Menolak Nganggur dengan Bertani Anggur

Konten dari Pengguna
1 Februari 2021 13:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Menolak Nganggur dengan Bertani Anggur
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masyarakat dipaksa memutar otak agar tak menganggur. Dan pertanian salah satu bidang usaha yang banyak dipilih selama pandemi ini. Timbang menganggur, Aris Munandar, dari Kampung Cipari, Banten memilih budidaya anggur.  
ADVERTISEMENT
Akhir 2020, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat adanya penambahan angka pengangguran sebesar 2,67 juta orang, sehingga jumlah pengangguran di Indonesia pada akhir 2020 mencapai 9,77 juta orang. Penambahan jumlah pengangguran ini tidak lain disebabkan ambruknya perekonomian karena pandemi.
Tak hanya 2 juta lebih orang yang kehilangan pekerjaannya, sebanyak 24,03 juta orang juga terkena dampak pandemi dalam bentuk pengurangan jam kerja. Dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat pada 2021 jika situasi perekonomian tak kunjung pulih karena pandemi yang makin menjadi.
Masyarakat dipaksa memutar otak dan banting tulang supaya tetap dapat penghasilan dan tak menganggur. Salah satu yang sektor yang banyak digeluti baik sebagai usaha alternatif maupun usaha utama di tengah pandemi ini adalah pertanian.
ADVERTISEMENT
Seperti yang dilakukan oleh Aris Munandar, di rumahnya di Kampung Cipari, Desa Ciakar, Tangerang, Banten, dia menolak menganggur dengan cara budidaya anggur. Dia memilih berhenti sebagai karyawan swasta, dan beralih sebagai petani anggur.
Ada beberapa jenis anggur yang dia tanam sekarang, di antaranya jenis ninel, transfiguration, banana, dan julian. Menurut dia, anggur merupakan komoditas yang menjanjikan untuk dibudidayakan, selain bisa dimanfaatkan untuk berbagai hal, pasarnya juga masih terbuka lebar.“Harganya juga cukup tinggi, asal kita bisa men-treatment tanaman anggur kita dengan baik, maka kita bisa dapatkan hasil yang menggiurkan,” ujar Aris Munandar dalam sebuah seminar daring yang diadakan Sinar Mas Land, Sabtu (30/1).
Tapi hasil menggiurkan ini mesti dibarengi dengan usaha yang cukup ekstra juga. Sebab, budidaya anggur untuk menghasilkan buah terbaik memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Karena itu, sampai sekarang masih sedikit petani anggur di Indonesia yang bisa dikatakan sukses.“Tapi justru di situlah peluangnya, asal kita mau pelajari, peluangnya masih sangat lebar,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Anggur Masam dan Tak Mau Berbuah
Salah satu kendala yang kerap dialami dalam budidaya anggur adalah lambatnya proses pertumbuhan tanaman. Ketika tanaman anggur tak kunjung tumbuh tentu akan berdampak pada lamanya proses tanaman berbuah, bahkan tidak menutup kemungkinan pohon akan mati sebelum berbuah.
Masalah ini menurut Aris kemungkinan terjadi karena adanya masalah pada akar tanaman anggur. Karena itu, penggunaan media tanam yang tepat merupakan kunci untuk mengatasi permasalahan ini.
Karena akar tanaman anggur merupakan akar serabut, maka media yang dapat digunakan biasanya kompos, pasir, sekam bakar, dan sekam mentah yang sudah lapuk.“Kalau kita menggunakan sekam yang masih baru itu biasanya akan menimbulkan hama uret,” ujar Aris Munandar.
Selain lambatnya pertumbuhan tanaman, tak jarang pohon anggur yang berbuah memiliki rasa yang masam. Rasa masam ini bisa disebabkan karena banyak faktor, terutama pemupukan yang tidak benar.
ADVERTISEMENT
Supaya anggur memiliki rasa yang lebih manis, bisa menggunakan pupuk NPK dengan kadar K yang tinggi dan pengapuran dolomit. Kadar K tinggi diberikan ketika tanaman disuburkan sebelum proses pemangkasan untuk berbunga.“Sebab, Kalium ini berperan sebagai katalisator enzim dalam pembentukan gula dari amilum. Sehingga pupuk dengan kadar K tinggi akan membuat anggur semakin manis,” ujarnya.
Pupuk dengan kadar K tinggi biasanya diberikan pertama ketika tanaman berumur 11 bulan pascatanam. Caranya, benamkan 1 ons NPK dengan takaran 1:2:2 sejauh satu meter di sekeliling batang setiap 10 hari. Pemberian pupuk ini dilakukan sebanyak empat kali sebelum tanaman dipangkas.Sedangkan pada umur dua sampai 11 bulan, pupuk yang digunakan adalah NPK dengan perbandingan 2:2:1.
Pengapuran dengan dolomit juga berperan penting dalam memaniskan buah, sebab kapur dolomit mengandung Magnesium sebagai satu-satunya mineral penyusun klorofil.“Sehingga dengan tidak langsung, proses pembentukan gula jadi lebih optimal ketimbang tanaman yang kurang Magnesium,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Mulai Menanam Anggur
Untuk memulai budidaya anggur, yang perlu disiapkan pertama tentu lahan. Ada beberapa kriteria lahan yang perlu dipenuhi sebagai lokasi menanam anggur.
Pertama, upayakan lokasi tidak berada di daerah dengan angin kencang sebab dapat menghambat pertumbuhan anggur dan merusak tanaman. Usahakan juga lahan mendapat sinar matahari langsung untuk memaksimalkan proses pertumbuhan tanaman dan buah.“Usahakan lahannya sudah subur dan mudah menyerap air, sebab tanaman anggur itu tidak tahan dan akan mati jika berada di genangan air. Untuk pH, yang paling cocok itu antara 6,5 sampai 7,” ujar Aris Munandar.
Setelah memiliki lahan, langkah kedua adalah memilih bibit yang berkualitas. Bibit yang berkualitas memiliki 3 ruas batang dengan ukuran panjang 25 sampai 30 cm.Batang bibit yang bagus memiliki bentuk bulat dengan diameter sekitar 1 cm, kulit berwarna cokelat, serta pada bagian bawah kulit batang berwarna hijau.“Tunas pada bibit anggur juga terlihat kokoh, padat, dan besar,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Usahakan menggunakan bibit yang sudah berusia minimal lima bulan dan memiliki daun tiga sampai empat helai. Jika sudah memiliki bibit yang berkualitas, maka proses penyemaian bisa dimulai.
Penyemaian bibit bisa dilakukan di pot atau polybag dengan media tanam berupa tanah atau sekam yang sudah dicampur dengan pupuk. Terakhir, lakukan penyiraman setiap pagi dan sore hingga usia bibit mencapai dua bulan hingga tumbuh tunas baru dan memiliki banyak akar.“Baru setelah itu bibit bisa dipindahkan ke lahan yang sudah kita siapkan sebelumnya,” lanjutnya.
Anggur yang sudah ditanam perlu mendapat perawatan yang cukup intensif. Perawatan merupakan tahap yang cukup krusial, sebab akan menentukan kualitas  anggur yang dihasilkan.Ada beberapa perawatan yang mesti dilakukan, seperti penyiangan atau pembersihan lahan dari tanaman gulma dan pemupukan.“Untuk penyiraman, lakukan terus secara rutin dari awal penanaman hingga pemangkasan, tapi jangan sampai tergenang air,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Langkah terakhir adalah pemanenan. Salah satu ciri utama anggur yang siap panen adalah memiliki tekstur buah yang kenyal dan lunak. Selain itu, warna pada buah juga sudah merata dan sangat mudah lepas dari tangkainya.“Anggur yang sudah dipanen ini jangan ditumpuk, karena itu akan merusak buah,” kata Aris Munandar. (Widi Erha Pradana / YK-1)