Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Yogya Tambah 2 Laboratorium untuk Periksa Sampel COVID-19
7 April 2020 15:55 WIB
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Dalam kondisi bencana nasional yang disebabkan pandemi COVID-19, maka kebutuhan terhadap hasil penegakan diagnosis laboratorium yang cepat dan akurat sangat diperlukan. Semakin cepat terdiagnosis, pasien akan lebih cepat teridentifikasi dan mendapatkan perlakuan khusus seperti isolasi dan mendapat tata laksana COVID-19. Selain itu, pelacakan (tracing) terhadap Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan pengambilan tindakan karantina penting dilakukan untuk mencegah penyebaran virus secara lebih luas.
ADVERTISEMENT
Prasyarat sebuah laboratorium agar bisa melakukan pemeriksaan sampel COVID-19 adalah mempunyai standar laboratorium dengan level BSL-2 plus (Bio Safety Lab). Sesuai Keputusan Menkes Nomor HK.01.07MENKES/182/2020 tentang Jejaring Laboratorium Pemeriksaan COVID-19, di Yogyakarta saat ini hanya Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Daerah Istimewa Yogyakarta yang bisa melakukan tes diagnosis COVID-19.
Mulai Bekerja 7 April
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan, Siswanto menyampaikan soal keterbatasan kapasitas lab yang sudah ditunjuk Pemerintah dalam melakukan tes diagnosis COVID-19. Keterbatasan ini dikarenakan semakin meningkatnya jumlah kasus COVID-19 dan diperluasnya definisi individu yang perlu diperiksa agar mampu menghentikan transmisi penyakit di populasi. Oleh karena itu, mewakili Pemerintah, Siswanto meminta kepada universitas untuk dapat berperan dalam pemeriksaan sampel Covid-19.
ADVERTISEMENT
Menanggapi permintaan tersebut, Universitas Gadjah Mada melalui Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, melakukan identifikasi lab yang memenuhi kriteria tersebut. Hasilnya, terdapat dua (2) laboratorium yang memenuhi syarat BSL-2 plus yaitu Laboratorium Diagnostik Yayasan Tahija (WMP Yogyakarta) dan Laboratorium Mikrobiologi FK-KMK UGM.
Menanggapi hal ini, Ketua Yayasan Tahija Trihadi Saptoadi menyampaikan, “Dalam kondisi krisis sekarang ini, kami memberikan izin pemanfaatan Laboratorium Diagnostik Yayasan Tahija untuk mendukung pengendalian pandemi COVID-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya. Kami dari Yayasan Tahija sangat peduli dan ingin memberikan upaya terbaik dalam penanganan COVID-19 ini.”
Peneliti Pendamping WMP Yogyakarta, yang juga merupakan Direktur Pusat Kedokteran Tropis FK-KMK UGM, Riris Andono Ahmad, menyampaikan selama ini Lab Diagnostik digunakan untuk mendukung studi Aplikasi Wolbachia untuk Eliminasi Dengue (AWED) WMP Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
“Di masa pandemi ini, proses rekrutmen pasien dan screening sampel entomologi telah dihentikan. Berdasar permintaan Balitbangkes dan melihat kemampuan lab, mulai tanggal 7 April 2020, laboratorium Diagnostik Yayasan Tahija yang berlokasi di FK-KMK UGM akan mulai sepenuhnya digunakan untuk screening sampel COVID-19,” ujar dokter yang biasa dipanggil Donnie.
Dalam menangani tes sampel COVID-19, Donnie menjelaskan, per 7 April 2020 dan seterusnya, Lab Diagnostik Yayasan Tahija dapat sepenuhnya melakukan ekstraksi RNA sampel COVID-19 sebanyak 160 sampel pasien per hari, dengan qPCR dilakukan pada hari yang sama (2x running). Menurutnya, dalam 1 minggu sampel yang dilakukan screening sebanyak 800 sampel, dengan hasil tes yang dapat diperoleh dalam 24-48 jam sejak sampel harian diproses.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Donnie menjelaskan spesifikasi lab tersebut telah mendapatkan sertifikasi BSL-2 plus oleh Biohaztech Singapore sebanyak 2 kali, yaitu pada tahun 2013 dan 2017. Kemudian, lab ini memiliki 2 unit mesin qPCR (Roche – Lightcycler 480 II) dengan kondisi baik dan selalu dilakukan pemeliharaan rutin. Selain itu, Lab Diagnostik Yayasan Tahija memiliki 1 orang lab senior dan 3 orang staf lab yang telah tersertifikasi GCLP dan GCP.
“Ke depan, kami berharap kerja sama Balitbangkes dengan UGM dan Yayasan Tahija bisa berjalan dengan baik dan pengendalian penularan infeksi COVID-19 bisa berjalan secara efektif,” pungkas Donnie. (Eko / YK-1)