Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten Media Partner
20.000 Orang Jakarta dan Kolektor Serbu ARTJOG 2019, Bagaimana Tahun Ini?
9 Juli 2022 16:15 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pameran seni rupa internasional ARTJOG 2022 dibuka dengan mengusung tema tentang inklusivitas. Pameran yang digelar di Jogja National Museum (JNM) itu menampilkan lebih dari 60 karya dari 61 seniman baik individu maupun kelompok. Dibuka pada 7 Juli, pameran ini akan berlangsung selama sekitar dua bulan ke depan hingga 4 September.
ADVERTISEMENT
Direktur ARTJOG, Heri Pemad, optimis bahwa tahun ini pameran akan berjalan sukses mengingat antusiasme masyarakat terhadap seni yang semakin tinggi. Apalagi dua tahun terakhir, ARTJOG digelar secara online, sehingga tahun ini seperti menjadi pelampiasan para pecinta seni rupa untuk datang ke pameran setelah dua tahun tertahan.
“Kali ini sepertinya akan benar-benar menjadi lebaran seni rupa, karena dua tahun kemarin bisa dibilang kita puasa ya,” kata Heri Pemad ketika ditemui setelah pembukaan ARTJOG 2022 di JNM, Kamis (7/7).
Sebelum pandemi, pada ARTJOG 2019 saja jumlah pengunjungnya mencapai 100.000 lebih, melonjak sekitar dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Sayangnya, tren positif itu mesti tertahan oleh gelombang pandemi yang membuat pameran ARTJOG tidak bisa digelar secara luring dalam dua tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Heri mengatakan, jumlah pengunjung terbesar memang masih dari Jogja karena memang aksesnya lebih terjangkau. Tapi pengunjung dari luar daerah, bahkan dari luar negeri, juga tidak kalah besarnya. Pengunjung dari Jakarta adalah pengunjung domestik terbesar yang berasal dari luar kota.
“Jakarta banyak sekali, dari pengalaman kami Jakarta itu bisa 20 persen sendiri. Tahun ini kami berharap seperti 2019 ya,” ujarnya.
Artinya, pada 2019 sebelum pandemi, ada sekitar 20.000 orang Jakarta yang mengunjungi ARTJOG. Jumlah ini hampir sama dengan pengunjung dari luar negeri yang jumlahnya memang cukup besar. Heri optimis, tahun ini bisa menarik lebih banyak lagi pengunjung dari luar kota, terutama Jakarta maupun dari luar negeri, paling tidak bisa menyamai capaian pada tahun 2019.
Meski jumlah pengunjungnya masih kalah dengan Jogja, namun untuk jumlah kolektor justru sejauh ini paling banyak dari Jakarta.
ADVERTISEMENT
“Dari segi pendapatan dan pendidikan (orang Jakarta) yang relatif lebih tinggi dibanding daerah lain tentu berpengaruh (pada tingginya jumlah kolektor),” lanjutnya.
Selain itu, seniman di Jogja jumlahnya juga sangat banyak. Namun, di sisi lain kolektornya masih terbatas. Sehingga ARTJOG menjadi semacam pasar utama para kolektor dari Jakarta dan daerah lain untuk mencari karya-karya yang berkualitas.
Meski tak selalu membeli karya para seniman di pameran, tapi ARTJOG menjadi tempat para kolektor tersebut untuk mengasah kepekaan estetik. Pameran tersebut juga menjadi ruang atau titik temu antara para pecinta seni dan seniman.
“Meski belum tentu beli di ARTJOG, tapi dalam pertemuan itu mereka (kolektor dan seniman) bisa ngapain aja, entah itu kolaborasi atau membuat project-project tertentu, itu justru yang lebih penting,” kata Heri Pemad.
ADVERTISEMENT
Live Update