Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Tidak Berbakat Bukan Tolak Ukur Potensi Diri
12 Mei 2022 13:31 WIB
·
waktu baca 7 menitDiperbarui 21 Agustus 2024 9:06 WIB
Tulisan dari Bayu Setyo Pambudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mengenali potensi diri merupakan suatu hal yang penting di era sekarang, tentu hal ini dapat mempermudah kita untuk mencapai goals dalam kehidupan. Goals atau tujuan dalam hidup cukup penting untuk dimiliki setiap individu. Individu dengan tujuan hidup dan tanpa tujuan hidup, akan memiliki perbedaan dalam memaknai kehidupan. Perbedaan cara pandang, semangat, motivasi, harapan, kebahagiaan, bahkan tentang pemaknaan kesuksesan. Menemukan kualitas terbaik diri memiliki pengaruh yang cukup signifikan terhadap kesuksesan.
ADVERTISEMENT
Potensi diri merupakan kualitas terpendam seseorang yang dapat diwujudkan dan dikembangkan melalui berbagai pengalaman yang akan mengarahkan individu pada keberhasilan dan pencapaian dalam hidup (David Yun Dai, 2020). Sebagian besar dari kita, memaknai potensi diri merupakan suatu hal yang menurun secara genetika atau sejak dari lahir. Namun nyatanya, asumsi seperti ini tidak sepenuhnya valid.
Potensi diri tidak mutlak berasal dari keturunan. Seseorang yang hebat dalam suatu bidang keahlian, belum tentu akan mencetak generasi penerus yang sama halnya memiliki kemampuan impresif dalam bidang yang sama. Hal ini dapat terjadi karena konsepsi utama dari potensi diri ialah berasal dari minat atau ketertarikan. Dari minat tersebutlah kemudian akan muncul berbagai macam turunan seperti fokus giat, asah atau pengembangan minat, dan lain sebagainya. Tidak bisa untuk kemudian potensi diri selalu dikaitkan dengan bawaan dari keturunan.
ADVERTISEMENT
Sebagaimana dikatakan oleh David tadi, bahwa potensi diri seseorang itu hakikatnya terpendam. Oleh karena itu, perlu untuk kita gali dan kita kenali untuk kemudian kita daya gunakan sebagaimana mestinya. Untuk menggali potensi diri, ada beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain seperti:
1. Berpikir terbuka
Hal pertama yang dapat kita lakukan ketika ingin lebih memahami dan mengenali potensi diri adalah mulai berpikir terbuka. Mulai untuk rasional, bahwa dalam hidup tentu perlu adanya sebuah goals atau target-target pencapaian. Dan target tersebut untuk setiap orang pastilah berbeda antara satu dengan yang lain, penyesuaian antara harapan yang realistis dengan konsekuensi tindakan haruslah sejalan. Untuk mendukung ketercapaian goals tersebut, diperlukan adanya pemahaman diri yang baik terlebih dahulu. Sehingga dengan demikian seseorang akan segera tergerak untuk melakukan dan mempersiapkan dirinya untuk menjadi versi terbaik nya di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
2. Mengenali diri sendiri
Kita harus sadar bahwa setiap orang adalah individu yang special, tentu memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Tidak bisa untuk kemudian selalu disamakan dan dibanding-bandingkan prosesnya. Pada tahapan ini, seorang individu setidaknya harus dapat memahami dengan baik apa-apa saja yang menjadi ketertarikan untuk dirinya. Hal apa yang menjadi kegemaran atau diminati yang kemudian akan dijadikan sebagai fokus passion dalam dirinya untuk diasah dan dikembangkan nantinya.
Selain itu, seorang individu juga harus menanamkan ke dalam dirinya bahwa berbeda itu bukan suatu masalah. Kita harus berani untuk berbeda dalam banyak hal tanpa perlu terlalu pusing untuk memikirkannya. Terkadang hanya karena apa yang kita lakukan merupakan suatu hal yang dianggap minoritas, kita menjadi malu atau bahkan takut untuk melakukannya. Tentu ini harus dihindari. Lakukan saja apa yang menjadi kesukaan kita asalkan tidak merugikan, just do it!
ADVERTISEMENT
3. Mencoba banyak hal
Langkah selanjutnya adalah mencoba berbagai macam kegiatan, entah itu memang suatu hal yang benar-benar baru bagi kita atau sebaliknya. Intinya coba saja, coba dulu semuanya dan jangan terpaku dengan “apa yang kita mau” saja. Jangan terlalu cepat berasumsi bahwa diri kita tidak mampu, tidak bisa, atau tidak layak. Lakukan saja dulu, ketahui dan cari kegiatan mana saja yang membuat diri kita happy dan sekiranya meninggalkan prospek yang baik ke depannya.
Dengan mencoba kesemuanya, akan memungkinkan kita untuk mengetahui apa yang cocok untuk kita, apa yang cenderung kita mudah untuk kita lakukan dan kuasai, dan apa yang menjadi kegemaran kita. Karena pada konsepsi dasarnya, potensi diri berawal dari minat dan ketertarikan akan sesuatu. Maka dari itu, mencoba banyak hal akan memberikan kita pengalaman yang lebih banyak terhadap sesuatu itu.
ADVERTISEMENT
4. Berdiskusi dengan orang terdekat
Setelah melakukan beberapa hal namun ternyata kita masih sulit untuk menemukan apa yang menjadi potensi dari diri kita, langkah berikut bisa menjadi alternatif pilihan, yaitu bertanya dan berdiskusi dengan orang-orang terdekat kita. Meminta pendapat maupun saran dari orang lain akan membantu kita menemukan apa yang ingin kita cari.
Terkadang kita memang tidak sadar atau cukup kesulitan untuk mengenali potensi dan kemampuan diri kita sendiri, namun bagi orang lain rasanya hal ini bisa saja mudah untuk diutarakan. Orang-orang terdekat yang dimaksud disini bisa jadi teman, keluarga, guru, atau siapapun yang hampir selalu berdekatan, berinteraksi, dan memperhatikan aktivitas serta perkembangan kalian pada setiap kesempatan yang ada. Jangan malu untuk menanyakan potensi diri melalui perspektif orang lain, karena itu bukan suatu kesalahan.
ADVERTISEMENT
5. Melakukan uji kemampuan
Setelah didapatkan suatu hipotesis atau kesimpulan sementara, langkah selanjutnya adalah mengkonfirmasi hal tersebut. Apakah memang benar kita telah benar-benar berhasil menemukan potensi diri kita yang sesungguhnya. Pada tahap ini seseorang akan cenderung melakukan giat fokus terhadap apa yang sekiranya telah menjadi passion dari seseorang tersebut. Seorang individu akan melakukan pengasahan terhadap kemampuannya untuk ditarik suatu kesimpulan apakah bidang tersebut menjadi bidang yang menjadi potensi baik bagi dirinya untuk dikembangkan.
Dalam dunia psikologi juga telah banyak tes-tes atau uji untuk menentukan kecenderungan minat bakat maupun potensi diri seseorang. Banyak metode dan media yang digunakan yang tentu dapat membantu mempermudah kita untuk menemukan potensi diri.
Setiap orang tentu memiliki potensi dirinya masing-masing. Dan potensi ini bukan tentang “berbakat” atau “tidak berbakat”. Ada dua konsep pemahaman dari potensi diri, yang pertama adalah facilitating condition (kondisi yang memfasilitasi). Potensi pada hakikatnya adalah terpendam. Ada cara-cara tertentu untuk mewujudkan potensi tersebut. Dalam facilitating condition ini kita bisa menggali potensi diri dengan pengalaman-pengalaman yang tidak terlalu banyak, atau terealisasi dengan usaha yang minimum.
ADVERTISEMENT
Contohnya misalkan kemampuan literasi sejak dini, kepekaan terhadap musik, atau kecenderungan kemampuan penalaran logis (logical reasoning). Pengembangan potensi ini sangat diperlukan instruksi formal atau pelatihan berkelanjutan yang spesifik agar potensi ini dapat terus ada dan terasah.
Kemudian, konsep pemahaman potensi diri yang kedua adalah enabling condition (kondisi yang dimungkinkan). Potensi diri dapat dimunculkan melalui kondisi yang dimungkinkan (enabling condition). Yang mana potensi ini dapat ditingkatkan melalui latihan yang disengaja bersamaan dengan pendidikan, training, maupun pemanfaatan teknologi.
Contohnya misalkan ada seseorang yang memiliki suatu minat di bidang tertentu, yang mana dalam hal tersebut tidak memunculkan suatu bakat terlalu besar signifikansi nya. Dirunut dari keturunan pun ia sebenarnya tidak memiliki keturunan ahli dalam bidang tersebut, namun dalam keberjalanan nya ia terus mengasah kemampuan tersebut dengan latihan-latihan peningkatan kemampuan diri, sehingga lambat laun minat tersebut akan berubah menjadi kemampuan potensi diri yang sepenuhnya ia miliki.
ADVERTISEMENT
Potensi diri juga memiliki beberapa aspek yang perlu untuk kita pahami. “Tidak berbakat” bukanlah merupakan suatu tolak ukur untuk potensi diri seseorang. Beberapa aspek yang menjadi tolak ukur dari potensi diri seseorang diantaranya adalah value (nilai/makna), interest (minat), hope and motivation (motivasi dan harapan), life mission and meaningful goals (misi dan tujuan hidup), dan juga strength (kekuatan yang diperoleh dari pemahaman diri). Tingkat masif dari beberapa aspek tersebut akan sejalan dengan tingkat masif potensi diri seseorang.
Seseorang yang katakanlah tidak memiliki bakat dalam bidang tertentu, namun ketika ia memiliki satu kemauan besar untuk menjadi ahli dalam bidang tersebut. Lantas kemudian ia mengintegrasikan semua aspek yang ia miliki (menciptakan hope, value, goals, meningkatkan minat dan usaha, dan lain sebagainya), sangat dimungkinkan ia akan mencapai apa yang menjadi tujuannya. Hal ini membuktikan bahwa potensi diri tidak terjebak dalam kata “bakat”. Potensi diri bisa digali, diasah, serta dikembangkan dengan latihan yang spesifik.
ADVERTISEMENT
And last but not least,