Riski Savina Finalis asal Sulteng di Ajang Putri Indonesia 2019
PerbesarADVERTISEMENT
Ajang Putri Indonesia 2019 kembali digelar. Grand final yang akan dilangsungkan pada 6 Maret 2019 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, akan memasuki tahap karantina bagi para peserta yang lolos seleksi awal.
ADVERTISEMENT
Riski Savina Akbar adalah salah satu peserta yang lolos. Gadis kelahiran 2 Juni 1994 yang akrab disapa Savina, ini berasal dari Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng). Bukan tanpa alasan, jika putri dari Haji Umar Akbar ini mengikuti ajang bergengsi yang menjadi idaman para perempuan Indonesia. Savina terinspirasi oleh Putri Indonesia 2009 Qory Sandioriva, yang pernah berkunjung ke Kota Palu saat ia masih duduk di bangku SMP. Sejak saat itu, Savina bertekad mewujudkan mimpinya menjadi Putri Indonesia suatu saat kelak.
Ajang pemilihan Putri Indonesia 2019 yang proses seleksinya dilakukan di Kota Semarang, bagi Savina yang lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Tadulako (Untad), Palu, ini merupakan momen penting. Itu sebabnya, dia berharap tahap karantina yang akan dijalaninya pada 24 Februari- 5 Maret nanti, bisa dilaluinya dengan baik.
ADVERTISEMENT
Anak kelima dari lima bersaudara ini pernah dianugerahi Randa (remaja putri) Kota Palu 2010. Masih di tahun yang sama, perempuan bertinggi badan 174 sentimeter ini meraih predikat Duta Wisata Lingkungan Hidup 2010.
Tak sampai di situ. Di tahun-tahun berikutnya, Savina masih menorehkan sederet prestasi membanggakan. Di antaranya, Juara 1 Putri Bunga Indonesia 2011, Juara 1 Putri Tenun Indonesia 2011 serta Putri Citra Indonesia Photo Genic 2011.
Savina yang hobi traveling, ini jika terpilih menjadi finalis Putri Indonesia 2019 nanti, akan bercerita tentang kondisi daerahnya pascabencana. Khususnya, Pasigala (Palu, Sigi, Donggala) yang masih butuh perhatian hingga saat ini.
“Semoga niat baik saya bisa didukung oleh masyarakat Sulawesi Tengah sekaligus memohon doa agar saya bisa mengharumkan nama Provinsi Sulawesi Tengah di ajang Putri Indonesia 2019,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sebagai seorang dokter, Savina terbiasa melakukan perjalanan ke desa-desa terpencil. Untuk mencapai desa tersebut, dia kadang harus menempuh medan yang berat. “Tapi saya sangat senang karena selain mendapatkan pengalaman, saya juga mendapatkan keluarga baru,” katanya saat dihubungi melalui WhatsApp, Kamis (14/2).
Savina juga mengakui selama ini ia aktif di organisasi Ikatan Duta Wisata Sulawesi Tengah sejak 2010 dan organisasi HMPD Fakultas Kedokteran Untad. Selain itu, membangun komunitas yang diberi nama Kultara (Kultur Nusantara) yang kegiatannya traveling dengan misi sosial.
"Kami melibatkan masyarakat setempat dengan konsep pemberdayaan pariwisata untuk menghasilkan produk ekonomi kreatif, selain itu memperkenalkan potensi pariwisata yang sama sekali belum dikenal tapi sangat indah seperti Pulau Sambori di Morowali,” katanya.
Penulis: Abidin
ADVERTISEMENT