Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten Media Partner
12 Tahun Kembangkan Pesawat Tanpa Awak, Dosen UGM Raih Gelar Guru Besar
21 Mei 2024 16:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Dosen Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), Gesang Nugroho, meraih gelar Guru Besar pada Selasa (21/5) setelah 12 tahun mengembangkan pesawat tanpa awak.
ADVERTISEMENT
Dua buah pesawat tanpa awak atau unmanned aerial vehicle (UAV) yang ia kembangkan juga dipamerkan di UGM pada hari pengukuhannya sebagai Guru Besar.
Dua pesawat itu dinamai UAV Palapa S1 dan Palapa S-2. Pesawat Palapa S-1 dia kembangkan sejak 2,5 tahun yang lalu dan memiliki kemampuan terbang selama 6 jam tanpa henti. Sedangkan Palapa S-2 memiliki kemampuan terbang selama 10 jam tanpa henti.
Selain bisa dikemudikan tanpa awak, pesawat UAV Palapa S1 memiliki jarak jangkau hingga 50 hingga 300 kilometer yang bisa digunakan untuk kepentingan pemetaan, pemantauan bencana, hingga kegiatan surveilans.
“Selama terbang akan mampu mengambil foto dan video akan dikirim pada ground control station. Bedanya Palapa S-1 mampu terbang 6 jam nonstop, Palapa S-2 bisa terbang 10 jam nonstop, “ kata Gesang kepada awak media, Selasa (215).
ADVERTISEMENT
Selain meraih gelar Guru Besar, Gesang juga berhasil meraih dua paten terkait pencetakan komposit dengan bantuan tekanan balon yang diberi nama Bladder COmpression Moulding (BCM) pada pesawat tanpa awak yang sudah ia kembangkan.
Pesawat Palapa S-1 buatannya sudah dilengkapi dengan telemetri wifi internet dengan jarak tempuh sejauh 50 kilometer. Sebenarnya pesawat ini bisa terbang hingga 300 kilometer, namun komunikasi foto dan videonya akan terputus.
Sedangkan pada Palapa S-2 dilengkapi dengan telemetri satelit yang membuatnya memiliki kemampuan daya jangkauan tak terbatas. Namun pesawat yang kedua ini, belum selesai kekembangkan.
“Belum selesai, nantinya akan dilengkapi sistem autopilot dan sistem komunikasinya menggunakan telemetri satelit sehingga tak terbatas jangkauannya. Saat ini baru tahap fase membuat bodinya,” jelasnya
ADVERTISEMENT
Ia juga mengatakan bahwa pesawat tanpa awak yang ia kembangkan memiliki harga yang jauh lebih murah jika dibandingkan dengan pesawat tanpa awak buatan luar negeri.
“Harganya jauh lebih ekonomis, pesawat sekelas ini dijual di Indonesia bisa sampai Rp 3 miliar. Pesawat kita hargaya bisa dibawah Rp 1 miliar,” ujar Gesang.