27 April: Hari Tapir Sedunia, Hewan Purba Paling Aneh Sejagat

Konten Media Partner
28 April 2021 15:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tapir sumatera. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Tapir sumatera. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Setiap 27 April selalu diperingati sebagai hari tapir sedunia setelah ditetapkan PBB sejak 2008 silam. Ditetapkannya hari tapir sedunia tidak lepas dari fakta bahwa semua jenis tapir di dunia, termasuk tapir asia yang ada di Sumatera sedang menghadapi ancaman kepunahan yang serius. Tapi di luar masalah ekologi, ada hal yang perlu diketahui bahwa tapir merupakan hewan purba yang paling aneh sedunia.
ADVERTISEMENT
Ungkapan itu bukan mengada-ada, dan layak disematkan jika melihat fakta-fakta yang ada. Salah satu yang membuat tapir disebut-sebut sebagai hewan paling aneh yang hidup saat ini adalah karena dia memiliki tubuh yang menyerupai babi, memiliki belalai seperti gajah dengan moncong mirip trenggiling.
Semakin aneh karena secara DNA, tapir ternyata tidak termasuk ke dalam keluarga ketiga satwa tersebut. Live Science menulis, secara DNA tapir justru lebih dekat dengan kuda, badak, dan zebra.
Tapir merupakan binatang yang sangat pandai beradaptasi, sehingga dia mampu bertahan dari situasi-situasi sulit yang pernah terjadi pada Bumi ini. Tapir sudah ada lebih lama dibandingkan dengan jenis mamalia lain yang ada di Bumi saat ini, karena itu tapir kerap disebut sebagai fosil hidup.
ADVERTISEMENT
Mengutip Tree Hugger, tapir merupakan salah satu mamalia paling primitif yang masih hidup di muka Bumi. Mereka hanya mengalami sedikit perubahan selama 20 juta tahun terakhir. Bukti fosil pertama tapir berasal dari zaman Oligosen Awal yang berlangsung sekitar 23 hingga 34 tahun yang lalu.
Saat ini ada empat spesies tapir yang tersisa dan hanya ditemukan di Amerika Selatan, Amerika Tengah, serta Asia Tenggara termasuk Indonesia. Tapir asia yang terdapat di Sumatera dan Malaysia merupakan jenis tapir paling besar di antara jenis lainnya yang tersisa. Mereka bisa tumbuh hingga seberat 800 pon atau 363 kilogram.
Tapir yang masih bayi terlihat jauh lebih menggemaskan. Bentuknya menyerupai perpaduan antara rusa dan anak babi. Warnanya yang kecokelatan dengan garis-garis agak putih merupakan strategi mereka untuk bertahan hidup, untuk kamuflase dari para predator. Warna bulu seperti itu akan membuat bayi tapir seperti menyatu dengan tanah.
ADVERTISEMENT
Perenang yang Ulung dan Hidung yang Dapat Menggenggam
Ilustrasi tapir yang sedang berenang. Foto: Pixabay
Keunikan tapir tak sampai di situ, mereka adalah perenang yang ulung. Mereka kerap masuk ke perairan untuk mencari makanan tambahan. Bukan hanya jago berenang, mereka bahkan bisa berjalan di bawah air dengan kecepatan tinggi di dasar danau jika diperlukan.
Ketika mendapat ancaman dari musuh, mereka bisa bersembunyi di dalam air dalam waktu yang lama karena menggunakan moncongnya untuk bernapas seperti layaknya sedang snorkeling.
Moncong panjangnya yang mirip trenggiling juga bukan hanya untuk sangar-sangaran. Selain membantunya bernapas ketika berada di dalam air, moncong panjangnya itu ternyata juga dapat digunakan untuk menggenggam atau mengambil sesuatu. Misalnya dia gunakan untuk mengambil daun, buah, atau berbagai jenis makanan lainnya seperti yang dilakukan oleh gajah.
ADVERTISEMENT
Kemampuan makan mereka juga sangat mengagumkan. Dalam sehari, mereka bisa makan sebanyak 75 pon atau sekitar 34 kilogram. Makanan mereka biasanya terdiri atas berbagai jenis buah, beri, serta dedaunan termasuk tanaman air dan yang bisa dia jangkau di darat.
Karena butuh pasokan makanan yang banyak, tapir menghabiskan sebagian besar harinya untuk mencari makan di sepanjang rute yang sudah dia kenal.
Kurator Tanaman yang Kritis
Ilustrasi tapir. Foto: Pixabay
Sebagai pemakan tumbuhan, tapir adalah kurator tanaman yang kritis. Keahliannya memilih tanaman membuatnya menyandang julukan sebagai tukang kebun hutan. Kebiasaannya ini membuat tapir memainkan peran penting dalam menyebarkan benih ke seluruh penjuru rimba.
Buah-buahan dan beri yang mereka makan akan mereka bawa di dalam pencernaan mereka. Ketika mereka berpindah ke lokasi lain, mereka akan menyebarkan biji-biji yang ada di perut mereka melalui feses yang dikeluarkan ketika mereka buang air besar.
ADVERTISEMENT
Hal ini sangat membantu dalam meningkatkan keragaman genetik tanaman di dalam hutan. Apalagi tapir merupakan mamalia besar, sehingga mereka dapat menyebarkan semakin banyak biji.
Namun kabar buruknya, mereka kini berada di bawah ancaman kepunahan yang nyata. Tiga jenis tapir, yakni tapir asia, tapir gunung, dan tapir baird masuk ke dalam daftar kritis oleh IUCN, sedangkan tapir dataran rendah berstatus rentan.
Perburuan tapir untuk diambil dagingnya merupakan ancaman terbesar yang mengintai tapir. Sedangkan ancaman terbesar lainnya adalah adanya fragmentasi habitat serta perambahan habitat oleh manusia.