Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten Media Partner
450 Penari dari Jepang sampai Ekuador Akan Bersedekah Tari di Yogya
27 April 2023 19:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Ratusan penari lokal hingga mancanegara akan tampil memperingati Hari Tari Dunia 2023 dalam agenda Jogja Joged pada Jumat hingga Sabtu (28-29/4). Setidaknya ada 450 penari lintas generasi dari kabupaten dan kota di DIY serta seniman mancanegara mulai dari Jepang, Jerman, hingga Ekuador yang akan bersedekah tarian dalam event tersebut.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kebudayaan DIY, Dian Laksmi Pratiwi, mengatakan bahwa acara ini terbagi dalam dua bagian. Pada Jumat (28/4) akan digelar sarasehan yang diisi oleh RM Pramutomo, Bambang Paningron, dan Didik Nini Thowok di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY).
Sedangkan pada sabtu (29/4) malam, acara akan dilanjutkan dengan pertunjukan tari yang mengangkat salah satu kesenian rakyat Kulon Progo, yaitu Tari Angguk, di Taman Budaya Kulon Progo. Kedua acara tersebut menurut Dian dapat disaksikan secara gratis oleh masyarakat umum.
“Momen luar biasa bagi DIY ini bertujuan menjaga ajang silaturahmi seniman tari sekaligus menguatkan dan meyakinkan diri, komunitas, dan kita selaku areal wilayah budaya,” kata Dian Laksmi dalam konferensi pers Jogja Joged 2023 di Kompleks Kepatihan Yogyakarta, Rabu (27/4).
ADVERTISEMENT
Dian mengatakan bahwa sedekah tari ini merupakan perwujudan solidaritas di DIY yang didedikasikan untuk seni tari nasional maupun internasional. Event tari yang sudah memasuki tahun ketiga ini menurut dia menjadi bentuk implementasi dari kerukunan, kebersamaan, dan solidaritas masyarakat tari di DIY yang tidak hanya sekadar seremonial belaka.
Pada tahun pertama, Jogja Joged digelar di Kota Yogya dan dilanjutkan di Bantul pada tahun kedua. Tahun berikutnya, event ini menurut dia akan digelar di Sleman dan Gunungkidul. Adapun tema yang diangkat setiap tahunnya merupakan tema-tema yang mewakili kearifan lokal di setiap kota atau kabupaten tersebut.
“Yang paling paling penting dan perlu digaris bawahi bersama, ini bahwa teman-teman seniman tari dari 5 kabupaten/kota ini akan menjadi satu, satu rasa, satu karya, satu gerak, satu visi, satu komitmen untuk tari Yogya menyapa dunia sekarang dan ke depan,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Art Director Jogja Joged 2023, Pulung Jati Ronggo Murti, mengatakan bahwa Jogja Joged 2023 tetap konsisten mengangkat kearifan lokal di wilayah masing-masing, seperti tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun pertama misalnya, Jogja Joged mengusung tarian klasik Klana Topeng sebagai masterpiece dari Kota Yogya, kemudian Tari Montro sebagai masterpiece dari Bantul.
Tahun ini, karena digelar di Kulon Progo, maka Tari Angguk yang merupakan masterpiece Kulon Progo diusung menjadi tema utama. Tari Angguk yang telah dikoreografi menjadi tarian kolosal Joged Angguk tersebut akan ditarikan oleh 225 penari.
“Kita mempunyai tarian ikonik Jogja Joged yang mencakup lima hingga enam kesenian tradisi dari DIY menjadi satu. Harapan kami, tarian ini menjadi gebrakan baru dan brand darI Joged Joged sebagai tarian opening kolosal,” kata Pulung Jati Ronggo Murti.
ADVERTISEMENT