Konten dari Pengguna

Sampai Kapan Kita Harus Belajar?

Andreas Hariyo Pamungkas Songo
Seorang sarjana Teknologi Pendidikan dan praktisi Learning and Development yang menekuni dunia pendidikan dalam konteks pengembangan sumber daya manusia di dalam organisasi atau perusahaan.
2 September 2024 8:30 WIB
·
waktu baca 8 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Andreas Hariyo Pamungkas Songo tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
 Ilustrasi belajar di dalam kelas. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belajar di dalam kelas. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Saya teringat pada suatu momen ketika saya mendatangi sekolah dasar tempat Ibu saya mengajar. Saat saya berjalan di koridor sekolah tersebut menuju ruang guru untuk menjemput Ibu saya pulang, ada seorang anak yang nampaknya kesal dengan orang tuanya. Anak tersebut kesal karena ia bingung mengapa setiap hari harus bersekolah dan belajar.
ADVERTISEMENT
Katanya“Mah, kenapa sih aku harus belajar terus setiap hari aku kan capek tau!” ucap anak tersebut ke orang tuanya. Mendengar perkataan itu membuat saya tertawa karena saya sempat merasakan apa yang anak tersebut rasakan. Saya sempat merasa bahwa belajar seperti “siksaan” bagi saya dan sehingga saya juga bertanya sampai kapan kita harus terus belajar?
Perasaan itu muncul karena sewaktu saya masih bersekolah mulai dari tingkat dasar hingga tingkat menengah atas, belajar terasa seperti paksaan dan membuat saya terbeban karena harus memahami banyaknya materi pelajaran. Saat itu saya memaknai belajar merupakan sebuah “kewajiban” dibandingkan sebagai sebuah “kebutuhan”.
Perasaan seperti itu juga dialami oleh banyak teman saya dan mungkin juga siapa saja di luar sana bisa mengalami perasaan yang sama. Kondisi itu tentu bukan semata-mata karena rasa malas belajar, tetapi bisa jadi karena persepsi setiap orang tentang belajar masih sebatas pada sebuah kegiatan di dalam kelas.
ADVERTISEMENT
Belajar masih dimaknai sebagai kegiatan membaca buku, mendengarkan atau menyimak guru, membuat rangkuman, atau sekadar mengerjakan tugas sekolah atau kuliah. Sehingga kita kerap memandang belajar itu membosankan!
Kerap sekali juga orang memaknai belajar hanya sebatas wujud dari pendidikan formal atau bahkan menganggap belajar sebagai hukuman atas ketidakmampuan kita dalam memahami sesuatu atau melakukan sesuatu. Misalnya ketika kita dapat nilai jelek maka kita dimarahi oleh orang tua atau bahkan guru kita sendiri dengan kata-kata “Makanya belajar yang benar! Supaya gak jeblok nilainya!”.
Anggapan-anggapan seperti itu memang tidak sepenuhnya salah dan wajar terjadi oleh karena pengaruh lingkungan sekitarnya. Akibatnya banyak yang salah dalam memaknai belajar bahkan sudah “membudaya” dalam pikiran banyak orang. Lantas bagaimana seharusnya kita memaknai belajar dalam kehidupan kita?
ADVERTISEMENT
Terdapat banyak ahli pendidikan memberikan definisi dari kata belajar.
Tidak ada satu pun definisi yang menyatakan belajar sebagai kegiatan formal atau hanya sebatas kegiatan kelas. Lebih dari itu belajar dimaknai sebagai sebuah proses seseorang untuk mendapatkan pengetahuan atau kemampuan baru tanpa terikat oleh konteks waktu dan tempat. Jadi, di mana pun dan kapan pun seseorang bisa belajar. Dengan demikian tidak ada batasan bagi kita harus belajar. Lalu apa alasan sesungguhnya kenapa kita harus tetap belajar?
Ketika kita dihadapkan pada sebuah perubahan baik itu terjadi di dalam keluarga, pekerjaan, atau bahkan masyarakat maka kita perlu untuk meningkatkan pengetahuan ataupun kemampuan kita untuk beradaptasi pada perubahan tersebut atau dalam hal ini kita harus belajar untuk menghadapi perubahan.
ADVERTISEMENT
Pastinya perubahan akan terus terjadi seiring perkembangan zaman, sehingga tidak ada alasan untuk kita berhenti belajar jika ingin tetap bertahan. Misalnya saat ini kita dihadapkan dengan pesatnya perkembangan Artificial intelligence (AI) atau Kecerdasan Buatan, sehingga banyak orang berkata “AI bakal menghilangkan lapangan pekerjaan!”.
Banyak yang menanggapi perubahan seperti itu dengan ketakutan, kontra, atau bahkan kebencian. Padahal jika kita memiliki kemauan, kita dapat belajar untuk menghadapi perubahan tersebut dibandingkan merespons perubahan dengan negatif. Misalnya, kita bisa belajar mengenai skill yang tidak dapat tergantikan oleh AI atau mungkin kita bisa belajar bagaimana memanfaatkan AI untuk memudahkan pekerjaan kita. Tidak ada alasan lagi bagi kita untuk takut dan menyerah pada perubahan jika ada kemauan dalam diri untuk belajar menghadapinya.
ADVERTISEMENT
Ketika kita menjadi pribadi yang mau belajar, perubahan bukanlah sebuah ketakutkan tetapi sebaliknya perubahan menjadi pemicu kita untuk terus berkembang baik secara pengetahuan ataupun kemampuan. Jadi sampai kapan kita harus belajar? Tentunya kita harus belajar seumur hidup karena selama kita hidup perubahan akan terus terjadi. Belajar seumur hidup atau yang dikenal juga dalam pendidikan di Indonesia sebagai “Belajar sepanjang hayat” bukanlah konsep yang baru. Konsep ini telah dikenal di seluruh dunia dan kerap disebut sebagai “Lifelong Learning”.
Konsep dasar dari Lifelong Learning, atau belajar sepanjang hayat, adalah proses belajar yang berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan seseorang dan berkesinambungan. Orang yang menerapkan lifelong learning dalam kehidupannya biasa disebut sebagai “lifelong learner”.
ADVERTISEMENT
Tujuan dari belajar sepanjang hayat adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi, yang dapat digunakan untuk tujuan pribadi, sosial, atau profesional untuk menghadapi berbagai perubahan yang terjadi. Konsep ini mengakui bahwa belajar tidak hanya terbatas pada masa sekolah atau pendidikan formal, tetapi berlanjut dalam berbagai bentuk — formal, non-formal, dan informal — selama seseorang masih hidup.
Dengan demikian, semakin jelas bahwa belajar tidak lagi dibatasi oleh dinding ruang kelas. Tetapi belajar dapat dilakukan secara bebas oleh setiap orang kapanpun dan dimanapun. Belajar juga bukan sebagai paksaan lagi melainkan sebagai kebutuhan untuk hidup.
Oke, lalu bagaimana sih menerapkan konsep lifelong learning dalam kehidupan kita? Ada beberapa langkah yang bisa kamu terapkan supaya kamu bisa menjadi seorang lifelong learner. Dikutip dari Training Magazine untuk menjadi seorang lifelong learner kamu bisa lakukan PRACTICED yaitu akronim dari Priority, Reflect, Action learning, Curiosity, Teach, Insight, Concentration, Exercise and nutrition, Different learning styles.
ADVERTISEMENT
1. Priority
Jadikan belajar sebagai prioritas utama dalam hidupmu, semudah luangkan waktu paling tidak satu jam untuk kamu meningkatkan pengetahuan atau keterampilan yang perlu kamu tingkatkan lagi. Bisa dengan membaca buku, mempelajari online course, atau bahkan bisa juga dengan berbicara santai dengan rekan kamu yang lebih berpengalaman.
2. Reflect
Nah setelah luangkan waktu buat belajar, coba kamu juga buat refleksi tentang apa yang telah kamu pelajari. Tuangkan refleksi itu pada sebuah catatan bisa secara digital atau menggunakan buku catatan kamu. Misalnya ajukan pertanyaan pada dirimu apa yang saya sudah dapatkan hari ini? Kenapa ini penting untuk saya? Bagaimana cara melakukannya dalam kehidupan saya? Dengan demikian kamu tidak mudah lupa tentang apa yang telah kamu pelajari melainkan kamu bisa melihat sejauh apa kamu telah belajar. Bahkan kamu juga bisa menentukan target belajar apa yang selanjutnya harus kamu penuhi.
ADVERTISEMENT
3. Action learning
Kamu sudah catat apa yang kamu telah pelajari? Kamu sudah paham bagaimana melakukannya? Maka kamu harus praktikkan hasil belajar kamu dalam kehidupan sehari-hari kamu! Sebab cara belajar terbaik adalah dengan melakukannya secara nyata. Tentu bukan proses yang sebentar, sebab keahlian memerlukan waktu yang banyak untuk melatihnya.
4. Curiosity
Kamu suka kepo? Kamu suka banget mempertanyakan segala hal? Bagus! Sebab untuk menjadi seorang lifelong learner kamu tidak boleh lelah untuk penasaran. Kamu harus terus mempertanyakan hal-hal baru yang membantu kamu berkembang. Misalnya dalam konteks dunia kerja, pertanyakan tentang bagaimana suatu pekerjaan bisa dilakukan lebih efisien sehingga kamu bisa lebih baik lagi dalam bekerja.
5. Teach
Kamu sudah jago pada hal yang kamu telah pelajari? Maka ajarkan itu kepada teman-temanmu! Dengan mengajarkan tentang apa yang telah kamu kuasai atau pelajari maka itu akan membantu kamu dalam memperkuat dan mengembangkan lebih baik lagi kemampuan atau pengetahuan itu. Bisa saja dengan mengajarkan kamu menjadi lebih lancar dalam melakukannya karena kamu memiliki ruang untuk terus mempraktikannya. Terlebih berbagi itu baik bukan jadi ayo mulai berbagi pengetahuan.
ADVERTISEMENT
6. Insight
Mungkin dalam kehidupan sehari-hari kamu akan melihat berbagai hal yang biasa juga dilihat orang lain. Kejadian-kejadian semua terlihat biasa saja dan bahkan tidak menarik. Tetapi jika kamu ingin menjadi seorang lifelong learner cobalah untuk melihat suatu hal dengan lebih mendalam dan dipikirkan lebih kritis melalui rasa penasaran yang tinggi. Maka niscaya kamu bisa melihat suatu hal dengan cara yang berbeda atau bahkan menumbuhkan ide dalam pikiranmu.
7. Concentration
Untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan secara baik tentu memerlukan konsentrasi yang tinggi. Mungkin kamu sudah bisa meluangkan waktu tapi apakah kamu sudah bisa mengendalikan diri dari gangguan? Misalnya harusnya baca buku atau mempelajari online course tapi kamu malah tergoda untuk scrolling media sosial. Oleh karena itu buatlah dirimu tertib dan berkomitmen tinggi pada belajar. Sebab belajar adalah hal yang masih dalam kendali kamu.
ADVERTISEMENT
8. Exercise and nutrition
Kamu tentu tidak mau bukan waktu yang seharusnya bisa kamu gunakan untuk belajar hal baru malah terpakai untuk istirahat karena badan kamu sakit? Nah, oleh sebab itu jagalah kesehatan baik fisik dan mental supaya kamu tetap dalam kondisi prima untuk belajar dan bekerja. Lakukan olahraga yang rutin untuk menjaga kesehatan tubuh dan nutrisi yang seimbang.
9. Different learning styles
Kamu merasa kesulitan untuk belajar dengan cara membaca? Atau kamu lebih suka mendengarkan saja? Jika iya maka cobalah cara-cara belajar yang paling nyaman untuk kamu. Banyak cara belajar yang bisa kamu terapkan sesuai gaya belajar kamu. Secara umum ada beberapa gaya belajar yaitu auditori, visual, dan kinestetik. Jika kamu sukanya belajar dengan mendengarkan maka kamu adalah orang yang auditori.
ADVERTISEMENT
Kamu bisa belajar dengan mendengarkan podcast atau audiobook. Jika kamu lebih suka menonton video dan melihat visualisasi dari sebuah konsep maka kamu adalah orang dengan gaya belajar visual. Kamu bisa belajar dengan menonton video edukasi di Youtube atau online course. Jika kamu lebih suka langsung melakukan apa yang kamu pelajari maka kamu adalah orang dengan gaya belajar kinestetik.
Kamu bisa belajar sambil mengerjakannya misalnya kamu belajar desain grafis maka kamu bisa belajar dengan langsung membuat desain menggunakan tools yang diajarkan. Kenali lagi diri kamu supaya kamu bisa mengetahui cara terbaik untuk kamu belajar.
Jadi begitulah cara-cara yang bisa kamu terapkan dalam kehidupanmu sehari-hari supaya menjadi seorang lifelong learner!
Buatlah komitmen dalam diri kamu sendiri untuk mau terus berkembang melalui belajar. Buatlah juga dirimu rendah hati dan mau mengakui kekurangan dalam dirimu. Tidak perlu merasa malu jika tidak bisa melakukan suatu hal seperti yang lain tetapi sebaliknya kamu harus jadikan itu sebagai motivasi untuk mencoba lebih baik lagi. Belajarlah terus selagi kamu masih hidup dan jadikan hidup untuk belajar.
ADVERTISEMENT
Semangat Belajar!