Konten Media Partner

15 Hari Syuting di Yogya, Film Mendung Tanpo Udan Ingin Ulang Kesuksesan Lagunya

15 Februari 2023 18:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konferensi pers film Mendung Tanpo Udan di Yogyakarta, Rabu (15/2). Foto: Kris Budiman
zoom-in-whitePerbesar
Konferensi pers film Mendung Tanpo Udan di Yogyakarta, Rabu (15/2). Foto: Kris Budiman
ADVERTISEMENT
Film ‘Mendung Tanpo Udan’, yang diadaptasi dari lagu dan novel dengan judul yang sama telah menyelesaikan proses syuting. Produksi film yang disutradarai oleh Kris Budiman ini digarap di Yogyakarta selama 15 hari penuh tanpa istirahat.
ADVERTISEMENT
Penulis lagu Mendung Tanpo Udan, Kukuh Prasetya Kudamai, mengungkapkan kegembiraannya melihat musik yang dia tulis dapat diadaptasi ke dalam berbagai medium lain, mulai dari novel hingga film.
“Tahun lalu kita sudah launching novel, dan tahun ini kita rayakan dengan film. Tetapi judulnya tetap sama, Mendung Tanpo Udan. Semoga semuanya bernasib baik,” kata Kukuh dalam acara jumpa pers film ‘Mendung Tanpo Udan’ di Sewon, Bantul, pada Rabu (15/2) siang.
Lebih lanjut, Kukuh mengatakan bahwa substansi film yang terinspirasi dari lagunya tersebut cocok untuk suasana politik yang mulai menghangat. Lirik yang ada dalam lagunya menurut dia cukup menggambarkan situasi masyarakat menjelang tahun politik.
“Lirik ‘aku kiri kowe kanan, wis bedo dalan’, itu akan menggambarkan kondisi kita nanti pada 2024. Berbeda-beda, ndak papa. Namanya juga pilihan. Yang penting, cinta jangan dipolitisasi,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Film ini diproduksi oleh Nant Entertainment dan proses penggarapannya dipercayakan kepada Kris Budiman, salah seorang sutradara pendatang baru. Ia berkolaborasi dengan Gianluigi Christoikov selaku penulis skenario dalam mengolah dan mengembangkan jalan cerita yang ada dalam novel “Mendung Tanpo Udan”.
Dia juga mengatakan bahwa proses syuting film ini memakan waktu selama 15 hari tanpa istirahat, dan semuanya dikerjakan di Yogya. Adapun film ini menurut dia mengusung genre drama-komedi.
“Film ini dikerjakan selama 15 hari tanpa istirahat. Semuanya dikerjakan di Jogja, dari awal sampai akhir cerita. Untuk genrenya kita garap film ini dengan nuansa drama-komedi,” kata Kris Budiman.
Para kru dan pemain film Mendung Tanpo Udan saat konferensi pers di Yogya. Foto: Kris Budiman
Produser Nant Entertainment, Muhammad Hananto, mengatakan bahwa film ini akan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa utama dalam setiap percakapannya. Tujuannya untuk memperkuat rasa dari film yang memang berangkat dari lagu yang juga berbahasa Jawa.
ADVERTISEMENT
“Maka kita berharap, film ini tidak hanya menjadi sebuah hiburan, tetapi sekaligus bisa menjadi romantisme dan mengingatkan kisah cinta ala jogjakarta lebih dalam kepada masyarakat secara umum,” kata Muhammad Hananto.
Saat ini, proses produksi film Mendung Tanpo Udan menurut dia sudah selesai digarap. Namun, pihaknya tidak ingin buru-buru meluncurkan film tersebut.
“Film Mendung Tanpo Udan kita harapkan tayang pada akhir tahun 2023 ini, atau paling lambat di awal tahun 2024,” tandas Hananto.
Secara garis besar, film Mendung Tanpo Udan ini bercerita tentang perjalanan seorang pemuda bernama Udan yang meletakkan tujuan hidupnya di persimpangan jalan, antara harus mengejar idealismenya sebagai seorang musisi atau menjalani hidup secara realistis dengan bekerja seperti orang pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Kegalauan Udan dalam menentukan jalannya ini, akhirnya berdampak pada hubungannya dengan Mendung, kekasih Udan yang memiliki cita-cita sebagai wanita karier dan lebih memilih untuk menjalani hidup secara realistis. Udan pun harus berjuang, tidak hanya membuktikan bahwa cita-citanya sebagai musisi dapat terwujud, tetapi juga memastikan agar Mendung tidak meninggalkan dirinya.
Untuk membawakan kisah tersebut, Nant Entertainment menggandeng talenta di industri kreatif, mulai dari aktor dan aktris nasional, kreator konten, hingga comedian atau komika. Di antaranya ada Erick Estrada sebagai Udan, Yunita Siregar sebagai Mendung, Marcel Darwin sebagai Will, Kery Astina sebagai Awan, Aulia Deas sebagai Petri dan aktris senior Yati Pesek sebagai Mbak Retno.
Selain itu, “Mendung Tanpo Udan” juga banyak melibatkan talenta seniman asli Yogyakarta, mulai dari Bimacho, Migga Sadewa, Alit Jabang Bayi, Wijil, Popo Java, Gepeng Kesana-Kesini, Shaggydog hingga Kukuh Prasetya Kudamai sendiri selaku pencipta lagu.
ADVERTISEMENT