Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Makanan di Angkringan dan Kaki Lima Lainnya Aman dari Corona
21 April 2020 19:31 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Imbas pandemi COVID-19, banyak usaha kuliner yang memilih untuk menutup warungnya. Beberapa yang masih buka tampak mengetatkan protokol kesehatan dengan mewajibkan pelanggannya cuci tangan sebelum masuk bahkan ada yang hanya menerima pembelian yang dibungkus atau ojek online.
ADVERTISEMENT
Tapi jika melewati jalanan Jogja, ada beberapa yang tidak berubah. Kita masih bisa melihat pemandangan tenda-tenda angkringan, pecel lele, nasi goreng, atau bakmi, yang nyaris tak ada perbedaan dengan sebelum terjadi pandemi. Lantas, amankah membeli makanan di luar?
Dekan Fakultas Kedokteran Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) UGM, Ova Emilia mengatakan tidak jadi masalah ketika kita membeli makanan di luar. Sebab, sampai sekarang belum ada bukti bahwa virus dapat ditularkan melalui makanan.
‘Sepanjang yang saya tahu belum ada bukti virus dapat menular lewat makanan. Virus ini bukan foodborne ya,” ujar dosen yang bergelar profesor ini ketika dihubungi, Selasa (21/4).
Senada, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DIY, Berty Murtiningsih juga mengatakan tidak menjadi masalah jika seseorang membeli makanan di luar. Sebab menurutnya, virus akan segera rusak atau mati setelah dipanaskan. “Virus akan mati bila dipanaskan,” ujar Berty.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan Makanan di Angkringan?
Namun tidak semua makanan yang dijual merupakan makanan yang baru akan dimasak setelah ada pesanan. Angkringan misalnya, makanan yang disediakan adalah yang sudah dimasak sejak mereka buka di pagi atau sore hari. Nasi kucing, gorengan, tahu bacem, atau sate usus sudah dimasak semua di awal, tidak menunggu ada yang beli dulu. Apakah makanan yang dijual di angkringan juga aman dari bahaya virus corona?
“Virus tidak tahan berada di luar tubuh,” ujar Ova, yang artinya makanan di angkringan tetap aman untuk dimakan.
Yang menjadi pertanyaan justru jamur dan bakteri serta oksidasi dari makanan yang digoreng. Hal ini menurut Ova berpotensi menyebabkan penyakit-penyakit lain. Hal ini juga senada dengan yang disampaikan oleh Berty Murtiningsih. Menurutnya, sanitasi yang higienis setiap penjaja makanan memang harus diperhatikan, tapi bukan hanya masalah corona saja.
ADVERTISEMENT
“Karena banyak penyakit lainnya yang berhubungan dengan bakteri lainnya apabila tidak higienis,” kata Berty.
Selain itu, kebanyakan makanan di angkringan menurut Berty juga sudah ditutup dengan plastik untuk mencegah berbagai macam kotoran menempel ke makanan. Penjaja makanan di DIY menurutnya juga selalu mendapat pembinaan hygiene sanitasi dari dinas kesehatan kabupaten atau kota secara kontinya.
Wajib Jaga Jarak
Yang berbahaya dari membeli makanan di luar bukanlah makanannya, justru cara kita membelinya. Menurut Berty, yang harus dihindari bukanlah makanan yang dibeli di luar, melainkan kerumunan orang-orang di tempat itu. Tidak masalah membeli makanan di luar, asal prinsip tentang menghindari kerumunan, menjaga jarak aman, memakai masker, serta mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir dilakukan secara disiplin.
ADVERTISEMENT
“Beli seperlunya, jangan yang banyak orang. Bila harus ada antrean agar dijaga jarak antreannya juga,” kata Berty.
Berty juga menyarankan supaya ketika membeli makanan di luar usahakan untuk dibungkus dan dibawa pulang saja, tidak dimakan di tempat untuk menghindari kerumunan orang lain. Akan lebih baik sebenarnya jika membawa wadah sendiri dari rumah yang sudah dipastikan bersih dan higienis. “Tapi dengan makanan matang yang dibungkus sudah cukup aman juga,” ujarnya.
Ova Emilia juga menekankan pentingnya mendisiplinkan protokol kesehatan. Sejauh ini, menurutnya telah terjadi kesalahan informasi yang dibesar-besarkan tentang penyebaran virus sehingga membuat masyarakat menjadi panik dan ketakutan.
“Dalam informasi yang terpenting adalah physical distancing, hand hygiene, tidak mengusap muka saat tangan belum bersih, bila ada paparan maka sukarela melakukan isolasi ataupun karantina,” paparnya. (Widi Erha Pradana / YK-1)
ADVERTISEMENT