Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Konten Media Partner
548 dari 1.431 Dusun di Gunungkidul Pakai Nama Pohon, Bambu Terbanyak Digunakan
1 November 2022 18:10 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Penelitian yang dilakukan oleh Komunitas Resan Gunungkidul, mengungkap adanya ratusan dusun di Gunungkidul yang memakai nama-nama pohon. Penelitian yang berjudul ‘Toponimi Dusun di Gunungkidul yang Menggunakan Nama Tumbuhan’ itu menemukan bahwa dari 1.431 dusun di Gunungkidul, terdapat 548 dusun yang menggunakan nama-nama tumbuhan.
ADVERTISEMENT
“Dari 1.431 dusun di Gunungkidul, terdapat 548 dusun bertoponim tumbuhan, anatomi tumbuhan, atau hal-hal yang berhubungan dengan tumbuhan,” tulis tim peneliti Resan Gunungkidul, Selasa (1/11).
Artinya, 38,29 persen dusun di Gunungkidul memakai nama yang berasal dari nama-nama tumbuhan.
Adapun nama-nama tumbuhan yang digunakan sebagai nama dusun total ada 175 nama tanaman, mulai dari rumput, tanaman buah, bunga, hingga pohon berkayu besar.
Bambu atau pring menjadi nama tumbuhan yang paling banyak digunakan sebagai nama dusun. Sebanyak 30 dusun di Gunungkidul menggunakan nama pring atau bambu.
“Urutan nama tumbuhan, anatomi tumbuhan, dan hal-hal yang berhubungan dengan tumbuhan dari yang paling banyak digunakan sebagai nama dusun di antaranya adalah: pring/bambu (30), asem (23), elo (15), jati (14), klepu (13), maja (12), pasa (11), dan poh (10),” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, dusun yang menggunakan nama tumbuhan paling banyak ditemui di kecamatan atau kapanewon Rongkop sebanyak 50 dusun, diikuti oleh Semin sebanyak 47 dusun, Tepus 44 dusun, Girisubo 39 dusun, Ponjong 37 dusun, Wonosari 34 dusun, Tanjungsari 33 dusun, Semanu 33 dusun, Playen 32 dusun, Karangmojo 32 dusun, Saptosari 30 dusun, Patuk 28 dusun, Gedangsari 23 dusun, Nglipar 23 dusun, Ngawen 21 dusun, Panggang 18 dusun, Paliyan 14 dusun, dan Purwosari 10 dusun.
Para peneliti dari Resan Gunungkidul berharap, pendataan nama dusun yang memakai nama tumbuhan ini dapat mengingatkan masyarakat bahwa kehidupan mereka tidak bisa dilepaskan dari alam. Manusia tidak akan hidup jika lingkungan dan alamnya rusak, karena itu mereka harus mau menjaga kelestarian alam jika ingin hidup selamat.
ADVERTISEMENT
“Penamaan dusun dengan nama tumbuhan ini juga menjadi bukti bahwa leluhur kita sangat menghormati alam,” ujarnya.
Peneliti juga menjelaskan bahwa penamaan dusun tersebut tidak bisa dilepaskan dari keberadaan pohon yang menjadi ciri khas di wilayah tersebut. Harapannya, ketika masyarakat mengetahui bahwa suatu pohon menjadi asal-usul penamaan tempat tinggalnya, mereka akan lebih menjaga pohon-pohon tersebut.