Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
Ribuan Warga Donggala, Sulteng, Sempat Mengungsi saat Gempa 5 M
13 Maret 2019 12:19 WIB
Diperbarui 20 Maret 2019 20:07 WIB

ADVERTISEMENT
Gempa bumi Tektonik berkekuatan 5,0 Skala Richter (SR) kembali menguncang kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, Rabu (13/3) pukul 09.50.46 Wita.
ADVERTISEMENT
Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Stasiun Geofisika Palu episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,01 LU dan 119,66 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 50 KM arah utara Kabupaten Donggala pada kedalaman 10 KM.
Dari pantauan Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) khususnya di Desa Lompio, Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala, saat gempabumi terjadi ribuan warga berhamburan lari ke jalan raya berupaya menyelamatkan diri. Desa yang berpenduduk 315 kepala keluarga (KK) atau 1600 jiwa itu, terlihat warganya berhamburan ke luar rumah menuju lokasi pengungsian.
Warga di desa tetangga Lompio yang berada satu kecamatan pun berhamburan menuju tempat yang dianggap aman. Diantaranya Desa Tompe yang berpenduduk 625 KK atau 2.400 jiwa, Desa Lende induk 467 KK atau 1776 jiwa, Desa Lende Tovea 479 KK atau 2.020 jiwa, Desa Sibado 445 KK atau 1.755 jiwa. Sebagian warganya berupaya menyelematkan diri ke lokasi dan kaki perbukitan.
ADVERTISEMENT
“Laporan dari Desa Tompe yang berada di pesisir pantai. Sebagian warganya mengungsi ke kaki gunung, dan ada juga yang mengungsi ke lapangan bola Desa Sibado,” kata Relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT), Eka kepada PaluPoso, Rabu (13/3).
Eka yang saat ini mengaku sedang berada di Desa Lompio mengabarkan, saat ini warga mengungsi ke kaki gunung yang sebelumnya menjadi tempat pengungsian warga pada 28 September silam.
"Warga takut adanya gempa susulan dan tsunami jadi mereka memilih mengungsi ke kaki gunung. Kami dari relawan ACT membantu mereka mengangkat barang mereka ke kendaraannya," kata Eka.
Begitu juga dalam video yang dikirim ke PaluPoso, terlihat puluhan siswa-siswi SD yang masih berseragam sekolah berhamburan di jalan menuju ke tempat ke tinggian.
ADVERTISEMENT
Relawan ACT yang melihat kepanikan warga tersebut langsung turun tangan membantu warga termasuk anak-anak sekolah. Relawan ACT yang berada di lokasi juga mengimbau kepada warga agar tidak panik dan tetap tenang serta tidak percaya terhadap isu-isu negatif yang beredar.
Sementara itu, BMKG melaporkan hari Rabu, 13 Maret 2019, pukul 08.50.46 WIB, wilayah Kabupaten Donggala dan Palu diguncang gempabumi tektonik.
Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempabumi ini berkekuatan M=5,0 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=4,9. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 0,01 Lintang Utara (LU) dan 119,66 Bujur Timur (BT), atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 50 kilometer arah utara Kota Donggala, Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah pada kedalaman 10 kilometer.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono menjelaskan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, tampak bahwa gempabumi dangkal ini terjadi akibat aktivitas Sesar Palu Koro. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme sesar geser mengiris (sinistral strike-slip).
Menurut Rahmat, dampak gempabumi berdasarkan laporan masyarakat menunjukkan bahwa guncangan dirasakan di daerah Donggala dan Kota Palu dalam skala intensitas II-III MMI. Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempabumi tersebut. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi tidak berpotensi tsunami.
Hingga pukul 09.18 WIB, katanya, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempabumi susulan (aftershock). Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
ADVERTISEMENT
Berikut foto-foto warga Desa Lampio, Sirenja, Donggala yang mengungsi: