Sambal Malala Tolitoli Tembus hingga Timur Tengah

Konten Media Partner
17 November 2019 20:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sambal Malala asal Kabupaten Tolitoli, Sulteng ini tembus hingga ke Timur Tengah. Sambal yang berbahan dari ikan Tembang ini diproduksi oleh warga Tolitoli. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Sambal Malala asal Kabupaten Tolitoli, Sulteng ini tembus hingga ke Timur Tengah. Sambal yang berbahan dari ikan Tembang ini diproduksi oleh warga Tolitoli. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Salah seorang warga Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah, Moh. Amin (45), memanfaatkan ikan pelagis yang sangat berlimpah di daerah itu sebagai home industry. Masyarakat lokal menyebut ikan pelagis ini dengan nama Ikan Tembang.
ADVERTISEMENT
Saking berlimpahnya Ikan Tembang di wilayah tersebut terutama saat musim nelayan turun melaut, terkadang ikan ini hanya teronggok hingga membusuk di pasar ikan tradisional di Kabupaten Tolitoli. Sebab, masyarakat setempat kurang berminat mengkonsumsi Ikan Tembang. Kemungkinan karena ikan ini banyak mengandung tulang-tulang kecil.
Moh. Amin melihat kondisi tersebut jadi prihatin. Sebab, sumber daya perikanan yang melimpah itu tak dilirik konsumen sehingga tidak bernilai ekonomis. Ia kemudian mencoba memanfaatkan sumber daya perikanan itu menjadi peluang usaha melalui pengolahan sambal dengan bahan utama Ikan Tembang.
Berbekal ketekunan dan sikap optimistis pengolahan sambal ini bisa jadi peluang bisnis, warga Desa Malala, Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah ini mulai meniti bisnisnya diawali dengan mencoba meracik sambal yang seratus persen murni bahan bakunya ikan tembang tersebut.
Sambal Malala ini berbahan dari ikan Tembang dan diproduksi oleh warga Tolitoli. Foto: Istimewa
Awal, ia melakukan uji coba dengan satu setengah kilogram ikan tembang, dan saat itu bisa menghasilkan sambal yang keseluruhannya 27 kemasan yang dikemas dalam toples kaca ukuran kecil.
ADVERTISEMENT
"Saya terlebih dahulu memperkenalkan dan memasarkan Sambal Tembang Malala ini kepada warga sekitar, namun entah mengapa sambal ini mulai disukai masyarakat dan saat itulah saya optimis sambal ini merupakan peluang bisnis yang menjanjikan," kata Moh Amin kepada PaluPoso, Minggu (17/11).
Selain bahan baku utama ikan tembang kata Amin, rempah tambahan yang digunakan adalah bawang merah, bawang putih, gula aren, cabe merah dan penyedap rasa. Ketika seluruhnya diolah menghasilkan rasa pedas level sedang.
"Sebulan ketika produk ini saya perkenalkan kemudian hasilnya saya kirim kembali ke Pulau Jawa untuk dilakukan uji coba dan menurut teman-teman di sana, sambal ini mereka sukai," ujar Amin.
Sambal Malala yang berbahan dari ikan Tembang. Foto: Istimewa
Semenjak ia perkenalkan pada bulan Oktober 2018 silam, usaha produk Sambal Tembang teersebut kini sudah dipasarkan ke beberapa daerah seperti Jakarta, Bali, Bandung, Tarakan, Balikpapan, Papua hingga pangsa pasarnya menembus Timur Tengah, salah satunya Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
"Kalau untuk produk yang saya jual ke pasaran perkemasannya hanya Rp25 ribu, dengan mencetak 400 hingga 500 kemasan dan sambalnya bisa bertahan sampai 40 hari. Lebih baik lagi dan bisa lama dikonsumsi jika dimasukkan ke dalam kulkas," ujarnya.
Meski Sambal Tembang Malala ini sudah mulai dikenal hingga ke Timur Tengah, namun ia tetap membuka akses dan bekerjasama dengan berbagai pihak untuk melakukan pemasaran secara lokal agar ciri khas buah tangan asal Kota Cengkeh ini dapat berkembang lebih luas lagi.