Foto: Dok. PaluPoso
Mengantisipasi terjadinya hal yang membahayakan petani, Syafril Nursal minta agar petani membuat kelompok sebelum berkebun.
ADVERTISEMENT
Kelompok tersebut diwajibkan melapor untuk mendapat pengawalan selama menjalankan aktivitas berkebun di daerah operasi Tinombala.
“Kalau naik ke atas melapor agar bisa dikawal. Paling tidak satgas tahu sedang berada di atas dan berkebun ramai-ramai,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, beberapa kali terjadi, petani yang naik ke pegunungan untuk berkebun tidak melapor di pos dan melalui jalur lain.
“Sisa DPO 15 orang. Kita akan terus memburu mereka, mudah-mudahan kita dapat, dalam waktu dekat TNI akan bergabung untuk melakukan operasi besama-sama dengan kita,” katanya.