Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
3 Perusahaan Rintisan Teknologi Ini Justru Cetak Rekor Penjualan saat Pandemi
email: [email protected]
21 Januari 2021 19:03 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Mesin pencari akan segera memberi jawab pada pertanyaan berapa perusahaan yang bangkrut selama pandemi, berapa pemutusan hubungan kerja, dan berapa agregat perlambatan ekonomi secara nasional.
ADVERTISEMENT
Pada acara Kompas 100 CEO Forum Kamis (21/1), Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyebutkan data anyar BPS yakni adanya 24 juta tenaga kerja Indonesia yang kehilangan jam kerjanya hingga 50 persen.
“Itu dikonfirmasi oleh BPS bahwa ada sekitar 24 juta tenaga kerja yang kehilangan jam kerja. Bukan kehilangan kerja, tetapi jam kerja dan minimal separuh dari waktu kerja kerjanya. Jadi kalau dia kerja 40 jam per minggu mungkin dia kehilangan 20 jam per minggu,” ujarnya. Suharso memperkirakan ada Rp 1000 triliun yang hilang dari kehilangan separo jam kerja 24 juta tenaga kerja itu.
Dalam setiap kabar buruk selalu ada kabar baik. Sejumlah perusahaan rintisan teknologi menunjukkan kinerja kinclong justru di saat pandemi.
ADVERTISEMENT
Perusahaan chatbot Botika, perusahaan sistem chat yang dirancang untuk memudahkan kebutuhan komunikasi di lingkungan kerja, secara ringan dan aman, Qiscus, dan perusahaan rintisan yang bergerak di bidang kesehatan, ProSehat, berbagi cerita bagaimana pertumbuhan bisnis yang luar biasa justru mereka raih selama masa pandemi.
Botika 25 Juta Message Traffic
Botika, pada akhir tahun 2020 menutup penjualan dengan peningkatan sebesar 190 persen dibanding tahun sebelumnya. Co-Founder sekaligus Business & Partnership Botika, Galuh Koco Sadewo, mengatakan capaian tersebut tidak lepas dari kebutuhan masyarakat dan perusahaan di era pandemi ini.
Pandemi, dengan semua kebiasaan baru yang menyertainya, memaksa umat manusia melakukan digitalisasi besar-besaran. Peningkatan nyaris 200 persen itu diikuti dengan lalu lintas percakapan yang meningkat sebesar 25 persen dari tahun lalu, yakni sebesar 25 juta message traffic. Lalu lintas percakapan itu melibatkan interaksi 1,2 juta pengguna sepanjang 2020, dan 1,5 juta lebih pengakses layanan Text To Speech melalui website mereka sejak diluncurkan Juli kemarin.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, pada tahun 2020, Botika juga menyabet sejumlah penghargaan, di antaranya sebagai 1st Winner Kolabpreneur 2020, 2nd Winner Indonesia Entrepreneur TIK Private Sector Category dan menjadi Represented Indonesia for AICTA 2020, serta Represented Indonesia for SXSW online 2021.
“Dengan kebutuhan go digital yang sudah tidak bisa ditawar lagi membuat banyak perusahaan yang membutuhkan layanan Botika,” kata Galuh ketika dihubungi, Rabu (30/12).
Qiscus Tumbuh 3 Kali Lipat
Nasib manis juga dialami oleh Qiscus. Sebagai sistem chat yang dirancang untuk memudahkan kebutuhan komunikasi di lingkungan kerja, Qiscus tumbuh 3 kali pada masa pandemi. “Qiscus berhasil membukukan pertumbuhan hingga 3 kali di tahun 2020,” kata CEO Qiscus, Delta Putra Widyangga, Senin (11/1).
ADVERTISEMENT
Pada 2020, Qiscus secara resmi ditunjuk menjadi global Business Solution Provider dari WhatsApp di kuartal pertama 2020. Dan di kuartal ke-3 2020 dengan pencapaiannya Qiscus dikategorikan menjadi partner Tier-1 dari WhatsApp.“Ini semakin memperkuat solusi-solusi WhatsApp dari Qiscus untuk berbagai penggunaan seperti customer service, notifikasi, dan chat commerce,” ujar Delta.
Masih di tahun lalu Qiscus meluncurkan kerjasama strategis dengan Synnex Metrodata Indonesia, salah satu perusahaan distributor ICT terbesar di Indonesia. Ini menjadi bagian dari strategi Qiscus untuk terus tumbuh dan memberikan dampak yang lebih luas bagi perusahaan-perusahaan di tanah air.
Selain meluncurkan inovasi-inovasi melalui dua produk utamanya, yakni Qiscus ultivhannel Chat dan Qiscus Chat SDK, mereka juga meluncurkan Qiscus Meet sebagai platform teknologi percakapan melalui video.“Produk ini kami yakini bisa membantu banyak perusahaan yang melakukan transisi dari offline melalui online menggunakan teknologi percakapan video yang handal,” kata Delta.
ADVERTISEMENT
Layanan ProSehat Naik 15 Kali Lipat
Perusahaan rintisan yang bergerak di bidang kesehatan ProSehat, mencatatkan banyak rekor di 2020.
Dari segi akses, mereka mengalami pertumbuhan 4 kali lipat, sedangkan dari jumlah layanan 15 kali lipat dibandingkan tahun 2019, baik melalui dokter TeleProSehat, layanan on-demand kunjungan dokter, serta layanan datang ke mitra klinik.
Capaian menggembirakan itu didukung dengan sejumlah terobosan yang baru mereka rilis ketika pandemi, di antaranya seperti Chatbot ProSehat ViCare serta Virtual Care untuk rumah sakit dan klinik melalui WhatsApp dan WebChat yang kini sudah ada belasan rumah sakit yang sudah menjadi mitra.
Ada sejumlah layanan yang dibangun melalui terobosan ini, di antaranya digitalisasi alur pelayanan termasuk penunjang medis, appointment online dan offline, telekonsultasi dokter spesialis.“Pada 2020 kami juga meluncurkan Telehealth untuk edukasi pencegahan COVID-19, pemantauan kesehatan di perusahaan, dan penanganan penyakit kronis,” ujar Founder dan CEO ProSehat G. Bimantoro, awal tahun ini.
ADVERTISEMENT
Tak sampai di situ, di tengah pandemi mereka juga mengembangkan Kios ProSehat dan Smartwatch yang akan diluncurkan tahun ini untuk pencegahan COVID-19, pemantauan kesehatan serta penanganan penyakit kronis.
Di tengah seluruh kabar buruk virus COVID-19, kisah 3 startup ini setidaknya bisa membuat kita percaya ada masa depan lebih baik di masa paska pandemi bagi Indonesia. (Widi Erha Pradana / YK-1)