Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Dunia Tak Selebar Daun Kelor, Tapi Hidup Harus Bisa Manfaat Seperti Daun Kelor
16 Mei 2020 15:00 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Untuk menggambarkan betapa sempitnya dunia, biasanya kita menggunakan perumpamaan daun kelor, bahwa: dunia tak selebar daun kelor. Tapi di balik ukurannya yang kecil, daun kelor atau Moringa oleifera L. memiliki manfaat yang luar biasa. Maka tidak heran ketika di luar negeri kelor dijuluki sebagai tanaman ajaib karena manfaat dan nutrisinya yang sagat kaya.
ADVERTISEMENT
“Kenapa kita harus menanam kelor? Karena kelor adalah tanaman ajaib, super food yang kaya akan Nutrisi. Antioksidan kuat, antiinflamasi, asamamino, 100 senyawa aktif obat, dan sumber nutrisinya berlipat-lipat dari tanaman lainnya,” kata Achmad Taufiq Distiyan, Marketing Pusat Kantor Kelorina PT Moringa Organik Indonesia (MOI), Kamis (14/5).
Jika dibandingkan dengan kandungan nutrisi bahan makanan lain, daun kelor segar memiliki vitamin A 4 kali lebih tinggi dibandingkan wortel, kalsium 4 kali lebih tinggi diabanding susu, serta kalium 3 kali lebih tinggi dianding pisang. Tak sampai di situ, daun kelor juga mengandung vitamin C 7 kali lebih tinggi dibandingkan jeruk, protein 2 kali lebih tinggi dibandingkan yogurt, serta yang mengesankan adalah mengandung zat besi 25 kali lebih tinggi dibandingkan bayam.
ADVERTISEMENT
“Jenis sayuran memang banyak, tapi sayuran lain tidak selengkap ini kandungan nutrisinya,” lanjut Taufiq.
Di masa pandemi ini, tingginya nutrisi yang dimiliki daun kelor sangat membantu seseorang untuk menjaga imunitas tubuhnya. Daun kelor memang bukan obat COVID-19, tapi menurut Taufiq mengonsumsi daun kelor secara rutin dapat membentengi tubuh seseorang dari radikal bebas dan virus corona.
Di samping itu, pohon kelor juga sangat mudah ditanam. Kelor bisa ditanam dengan cara stek seperti menanam pohon singkong atau melalui pembenihan biji. “Pohon kelor akan kuat sampai 60 tahun. Nanti jika umur sudah sekitar 2 sampai 3 bulan tingginya 1 meter, dipangkas secara berkala agar produksi daunnya melimpah dan selalu tumbuh rindang kayak pohon the. Motongnya di atas tunas baru ya,” jelas Taufiq memaparkan cara merawat tanaman kelor.
ADVERTISEMENT
Namun Taufik mengatakan penanaman kelor terbiak tetap dari biji terbaik yang didatangkan dari Nusa Tenggara Timur.
“Kalau dari biji hasilnya tanaman lebih kuat, lebih lebat daunnya, dan lebih lama daya umurnya,” katanya.
Untuk Kemandirian Pangan
Tingginya nutrisi dalam daun kelor dan mudahnya dalam menanam, membuat kelor sangat tepat untuk menopang kemandirian pangan masyarakat. Kelor juga bisa diolah menjadi berbagai makanan agar tidak bosan mengonsumsinya.
Wahyudi Isnan dan Nurhaedah M, dari Balai Litbang Lingkungan Hidup dan Kehutanan Makassar dalam jurnal Ragam Manfaat Tanaman Kelor (Moringa oleifera L.) Bagi Masyarakat menuliskan daun kelor bisa dikonsumsi dalam kondisi segar, dimasak, atau diolah dalam bentuk tepung sehingga bisa disimpan selama beberapa bulan.
Selain dimanfaatkan secara tradisional, daun kelor juga bisa dikembangkan menjadi produk pangan modern seperti biscuit daun kelor, kerupuk kelor, kue kelor, permen kelor, juga teh daun kelor. Tak hanya daunnya yang bisa dikonsumsi, nyaris semua bagian dari tanaman kelor dapat dikonsumsi.
ADVERTISEMENT
Batang kelor yang biasanya hanya dijadikan sebagai pagar hidup di belakang atau samping rumah, atau sebagai pembatas antara kebun satu dengan kebun lainnya, ternyata juga bisa dikonsumsi. Bagian yang dimanfaatkan sebagai bahan pangan adalah kulit batangnya dengan cara dikerik hingga bagian kayu kemudian ditabur di atas daging atau ikan yang sedang direbus.
Buah daun kelor juga bisa dikonsumsi dan diolah sebagai sayuran. Untuk bisa dikonsumsi, buah kelor yang bentuknya memanjang ini terlebih dahulu dibersihkan kulitnya lalu dipotong-potong. Buah kelor bisa diolah dengan bahan lainnya seperti terong atau kacang panjang sesuai selera. Bisa juga dibelah kulitnya lalu isinya diserut untuk diolah dengan kacang hijau dan santan.
Untuk Kesehatan, Kecantikan, sampai Kelestarian Lingkungan
ADVERTISEMENT
Untuk urusan kesehatan, manfaat daun kelor sudah teruji melalui berbagai penelitian. Wahyudi Isnan dan Nurhaedah menuliskan berbagai manfaat kelor untuk kesehatan, mulai dari menurunkan berat badan dan melancarkan metabolisme, mencegah diabetes, mencegah penyakit jantung karena dapat menghasilkan lipid terosidari lebih rendah.
Kelor juga bisa menyehatkan rambut, mata, mengobati rematik, herpes atau kurap, mengobati penyakit dalam seperti luka lambung, luka usus, dan batu ginjal. Bahkan karena tingginya kandungan antioksidan dan potasiumnya, daun kelor dapat digunakan untuk mengobati kanker.
Tak hanya untuk urusan kesehatan, kelor ternyata juga bermanfaat untuk urusan kecantikan. Aktivitas antioksidan pada ekstrak daun kelor saat ini juga sedang banyak diteliti sebagai campuran dalam alat kecantikan seperti hand and body cream. Daun kelor juga dapat mengatasi kulit kering karena kurang asupan vitamin B2. Kandungan vitamin B2 dalam kelor dapat mengatasi kulit kering dan menjaga kelembapan kulit.
ADVERTISEMENT
Selain untuk keperluan konsumsi, pohon kelor juga bisa dijadikan sebagai tanaman penghijau di sekitar rumah. Bahkan biji kelor bisa dimanfaatkan untuk mengatasi pencemaran air karena limbah pewarna sintetis. Biji kelor juga dapat mereduksi logam berat, sehingga berperan penting dalam pengelolaan air untuk memperbaiki kualitas air. Ekstrak daun kelor juga dapat berfungsi sebagai antimikroba untuk menjernihkan air.
Ya, daun kelor memang sempit dan kecil. Tapi, apakah kita bisa menyamai manfaat dia dalam hal memberikan kebermanfaatan?.
Kansa Berbagi
Daun kelor dan ektrak daun kelor banyak diekspor ke Jepang, sementara orang nusantara sendiri khususnya di Jawa tak banyak yang mau makan daun kelor. Banyak yang justru percaya khasiat daun kelor untuk meruntuhkan ilmu hitam namun tidak dengan dimakan melainkan dengan memukulkan batang yang penuh daun kelor ke tubuh orang yang memili ilmu hitam.
ADVERTISEMENT
Kansa akronim dari Kami Jalan Bersama yang dalam bahasa Jepang ada kata Khansa yang berarti rasa syukur dan terimakasih menginisasi berbagi bibit pohon kelor untuk masyarakat Indonesia yang membutuhkan. Kansa dimotori oleh warga Indonesia yang tinggal di Jepang dengan menghimpun donasi untuk membantu warga Indonesia melalui pandemi.
“Di awal ini kami mulai Rp. 5 juta untuk selanjutnya akan terus bertambah dari teman-teman lain di Jepang maupun di Indonesia. Soal kelor, sebenarnya bisa sayuran apa saja yang jelas ini momentum bagi kita semua untuk mengenal kembali lingkungan termasuk keajaiban pohon-pohon nusantara,” kata inisiator Kansa, Sapto Nugroho.
Selain berupa bibit pohon bantuan juga diberikan dalam dukungannya kepada UMKM kuliner dengan membeli produk mereka dan memintanya untuk dibagi-bagikan kepada yang membutuhkan. (Widi Erha Pradana / YK-1)
ADVERTISEMENT