Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Menghibur Mahasiswa di Demo Omnibus Law Jogja, Mbah Bambang: Jangan Loyo!
email: [email protected]
21 Oktober 2020 14:01 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Aliansi Rakyat Bergerak (ARB) kembali menggelar aksi tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja. Kali ini, aksi digelar di Bundaran UGM, Selasa (19/10) dengan konsep panggung teatrikal.
ADVERTISEMENT
Satu per satu massa aksi naik ke panggung, ada yang berorasi, banyak juga yang bernyanyi untuk menyampaikan aspirasinya. Leo Bambang Heru Prasetyo, 66 tahun, adalah salah seorang massa aksi yang naik ke panggung dan menyuarakan ketidakpuasannya dengan pemerintah sekarang dengan cara bernyanyi.
Dia membawakan lagu Tatu ciptaan Didi Kempot, yang dia ubah liriknya menjadi lirik-lirik perlawanan terhadap kebijakan-kebijakan negara. Dia menyinggung RUU HIP, BPIP, dan tentunya UU Ciptaker dalam lagu yang dia bawakan.
Di usianya yang sudah tidak muda, Bambang terpanggil datang dan turun ke jalan untuk memberikan dukungan kepada mahasiswa, pelajar, buruh, dan elemen masyarakat lain yang tergabung dalam demonstrasi menolak Omnibus Law UU Ciptaker.
“Saya mau suport anak-anak ini, jangan sampai loyo, jangan sampai gagal perjuangannya. Kalau ini berhenti sampai di sini tok, enggak ada apa-apanya. Enggak menyelesaikan persoalan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Melihat banyak anak muda yang turun ke jalan, Mbah Bambang merasa senang. Karena menurutnya, itu menandaka masih ada anak-anak muda yang waras dan peduli dengan bangsa dan negaranya.
Meski sudah tua, Mbah Bambang tidak bisa lepas dari permasalahan-permasalahan negara. Setiap hari, dia masih mengikuti berita-berita tentang situasi politik dari koran dan internet.
Ketika tahun 1980-an, dia adalah seorang aktivis yang tergabung dengan berbagai gerakan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Tahun lalu, dia juga ikut turun dalam aksi Gejayan Memanggil yang mengangkat isu pelemahan KPK dan RUU KUHP.
"Saya akan datang ke Jakarta besok, gabung sama massa aksi tanggal 28 Oktober," ujarnya.
Mbah Bambang mewanti-wanti kepada para mahasiswa dan massa aksi lainnya terhadap adanya penyusup dan pihak-pihak yang mencoba menunggangi aksi. Menurutnya para penunggang gelap itulah yang telah menggerogoti perjuangan, sengaja melakukan provokasi sehingga membuat imej massa aktif menjadi tercoreng.
ADVERTISEMENT
"Yang anarki itu yang nunggangin. Dia membikin suasana menjadi keruh, lalu disikatlah yang enggak jahat-jahat ini. Jangan sampai kemudian nanti ada penyusup," ujar Mbah Bambang. (Widi Erha Pradana / YK-1)