Swalayan yang Pernah Dijarah Saat Gempa Palu Mulai Beroperasi

Konten Media Partner
16 Mei 2019 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Seorang pengendara melintas di depan swalayan (BNS) Palu di Jalan S Parman, Kota Palu, Kamis (16/5/2019). Foto: PaluPoso
Walaupun belum begitu maksimal, namun salah satu swalayan, yakni Bumi Nyiur Swalatan (BNS) yang menjadi sasaran penjarahan saat terjadi gempa bumi di Kota Palu, Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 lalu, sudah kembali beroperasi.
ADVERTISEMENT
Human Resources Manager (HR Manager) BNS Palu, Bernard Goni, Kamis (16/5) mengatakan, selama tujuh bulan pasca gempa bumi BNS khususnya toko pusat yang terletak di Jalan S Parman, Kelurahan Besusu Timur, Kota Palu, ini sudah kembali bangkit melayani warga dengan kebutuhan masyarakat. Resminya dibuka pada Rabu, 15 Mei 2019.
“Saat penjarahan terjadi kerugian yang dialami sekitar Rp 30 miliar. Walaupun dengan susah payah untuk bangkit, kami coba kembali hadir,” katanya.
Tampak depan suasana BNS Palu di jalan S Parman, Kota Palu, Kamis (16/5/19). Foto. PaluPoso
Berbagai upaya coba dilakukan BNS, mulai berharap bantuan kepada pemerintah, terkait ganti rugi akibat penjarahan. Hingga kini belum ada titik terang terkait dengan janji pemerintah pusat yang akan mengganti semua bahan makanan yang sudah diambil warga pasca terjadi bencana alam.
ADVERTISEMENT
“Kami memiliki banyak karyawan yang terpaksa tidak bekerja selama BNS belum beroperasi. Syukurlah sudah kembali beroperasi,” ujarnya.
Soal gugatan ke pemerintah pusat terkait kerugian dan janji pemerintah pusat akan mengganti kerugian akibat penjarahan saat terjadi bencana di Palu, Bernard Goni tidak mau terlalu jauh berkomentar dan menyerahkan ke proses hukum yang sedang berjalan.
“Yang terpenting saat ini perlahan-lahan sudah mulai beroperasi,” ujar Bernard,”
Andi Lena