Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Daya tarik taman ini ada pada keasriannya. Beberapa pohon dan hamparan tanaman yang berbunga indah, membuat suasana nampak semakin asri. Di taman ini juga disiapkan beberapa bangku, juga gazebo. Taman ini juga menyediakan area bagi pejalan kaki. Namun saat ini lebih sering digunakan sebagai jalur olahraga jogging dan fasilitas bermain kendaraan mini bagi anak-anak.
Taman Funoansingko mendapat perhatian lebih dari warga setempat setelah munculnya para penjaja kuliner di sekitar area taman. Mereka membangun lapak jualan di sisi badan jalan depan taman dan di dalam taman.
Berbagai aneka kuliner dijajakan, mulai dari bakso, nasi kuning, gado-gado, siomay bakar, siomay kuah, es teler, ayam rica ijo dan banyak lagi. Pengunjung tinggal memilihnya. Terlebih lagi telah disiapkan mainan bagi anak-anak, seperti odong-odong, kendaraan mini dan sarana rekreasi lainnya.
ADVERTISEMENT
Tidak heran banyak orang yang betah berlama-lama di tempat ini. Biasanya mereka membawa keluarganya. Duduk di emperan pun tidak masalah. Sebab suasananya sangat bersahabat.
Farithatan (42), warga asal Desa Wosu, Kecamatan Bungku Barat, hari itu datang ke Taman Funoansingko membawa anaknya. Ia mengaku, sering datang ke taman ini bila berkunjung ke pusat kota Morowali di Bungku, yang jarak tempuh dari tempat tinggalnya sekitar 15 kilometer.
“Saya datang kemari biasanya dua pekan sekali dan sebulan sekali. Di sini yang paling ramai saat malam hari,” kata Farithatan kepada PaluPoso, Sabtu (20/3).
Sedangkan salah seorang pedagang di seputaran Taman, Haris (30), mengaku baru dua bulan berjualan di tempat itu. Ia dan istrinya dari Sulawesi Selatan datang merantau ke Morowali, kota Bungku, untuk mencari peruntungan. Karena intensitas pengunjung yang tidak pernah berhenti, ia cukup meraup keuntungan berjualan di tempat itu.
ADVERTISEMENT
“Saya menjual bakso bakar dan dan sosis bakar. Keuntungannya lumayan kadang lebih, kadang kurang. Namun pembeli selalu ada,” ujarnya.
Saat awal masa pandemi COVID-19, taman ini sempat ditutup. Aturan dilarang berkerumun juga berlaku di tempat ini. Warga dan penjual dilarang berada di taman. Namun seiring waktu, akhirnya taman itu kembali ramai.
“Taman ini pernah sepi waktu di awal pandemi, namun syukur dibuka kembali karena bagaimanapun orang bergantung hidup di sini,” tutur Farithatan kembali.