Konten Media Partner

93 Orang Adu Tulisan soal Upacara Adat Keraton Jogja, Ada dari Jepang & Rusia

4 Maret 2024 19:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prosesi Upacara Adat Labuhan Merapi. Foto: Keraton Yogyakarta
zoom-in-whitePerbesar
Prosesi Upacara Adat Labuhan Merapi. Foto: Keraton Yogyakarta
ADVERTISEMENT
Sebanyak 93 orang dari dalam dan luar negeri bersaing untuk menyajikan karya tulis ilmiah atau paper terbaiknya tentang upacara adat di Keraton Yogyakarta. Paper itu akan dipresentasikan dalam Simposium Internasional di Royal Ambarrukmo Hotel pada Sabtu-Minggu (9-10/3) besok.
ADVERTISEMENT
Project Manager International Symposium Keraton Yogyakarta, Wiwit Prasetyono, proses pengiriman karya sebenarnya sudah dibuka sejak Agustus tahun lalu. Selama masa pendaftaran, total ada 93 orang yang mengirimkan karyanya, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Ada beberapa penulis dari Jepang, Malaysia, ada dari Rusia bahkan, India juga ada,” kata Wiwit saat dihubungi Pandangan Jogja, Senin (4/3).
Puluhan peserta itu kemudian diseleksi menjadi 24 besar oleh empat orang reviewer, yakni Prof George Quinn dari Australian National University, Prof Sumarsam dari Wesleyan University Amerika, Prof Laksono dari UGM, serta Indria Laksmi Gamayanti dari Kemuning Kembar Foundation.
24 peserta itu kemudian mengikuti workshop yang dibimbing oleh para reviewer. Mereka kemudian diseleksi menjadi 12 peserta yang akan presentasi akhir pekan mendatang. Selain 12 peserta tersebut, ada juga satu abdi dalem Keraton Yogyakarta yang akan mempresentasikan ulasan setelah semua peserta menyampaikan materinya.
ADVERTISEMENT
Upacara lanuhan alit Keraton Yogyakarta di Pantai Parangkusumo, Bantul. Foto: Pemkab Bantul
Wiwit menyampaikan jika sejak pertama digelar pada 2019 silam, antusiasme peserta simposium Keraton Yogya memang cukup tinggi, baik dari dalam maupun luar negeri. Apalagi dari awal Keraton Yogya memang mengelola kegiatan tersebut menjadi bertaraf internasional.
“Jadi pendaftar dari luar negeri itu banyak, setiap tahun pasti ada pendaftar dari luar negeri. Tahun ini, satu penulis dari Jepang yang lolos ikut presentasi besok,” ujarnya.
Peserta dari Jepang yang lolos adalah Masami Okabe dari Osaka Metropolitan University. Dia akan presentasi pada hari kedua membawakan materinya berjudul “Traditional Ceremonies in The Sultanate of Yogyakarta and Japanese Tea ceremony: their inheritance, community and significance as intangible cultural heritage”.
Upacara adat menurutnya diangkat sebagai tema supaya masyarakat tidak melihatnya lagi sebagai sesuatu yang eksotik di Keraton Yogyakarta. Sebab, saat ini upacara-upacara adat tersebut seringkali disalah persepsikan oleh masyarakat.
ADVERTISEMENT
“Tapi supaya kita juga lebih paham, kalau kita paham kan kita enggak menyerang, tapi ikut menjaga dan melestarikannya,” ujar Wiwit.