Konten Media Partner

2.000 Hektare Tanah di Gunungkidul Sudah Dibeli Investor Luar Daerah

24 November 2023 18:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta. Foto: Pemkab Gunungkidul
zoom-in-whitePerbesar
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta. Foto: Pemkab Gunungkidul
ADVERTISEMENT
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, mengungkapkan bahwa sampai saat ini ada lebih dari 2.000 hektare tanah di Gunungkidul yang sudah dibeli oleh investor dari luar daerah.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Sunaryanta dalam acara Temu Bisnis 2023 yang digelar Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Gunungkidul, Kamis (22/11) kemarin.
Sebagian besar tanah yang telah dibeli oleh investor berada di kawasan selatan di dekat pantai.
“Kami mencatat hingga sekarang sudah lebih dari 2.000 hektare lahan dibeli orang dari luar daerah,” kata Sunaryanta.
Menurutnya, kemudahan penanaman modal memang perlu diberikan kepada investor untuk membuka lapangan kerja di Gunungkidul. Ia berharap para investor yang telah membeli tanah di Gunungkidul segera merencanakan pembangunan sehingga bisa meningkatkan perekonomian di sekitarnya.
“Saya minta untuk investor yang sudah memiliki lahan segera merencanakan untuk dibangun. Ya meskipun para investor ini punya perhitungan sendiri,” ujarnya.
Ikon Gunungkidul. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ia merekomendasikan kepada para investor untuk membangun bisnis wisata yang dikombinasikan dengan kegiatan olahraga (sport tourism). Sport tourism menurut dia memiliki peluang besar karena semakin banyak peminatnya, terlebih Gunungkidul memiliki banyak titik yang bisa dikembangkan untuk kegiatan sport tourism.
ADVERTISEMENT
“Coba kembangkan sport tourism, silakan dilirik dan koordinasi dengan pemerintah daerah,” kata dia.
Untuk mendukung iklim investasi, ia juga meminta kepada para penyelenggara birokrasi untuk tidak mempersulit para investor yang ingin menanamkan modal, apalagi berusaha mencari keuntungan sendiri dari para investor misalnya dengan meminta gratifikasi.
“Jika ada penyelenggara birokrasi yang mencoba mempermainkan investasi, sogok menyogok, silakan dilaporkan. Akan saya tindak langsung,” tegas Sunaryanta.