Konten dari Pengguna

3 Fakta Penting Telur Ayam Tetas yang Dijual Murah di Pasaran

21 Mei 2020 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Telur HE atau hatching egg adalah telur yang siap ditetaskan. Foto : Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Telur HE atau hatching egg adalah telur yang siap ditetaskan. Foto : Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Belum lama, banyak ditemukan peredaran telur ayam di pasaran yang dijual dengan harga murah, jauh di bawah harga normal telur ayam pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Laboratorium Ilmu Ternak Unggas Fakultas Peternakan UGM, Heru Sasongko menjelaskan bahwa telur ayam yang dijual murah itu berasal dari jenis telur fertil. Di pasaran, telur murah ini biasa disebut dengan telur HE (hatching egg / telur tetas), yang berasal dari perusahaan pembibitan atau breeding.
Heru menyebutkan, telur HE ini berasal dari perusahaan pembibitan ayam broiler yang tidak ditetaskan. Alasan telur tidak ditetaskan karena suplai anak ayam yang terlampau banyak di pasaran, sementara kebutuhan daging justru menurun sehingga telur sengaja tidak ditetaskan.
Dalam situasi normal, pasokan anak ayam broiler sekitar 60 juta ekor per pekan untuk seluruh Indonesia. Namun di tengah situasi pandemi, permintaan daging ayam menurun drastis sehingga pasokan ayam hanya di angka 40 sampai 45 juta ekor per pekan.
ADVERTISEMENT
“Ada sekitar 20 jutaan per minggu telur tidak ditetaskan pada kondisi di mana anak ayam tidak laku. Ada yang menjual karena kondisi darurat ini, kalau kondisi normal tidak mungkin tidak ditetaskan karena biaya untuk produksi 1 telur saja sangat mahal,” jelas Heru Sasongko.
Lantas, apa sebenarnya yang membedakan telur HE dengan telur ayam yang biasa dijual di pasaran? Dan apa dampaknya jika kita mengonsumsi telur ayam HE?
1. Telur HE Melalui Proses Pembuahan
Berbeda dengan telur ayam yang dijual secara umum, telur ayam HE merupakan telur ayam fertil yang bisa ditetaskan, sementara telur ayam yang biasa dijual merupakan telur ayam infertil atau tidak bisa ditetaskan.
Telur fertil adalah telur yang dihasilkan setelah betina dibuahi oleh pejantan. Sementara telur infertil dihasilkan tanpa ada proses perkawinan antara ayam betina dengan pejantan sehingga tidak bisa menetas menjadi anak ayam. Ya, ayam betina memang bisa menetaskan telur tanpa dibuahi.
ADVERTISEMENT
Nah, telur HE yang dijual murah di pasaran adalah jenis telur fertil yang tujuan awalnya sebenarnya untuk ditetaskan. Namun karena permintaan anak ayam menurun, telur yang semula akan ditetaskan kemudian tidak jadi ditetaskan.
2. Layak Dikonsumsi dengan Catatan
Meski pada dasarnya bukan ditujukan untuk konsumsi, namun telur HE yang berasal dari telur fertil tetap layak untuk dikonsumsi. Menurut Heru, tidak ada bedanya kualitas antara telur fertil maupun telur infertil. Dia mencontohkan seperti pada telur ayam kampung ayau bebek yang juga merupakan telur fertil yang dibuahi.
Namun, yang musti diwaspadai adalah jika telur HE yang dijual itu sebenarnya adalah telur yang telah mengalami proses penetasan tapi setelah dilakukan pengecekan embrionya tidak berkembang dengan baik sehingga telur itu dikeluarkan dari inkubasi atau pengeraman.
ADVERTISEMENT
“Cirinya putih telurnya sudah tidak kental, kuning telurnya juga sudah tidak kental dan melebar jika dipecah dan aromanya kadang sudah berbeda,” ujar Heru.
Sementara dari ciri fisik bisa dikenali dengan cara meneropong menggunakan senter. Rongga udara di dalamnya sudah besar dengan diameter lebih dari 2 cm.
3. Pemerintah Sebenarnya Melarang Penjualan Telur HE
Sebenarnya pemerintah telah melarang penujualan telur HE. Larangan ini diatur melalui peraturan No.32/Permentan/PK.230/2017 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Di dalamnya disebutkan pelaku usaha pembibitan dilarang memperjualbelikan telur tertunas atau kategori telur fertil.
“Jadi memang ada SE dari Permentan yang tidak memperbolehkan memperjualbelikan telur fertil ini,” kata Heru.
Menghadapi kenyataan di pasar yang tetap ada penjualan telur HE, Heru mengatakan masyarakat tidak perlu khawatir secara berlebihan karena tidak membayahakan kesehatan masyarakat. Kendati demikian dia menyarankan masyarakat untuk lebih cermat dalam memilih telur yang akan dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
“Dari harga kalau terlalu murah patut diwaspadai telur ada apa-apanya,” ujarnya. (Widi Erha Pradana / YK-1)