Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tak Hanya Menyerap Air, Akar Pohon Ternyata Juga Mengeluarkan Air
email: [email protected]
23 Agustus 2020 13:17 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Keberadaan mata air tidak bisa dilepaskan dari adanya pohon di sekitarnya. Daerah yang memiliki banyak pohon-pohon besar memiliki potensi mata air yang lebih besar ketimbang daerah yang pepohonnya sedikit, apalagi tidak ada sama sekali.
ADVERTISEMENT
Pakar Biologi Tanaman dari Fakultas Biologi UGM, Diah Rachmawati mengatakan bahwa akar pohon sebenarnya menyerap air dari tanah hanya untuk kebutuhannya sendiri dalam melakukan fotosintesis. Tapi ketika tanah atau lingkungan di sekitarnya kering, misalnya karena sedang musim kemarau, akar pohon ternyata bisa mengeluarkan air yang dia kandung supaya lingkungan di sekitarnya tetap lembab sebagai upaya penundaan dehidrasi pada pohon.
“Tapi seberapa besar tergantung tanamannya juga, semakin besar ya air yang dikeluarkan akan semakin banyak. Tapi ketika musim kering, tentu debitnya juga akan berkurang,” ujar Diah Rachmawati ketika dihubungi, Jumat (21/8).
Dengan adanya pori-pori pada tanah yang disebabkan karena adanya akar pohon, air hujan akan terserap dan terikat di dalam pori-pori tersebut, tidak sekadar menjadi air limpasan. Itu kenapa, daerah-daerah yang terdapat mata air jenis tanahnya memiliki pori-pori besar.
ADVERTISEMENT
“Itu kenapa jarang sekali ada mata air yang tanahnya pasir, karena pasir itu tidak menyimpan air. Air itu akan tersimpan di pori tanah, semakin kecil pori tanah itu kemampuan menyimpan airnya semakin kecil,” lanjutnya.
Akar pohon juga dapat memperlambat terjadinya proses penguapan atau evaporasi pada tanah, karena akar pohon akan mengondisikan kandungan air di sekitarnya. Banyaknya akar-akar cabang dari akar utama yang saling berkaitan satu sama lain akan mengikat air sehingga dapat memperlambat laju penguapan pada tanah.
“Dengan adanya tanaman, air itu akan terkondisikan supaya tetap ada di sekitarnya,” lanjutnya.
Senada, pendiri Tanah Tinggi, sebuah LSM yang bergerak di bidang upaya konservasi air, Muhammad Ridwan, juga mengatakan akar pohon memiliki peran penting dalam membantu tanah untuk menyimpan air. Struktur akar pada pohon akan menciptakan rongga-rongga kecil di dalam tanah.
ADVERTISEMENT
“Rongga-rongga inilah yang dapat terisi air, sehingga kelembapan tanah bisa dipertahankan. Diibaratkan, akar ini membuat tanah layaknya seperti spons,” ujar Muhammad Ridwan.
Akar pohon memang akan menyerap air sesuai dengan yang dia butuhkan. Kendati demikian, tidak semua air yang dia serap akan langsung dihabiskan untuk kebutuhannya. Air yang diserap oleh akar pohon juga ada yang dijadikan sebagai cadangan untuk keperluan metabolisme dan sebagainya.
“Seperti kita minum, kan tidak semuanya habis, harus ada yang tertinggal di badan biar tetap terhidrasi,” lanjutnya.
Bagaimana Mata Air Terbentuk
Terbentuknya mata air membutuhkan proses yang panjang, karena tidak semua daerah yang memiliki banyak pohon juga terdapat mata air di sekitarnya. Perlu waktu yang lama supaya air dapat terkumpul di suatu tempat hingga di titik tertentu dia akan muncul ke permukaan tanah.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya membuat mata air bukan hal yang mustahil. Tapi tetap saja banyak faktor yang mempengaruhi bagaimana mata air itu terbentuk, misalnya karakter tanah, lokasi, geomorfologi, dan sebagainya. Tanah, bukan satu-satunya aktor dalam terbentuknya sebuah mata air.
Jangankan membuat mata air baru, menghidupkan lagi mata air yang telah matipun sangat sulit. Itu kenapa, menjaga keberadaan pohon di sekitar mata air menjadi upaya yang sangat penting supaya air yang terkandung di dalam tanah bisa terjaga dan tidak pergi ke mana-mana.
“Makanya upayanya adalah bagaimana pohon-pohon besar di sekitar mata air jangan sampai ditebangi. Karena ketika mata air itu sudah mati, menghidupkannya tidak sesederhana menanaminya lagi dengan pohon,” ujar Diah Rachmawati.
Senada, Ridwan juga mengatakan bahwa mungkin saja mata air itu dibuat, meski perlu proses yang panjang dan tentunya tidak selalu berhasil. Mata air muncul ketika ada rongga atau celah di tanah yang memberikan jalan bagi air tanah untuk mengalir ke permukaan. Biasanya, pohon-pohon besar seperti beringinlah yang akan membantu membuat celah atau rongga ini.
ADVERTISEMENT
“Makanya cukup sering kita jumpai mata air di bawah pohon-pohon besar ini,” ujar Muhammad Ridwan.
Prinsipnya, proses terbentuknya mata air pertama harus ada air yang terserap dulu ke tanah yang akhirnya akan menjadi mata air. Karena rongga yang menampung air tanah ini terbatas, maka semakin lama tekanannya akan semakin tinggi, sehingga air tanah tersebut akan keluar melalui celah-celah yang dibuat oleh akar pohon, dan terbentuklah mata air.
“Jadi syaratnya agar ada mata air yang harus ada resapan air dulu. Artinya semakin sedikit pohon, semakin sedikit daya serap air, maka semakin kecil kita mendapatkan air dari mata air,” ujarnya.
Memilih Pohon Terbaik untuk Menjaga Mata Air
Pohon yang paling baik dalam membantu tanah menyimpan air adalah jenis pohon dikotil. Pohon dikotil memiliki akar tunggang, yaitu ada satu akar utama yang kemudian memiliki sejumlah cabang yang tersebar ke berbagai arah. Ciri-ciri pohon dengan akar yang baik untuk upaya konservasi air, dia memiliki tajuk atau kanopi yang rimbun.
ADVERTISEMENT
“Misalnya kelompok beringin, gayam, trembesi. Kalau akarnya kan kita enggak bisa lihat, yang bisa kita lihat adalah tajuknya. Jadi tajuknya yang relatif rimbun, rindang, itu ciri-cirinya,” ujar Diah Rachmawati.
Tajuk yang kanopinya rimbun juga berkaitan dengan dengan penundaan evaporasi pada tanah. Dengan adanya tajuk yang rimbun, maka kelembapan di sekitarnya menjadi rendah sehingga laju evaporasinya menjadi rendah pula.
“Laju evaporasi yang rendah menyebabkan ketersediaan air di dalam tanah itu relatif tinggi,” lanjutnya.
Muhammad Ridwan menjelaskan, semakin kompleks struktur akar di dalam tanah, maka akan semakin banyak rongga di dalam tanah yang dia ciptakan. Implikasinya, kemampuan tanah untuk mempertahankan air juga akan semakin baik.
Sebaliknya, semakin sederhana struktur akarnya, maka kemampuannya untuk membantu tanah menyimpan air juga semakin kecil. Ada banyak faktor yang memengaruhi penyerapan air tanah oleh pohon, di antaranya adalah kecepatan tumbuh, struktur akar, ketersediaan matahari, dan sebagainya.
ADVERTISEMENT
“Kalau ada yang rakus air, biasanya pohon itu memang membutuhkan banyak air untuk tumbuh optimal. Sedangkan pohon lain dapat tetap tumbuh optimal tanpa mengonsumsi banyak air,” ujar Muhammad Ridwan.
Ridwan menyebutkan, pohon-pohon kelompok beringin (Ficus), sudah banyak diakui kemampuannya dalam membantu mempertahankan air di dalam tanah. Misalnya Sepreh (Ficus macrocarpa), Ipik (Ficus retusa), Elo (Ficus racemose), Bulu (Ficus anulata), serta beringin itu sendiri (Ficus benjamina).
“Ada lagi Trembesi, Gayam, Randu, Bendo. Paling mudah, lihat saja tajuk pohonnya, kalau dia rindang dan besar, makan akarnya juga kira-kira seperti itu,” kata Ridwan menegaskan. (Widi Erha Pradana / YK-1)