Konten Media Partner

70% Siswa di Sekolah Menengah Musik Yogya Justru Berasal dari Luar Daerah

4 April 2023 17:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta. Foto: Arif UT
zoom-in-whitePerbesar
Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta. Foto: Arif UT
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Setiap tahun, sekolah musik tertua di Indonesia, yakni Sekolah Menengah Musik (SMM) Yogyakarta atau sekarang SMK Negeri 2 Kasihan, menerima ratusan siswa hampir dari seluruh daerah di Indonesia. Mayoritas siswa yang mendaftar dan bersekolah di SMM Yogyakarta bahkan berasal dari luar DIY.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh salah satu guru musik paling senior di SMM Yogyakarta, Sapto Ksvara, yang juga merupakan putra ketujuh maestro keroncong Kusbini.
“Kita hampir ada dari Sabang sampai Merauke, dari luar daerah itu ada sekitar 65 persen sampai 70 persen. Jadi yang dari Jogja sendiri sebenarnya kecil sekali, hanya sekitar 30 persen itu,” kata Sapto Ksvara saat ditemui di SMM Yogyakarta, Senin (3/4).
Persaingan untuk masuk ke SMM Yogya menurut dia juga cukup ketat. Dari tahun ke tahun, jumlah calon siswa yang mendaftar ke SMM Yogyakarta menurut dia antara 300 sampai 400 siswa. Sedangkan kuota yang dimiliki oleh SMM Yogyakarta hanya sekitar 200 siswa saja yang dapat diterima.
“Itu sudah bertambah terus tiap tahun, dan sebenarnya itu terlalu banyak dengan jumlah guru yang terbatas,” kata dia.
Guru seni musik SMM Yogyakarta, Sapto Ksvara. Foto: Arif UT
Banyaknya siswa dari luar daerah yang mendaftar ke SMM Yogyakarta menurut Sapto menunjukkan bahwa pendidikan musik yang ada di Yogya masih memiliki daya tarik bagi para calon siswa dari daerah lain. Apalagi Yogya juga dikenal memiliki akar budaya yang kuat sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi calon siswa.
ADVERTISEMENT
“Selain itu ketika mereka lulus di sini juga ada ISI Yogyakarta, salah satu yang terbaik juga di Indonesia. Jadi wajar saja kalau SMM Yogya ini jadi tujuan sekolah anak-anak dari seluruh daerah di Indonesia,” kata Sapto Ksvara.
Meski begitu, SMM Yogya menurut dia tetap memberlakukan ujian masuk yang cukup ketat, misalnya syarat utamanya adalah calon siswa harus bisa mengikuti nada dan ritme.
“Tapi karena sekarang kita harus menerima 200 siswa lebih, tentu standarnya tidak seketat zaman dulu waktu jumlah siswanya hanya puluhan,” ujarnya.