Petani Keluhkan Harga Cengkeh di Tolitoli, Sulteng, Turun Tajam

Konten Media Partner
19 Agustus 2020 18:32 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga sedang memisahkan bunga cengkeh yang telah di panen. Foto: istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Warga sedang memisahkan bunga cengkeh yang telah di panen. Foto: istimewa.
ADVERTISEMENT
Anjloknya harga cengkeh yang merupakan komoditi andalan di Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, membuat sejumlah petani menjerit. Pasalnya, harga cengkeh yang menjadi primadona kini hanya Rp 59 ribu per kilogramnya. Padahal, sebelumnya harga cengkeh sekitar Rp 86 ribu perkilogram dan bertahan selama 3 bulan.
ADVERTISEMENT
"Penurunan harga ini tentunya berdampak pada pengeluaran kami selama proses panen," kata Sukri, warga Tolitoli kepada PaluPoso, Rabu (19/8).
Sukri menilai ada dugaan permainan oleh para mafia atau oknum pengusaha dalam mengatur harga komoditas cengkeh tersebut, sehingga harganya mengalami penurunan yang cukup tajam.
“Saya belum bisa berspekulasi terkait hal tersebut, saya akan lakukan konsultasi dulu dan mempertanyakan ke Kemendag dan perusahaan yang memakai bahan baku cengkeh penyebab turunnya harga cengkeh,’’ ujarnya.
Warga sedang memisahkan bunga cengkeh yang telah di panen. Foto: istimewa.
Ia berharap harga cengkeh yang mulai anjlok bisa kembali normal.
“Kalau setiap saat harga cengkeh turun, petani yang setiap hari melakukan panen pasti akan mengeluhkan kondisi harga tersebut,’’ keluhnya.
Menurutnya, jika pemerintah tidak mengantisipasi gejolak harga cengkeh yang terus mengalami penurunan, pasti akan berpengaruh pada tingkat pendapatan petani yang sudah mengeluarkan biaya banyak untuk perawatan yang nilainya tidak sedikit.
ADVERTISEMENT
Dengan kondisi seperti ini tambahnya, petani terpaksa menjual hasil perkebunannya dikarenakan untuk memenuhi kebutuhan hidup di tengah pandemi Corona.