Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Mengenal Gelodok, Ikan yang Hobi Jalan-jalan di Darat Ketimbang Berenang
email: [email protected]
10 September 2020 20:13 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika sebagian besar jenis ikan hanya bisa bertahan hidup beberapa menit saja di daratan tanpa air, berbeda dengan ikan gelodok atau ikan timpakul. Ikan yang mempunyai nama latin Oxudercinae ini justru sangat hobi jalan-jalan di daratan atau daerah lumpur. Ikan gelodok hanya menghabiskan sedikit waktunya di air untuk sekadar berenang dan bertelur.
ADVERTISEMENT
“Ikan gelodok ini 90 persen dia mampu hidup di darat atau di daerah lumpur dibandingkan dengan di air,” ujar Hidayaturrahmah, peneliti dari FMIPA Universitas Lambung Mangkurat (ULM) dalam seminar daring yang diadakan FMIPA ULM Kamis (3/9).
Ikan gelodok merupakan ikan eksotik yang memiliki dua sirip di punggungnya yang sangat cantik, sirip punggung ini disebut dengan sirip dorsal. Sirip pertama berbentuk menyerupai kipas yang membulat, sementara sirip dorsal kedua berbentuk seperti kipas yang memanjang. Tubuh ikan gelodok juga memiliki corak yang sangat indah, dengan bintik-bintik berwarna biru atau putih keperakan.
“Dan juga memiliki sirip ekor yang cantik dengan bentuk yang membulat,” lanjutnya.
Selain itu, ikan gelodok juga memiliki modifikasi desain pada sirip pektoral atau sirip dada yang bisa menekuk seperti kaki dan ada otot yang berkembang di sirip tersebut. Modifikasi desain pada sirip pektoral inilah yang membuatnya bisa berjalan di darat atau di lumpur. Ikan ini juga memiliki modifikasi sirip ventral yang terdapat di perutnya. Modifikasi sirip ventral ini membuatnya bisa mencengkeram, yang memungkinkan dia bisa menempel ke suatu permukaan.
ADVERTISEMENT
“Sehingga dia juga dapat memanjat atau mendaki di akar-akar pohon mangrove,” ujarnya.
Ikan gelodok mempunyai sepasang mata yang melotot seperti katak, sehingga ikan ini juga kerap disebut-sebut menyerupai amfibi.
Ikan gelodok tersebar di samudera Pasifik dari laut merah sampai Afrika di selatan Jepang. Ada juga di Australia, Oceania, India, serta di Papua Nugini. Di Indonesia, ikan gelodok bisa dijumpai di Jawa, Maluku, Sumatera, dan paling banyak ada di Kalimantan.
“Habitat alaminya berada di ekosistem mangrove yang terdapat di sepanjang pantai dan muara sungai yang masih dipengaruhi oleh aksi pasang surut air laut,” ujar Hidayaturrahmah.
Selain bisa berjalan dan memanjat akar pohon mangrove, ikan gelodok juga bisa melompat dan meliuk-liukkan badannya seolah sedang menari. Kemampuannya melompat ini digunakan untuk menangkap mangsa maupun menghindari predator yang akan memangsanya.
ADVERTISEMENT
Ikan gelodok atau timpakul merupakan jenis ikan predator. Ikan ini biasa memangsa katak, belalang, kepiting, atau ikan-ikan kecil lainnya seperti anakan ikan gabus dan ikan betok.
Sementara itu, kompetitor atau pemangsa ikan gelodok biasanya berupa ular, beberapa jenis burung, serta kepiting-kepiting yang ukurannya lebih besar.
Ikan Pemalas dan Bermuka Dua
Oleh masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan, nama timpakul berarti ikan yang malas. Pemberian nama ini tidak lepas dari sifat ikan gelodok yang suka bermalas-malasan di lumpur untuk beradaptasi dengan lingkungannya.
“Ikan ini suka berjemur di lumpur, membolak-balikkan badannya di lumpur, sehingga terkesan dia malas,” ujar Hidayaturrahmah.
Oleh masyarakat Banjar, ikan ini juga diartikan sebagai ikan yang bermuka dua. Sebab, adaptasinya yang bisa hidup di darat dan air. Kemampuannya untuk hidup di dua alam inilah yang kemudian membuat masyarakat menjulukinya sebagai ikan bermuka dua.
ADVERTISEMENT
“Karena adaptasinya bisa ada di darat atau lumpur dan ada juga di air, sehingga ikan ini juga disebut sebagai ikan yang bermuka dua,” ujarnya.
Kemampuanya hidup di darat atau di lumpur didukung oleh adanya respirasi aktif, dimana selain menggunakan insang, pernapasannya juga dibantu oleh selaput lendir yang ada di mulut dan kerongkongannya serta pembuluh kapiler yang terdapat di seluruh tubuhnya. Selain itu, ikan gelodok juga mempunyai operculum yang dapat mengembang dan menyempit yang terisi air atau oksigen.
“Sehingga ketika di darat dia bisa bertahan lebih lama dibandingkan dengan ikan pada umumnya,” lanjutnya.
Jika ikan pada umumnya tidak bisa berkedip, lain dengan ikan gelodok. Sepasang matanya yang melotot ternyata bisa dikedipkan, sehingga tidak perlu kaget jika menemuinya dia berkedip. Hal ini dikarenakan ikan gelodok memiliki lapisan kornea di matanya.
ADVERTISEMENT
“Dengan lapisan kornea di matanya itu sehingga bisa menahan air ketika sedang berada di dalam air,” ujar Hidayaturrahmah.
Di Indonesia Jadi Pakan Ternak, di Luar Negeri Jadi Menu Mahal di Restoran
Di Indonesia, ikan gelodok biasanya dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pakan ternak dan ikan. Banyak juga yang menjadikan ikan ini sebagai umpan untuk memancing. Padahal, di luar negeri ikan gelodok sudah biasa dikonsumsi bahkan menjadi menu dengan harga tinggi di restoran-restoran.
“Di Bangladesh, China, Jepang, Korea, Filipina, Taiwan, Thailand, dan Vietnam, ini sudah dijadikan makanan di restoran sebagai sup ikan segar atau masakan ikan yang dibakar,” ujar Hidayaturrahmah.
Jika dibandingkan dengan ikan air tawar, ikan gelodok termasuk memiliki kandungan protein yang tinggi. Pada 2013, penelitian yang dilakukan oleh Purwaningsih menemukan bahwa ikan gelodok mengandung protein hingga 58,72 persen. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Santoso pada 2018, menemukan protein yang terkandung di dalam ikan gelodok mencapai 18,24 persen.
ADVERTISEMENT
Perbedaan nilai ini menurut Hidayaturrahmah disebabkan karena perbedaan geografis atau daerah yang menjadi habitat ikan gelodok yang diteliti. Tingginya kandungan protein inilah yang membuat olahan kuliner ikan gelodok cukup digemari oleh orang-orang di luar negeri.
Selain untuk dikonsumsi, secara nutriceutical, Hidayaturrahmah mengatakan bahwa sebelumnya telah ada penelitian yang dilakukan oleh Mukhtar pada 2012 dengan mengekstrak minyak ikan gelodok dan diujicobakan ke mencit putih.
Hasilnya, ekstrak minyak ikan gelodok berpengaruh terhadap aktivitas seksual mencit putih jantan.
Di Jepang dan Malaysia, ikan gelodok biasa dijadikan sebagai obat forex untuk menjaga dan memperkuat stamina daya tahan organ vitalitas. Sementara di China, Korea, dan juga Jepang, ikan gelodok biasa dijadikan sebagai makanan kesehatan yang dipercaya dapat meningkatkan gairah seksual serta melancarkan peredaran darah organ genital pria dan wanita sehingga bisa mengobati impotensi pada pria.
ADVERTISEMENT
Selain itu, daging ikan gelodok juga mengandung asam amino non esensial, yakni taurine lebih tinggi ketimbang daging sapi. Hal ini menjadikannya bisa digunakan untuk membantu membuat jaringan pada otak, otot, dan jantung sehingga sangat baik untuk kesehatan. Di daerah Kalimantan, ikan gelodok juga biasa dijadikan sebagai obat asma dan rematik.
“Kemudian dijadikan obat tradisional untuk mengatasi diare dan sering buang air kecil pada anak-anak,” ujar Hidayaturrahmah. (Widi Erha Pradana / YK-1)