Konten Media Partner

2 Hari Kustomfest Jogja Digelar, Putaran Uang Hampir Rp30 Miliar

9 Oktober 2025 15:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Konten Media Partner
2 Hari Kustomfest Jogja Digelar, Putaran Uang Hampir Rp30 Miliar
Kustomfest Jogja, pameran otomotif terbesar di Asia Tenggara, mencatat perputaran uang langsung hingga Rp20-30 miliar dalam dua hari penyelenggaraannya. #publisherstory #pandanganjogja
Pandangan Jogja
Kustomfest 2025, festival otomotif yang berlangsung 3–4 Oktober di Jogja Expo Center (JEC). Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Kustomfest 2025, festival otomotif yang berlangsung 3–4 Oktober di Jogja Expo Center (JEC). Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Dua hari pelaksanaan Kustomfest 2025 di Jogja Expo Center (JEC) pada 3-4 Oktober, kembali menjadi “penggerak nadi” ekonomi Yogyakarta. Festival otomotif ini sebelumnya mencatat perputaran uang langsung sekitar Rp20–30 miliar pada tahun 2024 dan memicu lonjakan okupansi hotel di masa low season pariwisata. Menurut Vice Director Kustomfest 2025, Aan Fikriyan, perputaran ekonomi pada tahun ini tidak jauh berbeda dari data tahun lalu.
ADVERTISEMENT
“End of September, Oktober itu adalah bulan lesu Jogja. Begitu ada Kustomfest, kota ini bergerak. Hotel-hotel ada okupansi nya. Semua menyambut Kustomfest sebagai perayaan dan peristiwa baik,” kata jicVice Director Kustomfest, Aan Fikriyan, kepada Pandangan Jogja, Sabtu (4/10).
Pengunjung memadati area pameran Kustomfest 2025. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
Aan menjelaskan, riset yang dilakukan Lembaga Demografi Universitas Indonesia dan Universitas Sanata Dharma untuk pelaksanaan tahun yang lalu menunjukkan adanya dampak berlapis dari penyelenggaraan Kustomfest.
“Kalau perputaran langsung di dalam Kustomfest-nya itu 20 sampai 30 miliar dalam dua hari penyelenggaraan. Nah, multiplier effect itu dikalikan sepuluh. Berarti ada 300 miliar dampak induksi ring satu. Kemudian untuk ring duanya dikalikan tiga, berarti hampir Rp1 triliun,” jelasnya.
Selain menambah omzet pelaku UMKM, Kustomfest juga memperpanjang rata-rata lama tinggal wisatawan di Jogja dari satu hari menjadi sekitar 2,5 hari.
ADVERTISEMENT
“Keterukurannya sangat gampang. Ini diselenggarakan pada saat low season, ketika Kustomfest ada, kota ini bergerak, berdenyut,” tambah Aan.
Berawal dari Keresahan: Jogja Lahirkan “Kota Custom”
Founder Kustomfest, Lulut Wahyudi. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
Kustomfest pertama kali digelar pada 2012 oleh tiga penggagas Lulut Wahyudi, Aan Fikriyan, dan Yayat Hidayat berangkat dari keresahan bahwa dunia custom culture di Indonesia belum punya ruang apresiasi yang layak.
“Bicara Kustomfest, kita tidak melulu bicara tentang motor atau mobil. Tapi kita bicara tentang passion, tentang karya, tentang apresiasi,” ujar Lulut Wahyudi, Founder Kustomfest.
Menurut Lulut, Yogyakarta memiliki ekosistem kreatif yang membuat Kustomfest tumbuh besar.
“Beruntung Kustomfest lahir dan tumbuh di Jogja. Di sini, orang datang bukan melulu dari background otomotif. Sering kali kita bertemu seniman besar Indonesia datang untuk menikmati karya,” katanya.
Rombongan builder di Kustomfest 2025. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
Kini, Kustomfest menjadi ruang bergengsi bagi ratusan builder dari berbagai daerah dan mancanegara. Setiap karya yang dipamerkan harus melalui kurasi ketat, termasuk uji fungsi kendaraan (scrutineering) sebelum masuk ke ruang pamer.
ADVERTISEMENT
“Harus ada kuratorial. Setelah selesai, kendaraan itu dibawa ke JEC, dites hidup atau enggak, ada scrutineering. Baru bisa masuk ke gedung,” jelas Lulut.
“Banyak yang tidak lolos kurasi, tapi selalu kita semangati. Tidak lolos kuratorial itu bukan harga mati, tapi kesempatan untuk menyelesaikan karya,” imbuhnya.
Regenerasi Anak Bengkel dan Ruang Kreatif Muda
Vice Director Kustomfest 2025, Aan Fikriyan. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
Selain menggerakkan ekonomi, Kustomfest juga menjadi wadah regenerasi bagi pelaku custom culture muda.
“Biasanya ada yang datang pertama kali sebagai penonton, lima tahun kemudian mereka sudah bekerja, punya tabungan, dan akhirnya membuat karya sendiri,” kata Lulut.
“Kustomfest itu tempat orang berbicara lewat karya, bukan lewat kata,” lanjutnya.
Salah-satu motor custom yang dipamerkan pada Kustomfest 2025. Foto: Muhammad Hafiq/Pandangan Jogja
Bagi Erik, peserta asal Yogyakarta dari bengkel Christoph Cycle, lolos kurasi Kustomfest merupakan kebanggaan tersendiri.
ADVERTISEMENT
“Ya, cukup senang sih karena sekalian partisipasi acara di Jogja. (Kustomfest) benar-benar Lebaran custom,” ujarnya.
Dari Bali, Rocky dan Herman menyebut ajang ini memotivasi banyak builder muda.
“Kegiatan-kegiatan seperti ini kayaknya sangat dibutuhkan untuk memacu dan memotivasi semua generasi muda supaya dia bisa menjadi builder-builder ternama,” kata Rocky.