Konten Media Partner

200-an Nelayan Luar Daerah Masuk DIY, Tangkap Benur dan Tak Kunjung Pulang

11 September 2024 14:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi nelayan sedang melaut. Foto: FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra/ss/nz/12
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi nelayan sedang melaut. Foto: FOTO ANTARA/Iggoy el Fitra/ss/nz/12
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sekitar 200 hingga 300 nelayan luar daerah dilaporkan masuk ke perairan DIY seperti Bantul, Kulon Progo, dan Gunungkidul untuk menangkap benur atau benih lobster.
ADVERTISEMENT
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Gunungkidul, Rujimanto, mengatakan bahwa hal itu sudah terjadi selama dua bulan terakhir.
Para nelayan dari luar daerah itu kata Rujimanto juga bisa tidak mendarat selama berhari-hari.
“Mereka masuk ke perairan DIY dan berhari-hari, bahkan berbulan-bulan enggak mendarat. Ada yang transit, biasanya hanya satu kapal dari rombongan 20 kapal yang mendarat untuk membawa bekal dan hasil tangkapan. Transitnya di luar DIY,” kata Rujimanto saat dihubungi Pandangan Jogja, Rabu (11/9).
Ilustrasi benur atau benih lobster. Foto: Umarul Faruq/ANTARA FOTO
Ia mengatakan bahwa nelayan-nelayan dari luar DIY itu sudah seringkali mereka usir. Namun, mereka selalu kembali lagi masuk ke perairan DIY.
“Kalau diusir mereka pergi, tapi nanti kembali lagi,” ujarnya.
Rujimanto mengatakan bahwa sebenarnya tidak masalah nelayan dari luar daerah beroperasi di perairan DIY. Yang dipermasalahkan kata dia adalah karena nelayan-nelayan ini menangkap benur atau baby lobster di wilayah DIY.
ADVERTISEMENT
Padahal, pemerintah telah menetapkan kuota bahwa satu nelayan maksimal hanya boleh menangkap 5.000 ekor benur dalam setahun.
“Tangkapan mereka enggak bisa dihitung, karena penghitungannya tidak di Jogja. Tapi kita harus menjaga populasi baby lobster agar tidak habis. Ada aturan kuota, jadi kita menyesuaikan agar populasinya tetap terjaga,” ujar Rujimanto.