Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Burung Puyuh Bisa Bantu Mengentaskanmu dari Kemiskinan dalam 45 Hari
15 Desember 2020 15:20 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Jika ada yang tanya bagaimana membangkitkan perekonomian secara cepat yang ambruk setelah dibombardir oleh pandemi sepanjang 2020, barangkali burung puyuh adalah salah satu jawabannya.
ADVERTISEMENT
Slamet Wuryadi, Ketua Umum Asosiasi Peternak Puyuh Indonesia, mengatakan saat ini produksi telur puyuh dari petani di seluruh Indonesia yang tergabung dalam asosiasi sudah mencapai 10 juta butir tiap hari. Jika harga jual telur puyuh dari petani Rp 300, maka dalam sehari ada uang sebesar Rp 3 miliar dari sektor peternakan puyuh.
Sementara untuk kebutuhan pakan ternak dan operasional peternakan lain, biaya yang dikeluarkan sekitar Rp 2,1 miliar.
“Berarti gaji harian peternak puyuh di Indonesia dari Sabang sampai Merauke adalah sebesar Rp 900 juta, dibagi sekitar 1.500 petani puyuh,” ujar Slamet Wuryadi dalam seminar daring yang diadakan oleh Bisnis Intani, pekan kemarin.
Itu artinya, satu peternak puyuh di Indonesia memiliki penghasilan Rp 600 ribu per hari, atau Rp 18 juta sebulan. Nilai itu nyaris 4 kali lipat dari gaji UMK tertinggi di Indonesia, yakni di Karawang, dengan upah minimum sebesar Rp 4,8 juta.
ADVERTISEMENT
Slamet mengatakan, puyuh merupakan komoditas yang sangat menjanjikan untuk berbisnis. Apalagi puyuh adalah satwa asli Indonesia, dia menyebutnya sebagai ‘mutiara terpendam’ endemik asli Indonesia.
“NKRI banget,” ujarnya.
45 Hari Mengentaskan Kemiskinan
Slamet Wuryadi mengatakan, besarnya potensi yang tersimpan dalam puyuh ini mampu mengentaskan kemiskinan dalam waktu 45 hari. Alasannya, seekor puyuh betina sudah akan bertelur ketika usianya baru 45 hari. Dia akan terus bertelur setiap hari sampai usia satu setengah tahun.
Sementara puyuh jantan, pada usia 45 hari sudah bisa menghasilkan 120 gram karkas untuk dimanfaatkan sebagai puyuh pedaging.
“Harapan saya nanti ke depan, ini bisa menjadikan gaji hariannya para petani,” ujar Slamet.
Dengan begitu, sembari petani menunggu panen padi selama kurang lebih tiga bulan, petani memiliki gaji sebagai penghasil sumber pangan hewani yang harga belinya sangat terjangkau untuk masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Ini sangat cocok sekali buat para pegiat BUMDES yang ada di Indonesia. Dimana kalau saya perhatikan hari ini, nyaris belum ada yang bergaji harian,” lanjutnya.
Selain sebagai penggerak roda perekonomian masyarakat, nutrisi yang terkandung di dalam telur dan daging puyuh juga bisa dijadikan sebagai penyangga ketahanan gizi di Indonesia. Karena selain mengandung gizi yang tinggi, harga beli telur dan daging puyuh juga terjangkau untuk semua kalangan masyarakat.
Keuntungan lain beternak puyuh selain cepatnya proses panen, juga karena karakter burung ini yang sangat adaptif. Burung ini bisa menyesuaikan dengan berbagai karakter lingkungan, dari daerah pegunungan yang dingin sampai daerah pesisir yang terik.
“Ini merupakan hewan yang adaptif sekali. Karena dipelihara di ujung gunung yang dingin sekalipun di daerah yang tinggi sangat cocok, kemudian dipelihara di pinggir pantai, Pantura, yang deburan ombak pantai terdengar dan tentunya sangat panas, juga sangat adaptif,” kata Slamet Wuryadi.
ADVERTISEMENT
Keunggulan Si Mungil Puyuh
Ada sejumlah keunggulan dari puyuh yang menurut Slamet menjadi alasan mengapa beternak puyuh adalah pilihan usaha yang menjanjikan. Pertama, harga telur puyuh menurut dia belum pernah dijual di bawah modal. Dimana modalnya sekitar Rp 200, sedangkan harga jualnya antara Rp 280 sampai Rp 300.
“Sehingga ini layak untuk diduplikasi,” ujarnya.
Alasan berikutnya adalah adanya situasi ketersediaan dan permintaan yang tidak seimbang. Saat ini, permintaan di daerah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten, menurutnya mencapai 16,5 juta butir telur tiap minggu. Sedangkan kemampuan peternak baru bisa mencukupi sekitar 3,5 juta butir.
“Ini menjadi bukti bahwa ini tidak main-main. Kebutuhan pasar 13 juta harus kita siapkan bersama,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Usaha budidaya puyuh juga belum dimasuki oleh konglomerasi. Sehingga Slamet berharap, ini bisa benar-benar dimanfaatkan oleh para petani dan peternak sehingga bisa mewujudkan kesejahteraan mereka.
Untuk urusan penyakit, dibandingkan unggas lain penyakit pada puyuh relatif lebih sedikit. Sejauh ini baru ditemukan ND dan Snot, sedangkan flu burung H5N1 belum ditemukan.
Kotoran puyuh, selain bisa digunakan sebagai pupuk pertanian organik juga dapat dipakai sebagai pakan alternatif di bidang perikanan dan biogas.
“Berikutnya sangat minim dalam penggunaan lahan dan waktu kerjanya, dimana space 8 kali 12 meter bisa ditempati oleh 5.000 ekor puyuh dalam satu koloni kandang bertingkat,” ujar Slamet Wuryadi.
Efisiensi dan Efektivitas
Seekor bebek betina dengan bobot tubuh sekitar 3 kilogram menghasilkan telur dengan berat sekitar 60 gram atau sekitar 2 persen dari bobot tubuhnya. Sedangkan puyuh betina dengan bobot sekitar 120 gram, mampu menghasilkan telur dengan berat sekitar 12 gram atau setara 10 persen dari bobot tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Perbandingan ini menunjukkan bahwa beternak puyuh memiliki efisiensi yang lebih tinggi ketimbang beternak bebek, atau ayam petelur yang memiliki bobot tidak jauh berbeda dengan bebek.
“Ini akan berkaitan dengan kandang dan biaya perawatan nantinya,” ujar Slamet Wuryadi.
Misalnya untuk memelihara 5.000 ekor puyuh, peternak cukup menyediakan kandang seluas 8 kali 12 meter persegi. Tak hanya membutuhkan lahan yang relatif kecil, untuk mengoperasikan kandang juga hanya dibutuhkan satu orang operator setiap hari dari pukul delapan pagi sampai pukul 11 siang.
“Jadi kalau kita punya aktivitas harian yang tidak menyita waktu, ini sangat cocok untuk dilakukan,” lanjutnya.
Dengan 5.000 ekor puyuh, produktivitas telur setiap hari bisa mencapai 80 persen dengan catatan memenuhi standar operasional prosedur yang ada. Dan dengan produktivitas setinggi itu, peternak bisa meraup gaji bersih dalam sehari minimal Rp 400 ribu.
ADVERTISEMENT
“Sudah dipotong pakan, biaya listrik, tenaga kerja, dipotong zakat mal, dipotong dengan herbalnya,” ujar Slamet Wuryadi. (Widi Erha Pradana / YK-1)