Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
3 Jam Susuri Sungai Winongo Jogja: Ada Popok Bayi, Tikar, Sofa, hingga Kasur
23 Juli 2024 13:19 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Sungai Winongo adalah satu dari enam sungai utama yang membelah wilayah Yogyakarta. Sungai ini mengalir sejauh 48 kilometer, melintasi Kabupaten Sleman di utara, Kota Yogya di tengah, dan berhilir di Kabupaten Bantul (menjadi satu dengan Sungai Opak sebelum sampai ke Laut Selatan).
ADVERTISEMENT
Sabtu (20/7), tim Pandangan Jogja berkesempatan untuk menyusuri bagian kecil dari sungai ini.
Dipandu oleh Zaeni Mansyur, seorang relawan masjid di Kampung Suryowijayan, Yogya, yang aktif dalam kegiatan lingkungan, kami menyusuri Sungai Winongo dari bawah jembatan Winongo di Bugisan ke selatan hingga utara Jembatan Dongkelan di Ringroad Selatan.
Kurang lebih tiga jam kami menyusuri Sungai Winongo menggunakan perahu karet. Di beberapa titik, kami menjumpai tumpukan sampah. Ada sampah dapur, sampah kemasan makanan, popok bayi, kasur, tikar, jas hujan, kantong kresek, sofa, dan masih banyak lagi.
“Sudah seperti swalayan,” kata Zaeni Mansyur, Sabtu (20/7).
Menurut Zaeni, kondisi pencemaran di Sungai Winongo sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Namun, kondisinya semakin parah saat terjadi kondisi darurat sampah di Jogja, tepatnya setelah ditutupnya TPA Regional Piyungan.
ADVERTISEMENT
“Karena buang sampah makin susah, akhirnya semakin banyak orang yang buang sampah di sungai,” ujarnya.
Zaeni dan relawan masjid Al Azhar lain sebenarnya sudah beberapa kali melakukan pembersihan Sungai Winongo. Namun, setiap hari selalu saja ada sampah-sampah baru yang ditemukan di aliran Sungai Winongo.
“Paling banyak ada sampah-sampah kemasan makanan, dapur. Popok bayi juga cukup banyak,” kata Zaeni.