Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Janjikan Standar Jogoyudan, Hotel Purgatorio Disewakan Rp 69. 960
email: [email protected]
30 Oktober 2019 13:50 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Nuansa bahagia menyelimuti pertemuan warga RW 10 Kampung Jogoyudan, Kelurahan Gowangan, Jetis, Yogyakarta di balai RW pada Selasa (29/10) malam. Mereka merayakan diresmikannya hotel terbaik mereka: Hotel Purgatorio yang dibangun dan dikelola secara gotong royong. Pejabat pemerintahan dari tingkat RT sampai tingkat provinsi hadir menjadi saksi dibukanya hotel kebanggaan warga RW 10 itu.
ADVERTISEMENT
“Hotel Purgatorio siap menjadi pesaing hotel-hotel berbintang seperti 101, Harper, Grand Zurry, dan lainnya,” kata Manajer Hotel Purgatorio, Mr. Mukti Anggoro, mantap.
Kepercayaan diri Mr. Mukti bukan tanpa alasan, pasalnya Hotel Purgatorio dirancang oleh arsitek ternama tanah air, Yoshi Fajar Kresno Murti. Sehingga bukan hal yang muluk-muluk jika Hotel Purgatorio digadang-gadang akan menjadi ancaman serius hotel-hotel berbintang itu.
Di luar balai, damar kurung di samping jalan menuju Hotel Purgatorio sudah menyala. Jika ada yang tidak tahu, damar kurung adalah lampion yang setiap sisinya terdapat gambar yang dibuat oleh anak-anak Kampung Jogoyudan. Ada gambar sungai, ikan, matahari, perkampungan, dan yang lainnya yang bercerita tentang kehidupan anak-anak Kampung Jogoyudan.
Damar kurung-damar kurung tersebut menjadikan suasana malam itu semakin puitik. Seusai peresmian di balai RW rampung, semua orang yang hadir diajak jalan-jalan oleh pihak manajemen hotel untuk melihat kemewahan Hotel Purgatorio.
ADVERTISEMENT
Standar Jogoyudan Diakui Internasional
“Kami tidak mau membuat hotel berstandar internasional. Tapi kami membikin hotel standar Jogoyudan yang diakui internasional,” kata Yoshi, sang arsitek Hotel Purgatorio.
Untuk menciptakan hotel standar Jogoyudan yang diakui internasional, Yoshi mengatakan pihaknya akan membentuk manajemen muda-mudi Kampung Jogoyudan untuk mengelola Hotel Purgatorio.
Meski digadang-gadang akan menjadi hotel terbaik di Yogyakarta, pihak manajemen hotel yang dibangun dengan 50 buah tangga bambu anti-gempa ini tidak melupakan tanggung jawab mereka kepada masyarakat Jogoyudan.
“Kami akan membentuk hospitality ala Jogoyudan. Pelayanan ala kampung,” kata Mr. Mukti.
Inilah yang menjadi keunggulan utama Hotel Purgatorio. Tersedia kasur dan bantal empuk serta kamar mandi. Dekorasi kamar dibuat senyaman mungkin ditambah dengan sirkulasi udara alami, tanpa pendingin ruangan yang boros listrik.
ADVERTISEMENT
Ketika jendela kamar dibuka, kita langsung bisa melihat perkampungan di bantaran Sungai Code dan hotel-hotel besar yang mengelilingi Hotel Purgatorio. Saat malam tiba seperti saat itu, lampu-lampu rumah penduduk seolah menjelma menjadi bintang yang beterbaran di langit.
Selain berbagai fasilitas dan pelayanan tersebut, nantinya juga akan ada berbagai workshop di Hotel Purgatorio. Misalnya workshop kuliner, pembuatan jamu, batik, diskusi, musik, atau nonton film yang tentu akan menambah pengalaman tersendiri bagi siapa saja yang menginap di sana.
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Aris Eko Nugroho, salah seorang pejabat dari Pemprov DIY yang hadir dalam peresmian hotel itu juga sangat terkesan dengan ‘kemewahan’ yang dihadirkan Hotel Purgatorio. Menurut dia, hotel ini bisa dijadikan pilihan tepat bagi para wisatawan yang ingin menikmati romantiknya nuansa kota Jogja.
ADVERTISEMENT
“Kita bisa melihat kehidupan kota dari atas dan hotel-hotel besar yang mengelilingi, konsepnya sangat menarik ya,” kata Aris.
Menurut dia, sensasi menginap di Hotel Purgatorio tidak akan didapatkan di hotel manapun di Jogja. Aris pun mengaku tertarik untuk menginap semalam di Hotel Purgatorio bersama keluarganya.
Penawaran Harga Terbaik
Mulai Rabu (30/10), pemesanan Hotel Purgatorio sudah bisa dilakukan melalui layanan AirBnB. Mr. Mukti memberikan bocoran harga untuk menginap selama semalam; Rp 69.960. Nilai itu tidak sembarangan ditentukan. Pihak manajeman harus melakukan rapat cukup lama hanya untuk menentukan harga sewa selama satu malam.
Usulan demi usulan lahir, mulai dari Rp 69.000, kemudian ada yang mengusulkan Rp 69.100, katanya supaya seperti di toko swalayan yang biasa bilang “seratusnya mau disumbangin kak?”. Namun akhirnya keputusan dari perdebatan panjang itu berakhir pada angka 69.960 yang dinilai paling cocok menggambarkan filosofi hotel rancangan Yoshi Fajar Kresno Murti itu.
ADVERTISEMENT
“(Harga) itu melambangkan bentuk perlawanan, angka 6 dan 9 itu kan berbanding terbalik. Seperti filosofi Hotel Purgatorio yang ingin melawan pandangan umum tentang hotel,” kata Mr. Mukti.
Yoshi memang ingin mendekonstruksi pandangan yang berkembang soal hotel. Dia ingin menunjukkan bahwa setiap orang bisa membangun hotelnya sendiri bahkan dengan site yang ekstrem seperti di Kampung Jogoyudan yang sebenarnya merupakan bantaran Sungai Code.
“Karena substansi hotel itu kan sebenarnya bukan pada bangunan fisiknya, tapi pada hospitaliti,” kata Yoshi.
Hotel Purgatorio adalah bagian dari perhelatan seni rupa dua tahunan Biennale Yogya XV Equator #5 yang dikuratori oleh Penwadee Nopaket Manont (Thailand), Akiq AW (Yogya), Arham Rahman (Yogya). Sedangkan Direktur Eksekutif Yayasan Biennale Yogyakarta pada tahun ini dipegang oleh Alia Swastika. (Widi Erha Pradana / YK-1)
ADVERTISEMENT