Rahasia Startup Bisa Makin Sukses Selama Pandemi COVID-19

Konten dari Pengguna
22 Januari 2021 13:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi: Pixabay
ADVERTISEMENT
Saat lebih mudah menemukan berita perlambatan ekonomi dan PHK di banyak perusahaan selama pandemi COVID-19, sejumlah rintisan perusahaan teknologi justru mencatatkan kinerja kinclong. 
ADVERTISEMENT
Cek di mesin pencari, sejumlah startup justru gencar melakukan penetrasi pasar di tahun 2020. Titipku, Botika, Qiscus, dan ProSehat, sejumlah startup yang berkantor di Jogja berbagi kisah bagaimana mereka meraih kinerja kinclong sepanjang tahun pandemi. Mereka mengaku meraih pertumbuhan ratusan hingga ribuan persen di beberapa aspek bisnis mereka.
Momentum adalah Kunci. Ya, pandemi adalah justru momen penting bagi perusahaan teknologi untuk meraih pertumbuhan maksimal. Manajer Marketing dan Co-Founder Titipku, Faradhita Delicia mengatakan bahwa pembatasan sosial selama pandemi justru menjadi momentum bagi Titipku. 
“Masyarakat harus di rumah dan aktivitas berbelanjanya menjadi terbatas. Nah, di saat itulah Titipku hadir dengan program Fight Corona, di mana kami berkomitmen untuk melayani belanja kebutuhan harian masyarakat secara online. Saat ini, pilihan pasar dan produk harian yang tersedia di Titipku sudah semakin lengkap. Jadi, Titipku semakin siap dalam melayani kebutuhan masyarakat selama PPKM besok," papar Faradhita awal tahun ini. 
ADVERTISEMENT
Kebiasaan baru selama pandemi juga menjadi momentum bagi Botika untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki. Mereka menyasar perusahaan-perusahaan yang ingin meningkatkan kualitas pelayanan, terutama mereka yang harus berkomunikasi dengan konsumennya secara aktif.
“Dan peluang itu Botika ambil untuk bisa meningkatkan pelayanan ke perusahaan khususnya perusahaan yang memang harus berkomunikasi dengan konsumen secara aktif melalui berbagai channel social media dan platform digital lainnya,” kata Co-Founder sekaligus Business & Partnership Botika, Galuh Koco Sadewo.
Capaian positif Botika tahun 2020 menurut Galuh juga tidak bisa dilepaskan dari berbagai faktor yang menjadi kunci. Selain budaya digitalisasi yang semakin tinggi sehingga layanan Botika semakin banyak dibutuhkan, kecepatan dalam merespons keadaan juga sangat penting. Entah itu dari sisi produk, inovasi, pemasaran, dan tim.
ADVERTISEMENT
Optimisme tim juga sangat penting, karena kata Galuh, nilai-nilai positif sangat mempengaruhi kinerja. Dan yang paling penting, Galuh dan timnya di Botika sudah terbiasa bekerja secara fleksibel.“Kami terbiasa kerja fleksibel, dengan WFH kami malah lebih produktif. Karena banyak pekerjaan yg bisa di lakukan di luar kantor,” kata Galuh.
Selain itu, perusahaan juga harus memiliki road map atau peta jalan dengan arah yang jelas. Tanpa road map yang jelas, maka arah pengembangan perusahaan menjadi tidak jelas dan sulit untuk bertahan ketika menemui situasi atau keadaan baru.
Melihat capaian-capaian positif sepanjang 2020, membuat Botika menetapkan target lebih tinggi di periode berikutnya. Tahun 2021, mereka menargetkan pertumbuhan sebesar tiga kali lipat secara YoY.“Kami telah menyiapkan beberapa terobosan teknologi yang nanti akan kami luncurkan di tahun 2021,” kata Galuh.
ADVERTISEMENT
Sejumlah strategi yang sudah mereka siapkan supaya target tahun depan tidak sekadar jadi khayalan di antaranya pengembangan layanan TextToSpeech V.2. Nantinya, layanan itu akan dikembangkan dengan pilihan voice baru yang lebih natural.“Sehingga bisa mendukung para creator YouTube supaya bisa bikin voice over bahasa Indonesia yang natural,” ujarnya.
Mereka juga akan terus mengembangkan Chatbot Designer For Enterprise untuk mendukung otomatisasi customer service perusahaan. Hal ini dinilai penting, karena meskipun nantinya pandemi bisa diatasi, namun digitalisasi tetap tidak bisa dielakan terutama karena masyarakat sudah terbiasa dengan perkembangan teknologi yang serba digital.2021, mereka juga berencana untuk meluncurkan Chatbotika, sebuah layanan untuk membantu UMKM bangkit dari krisis karena pandemi.“Semoga resolusi-resolusi ini bisa tercapai. Sekarang kami sedang menyiapkan semuanya supaya 2021 bisa lebih baik lagi,” ujar Galuh Koco Sadewo.
ADVERTISEMENT
Inovasi dan Kolaborasi
Startup ProSehat berbagi tentang kecepatan dalam adaptasi sekaligus tetap inovatif dan mendorong kolaborasi. Saat isu COVID-19 (saat itu dikenal sebagai virus corona) ProSehat bergerak cepat untuk melakukan berbagai penyesuaian bisnis. 
Sepanjang 2020, Founder dan CEO ProSehat, G. Bimantoro mengatakan bahwa perusahaannya  melakukan banyak sekali penyesuaian yang dilakukan setiap kuartal sesuai dengan kebutuhan baik masyarakat maupun rumah sakit atau klinik.“ProSehat banyak mengejar dengan joint product development dengan mitra yang potensial untuk jangka panjang,” ujarnya.
Selain sigap menghadapi situasi baru dengan berbagai inovasi, kunci lain ProSehat bisa semakin berkembang di tengah situasi pelik seperti sekarang adalah kolaborasi. Selama ini, Bimantoro mengatakan bahwa ProSehat terbuka untuk kerja sama dengan berbagai komunitas. Apalagi di awal pandemi gerakan sosial sangat banyak.“Dan itu menjadi peluang untuk menambah mitra baru baik dari segi supply chain maupun pelayanan kesehatan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Supaya bisa terus tumbuh, ke depan mereka akan terus mengembangkan layanan di berbagai sisi. Mereka akan meningkatkan kolaborasi strategis untuk mengembangkan Health IoT, sebagai solusi dari permasalahan layanan kesehatan di tengah pandemi.“Kami juga akan menambahkan kerja sama fasilitas kesehatan baik RS dan Klinik yang saat ini sudah ada di lebih dari 25 kota,” ujarnya.
Trust and Resilience
Qiscus termasuk beruntung, sebab seluruh operasional karyawan bisa dikerjakan dari rumah. Keputusan menjalankan operasional secara online dilakukan dengan cepat, hanya beberapa hari setelah ditemukannya kasus COVID-19 pertama di Solo.
Setelah itu, mereka mengadakan beberapa townhall meeting yang dihadiri seluruh karyawan perusahaan, internall survei, serta dikusi dengan leadership team. Hal itu dimaksudkan untuk memformulasikan dan menjelaskan strategi mereka dalam menghadapi situasi pandemi yang tak menentu.
ADVERTISEMENT
“Serta untuk memastikan transparansi yang baik, kepercayaan dari team di Qiscus, serta agar semuanya bisa fokus untuk terus tumbuh dalam kondisi apapun,” kata CEO Qiscus, Delta Putra Widyangga.
Hanya butuh dua pekan sejak mengubah operasional, mereka sudah berhasil memformulasikan strategi dalam kondisi pandemi dan memastikan setiap tim siap dengan stratginya, untuk kemudian dieksekusi untuk mencapai target yang sudah ditetapkan.
Trust dan resilience menurut Delta adalah dua hal kunci yang membuat Qiscus bisa bertahan, bahkan makin berkembang di tengah pandemi. Dia selalu menyampaikan kepada seluruh karyawan untuk saling percaya, baik kepada manajemen, manajer, rekan kerja, maupun terjadap kemampuan diri sendiri.“Ini menjadi sangat penting dalam kondisi pandemi yang kita saling berjauhan di rumah masing-masing dan banyak hal menjadi lebih sulit diprediksi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, resilience atau ketahanan menurutnya lebih dari kemampuan untuk menghadapi tantangan dan kesulitan. Resilience juga punya makna untuk selalu beradaptasi, berinovasi, dan bekerja satu sama lain.Pada 2021 ini, mereka akan semakin fokus pada strategi kemitraan. Mereka akan melanjutkan kemitraan strategis dengan Synnex Metrodata Indonesia yang sudah dijalin sejak 2020 serta semakin melebarkan sayap denan kemitraan-kemitraan lain.“Baik dengan perusahaan di Indonesia maupun regional di Asia Tenggara,” ujar Delta Putra Dwiyangga. (Widi Erha Pradana / YK-1)