Konten Media Partner

Ada 1.470 Pasien HIV/AIDS di Yogya yang Masih Jalani Perawatan

11 November 2022 18:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani. Foto: Dok. Pemkot Yogya
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani. Foto: Dok. Pemkot Yogya
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Yogyakarta memberikan perhatian serius terhadap sejumlah penyakit seperti HIV/AIDS, Tuberkulosis (TB), dan malaria. Bahkan, Yogya menargetkan untuk bisa mengeliminasi tiga penyakit tersebut pada tahun 2030 mendatang. Untuk bisa mencapai target itu, Pemkot Yogya memulai dengan penandatanganan komitmen dan kemitraan untuk percepatan eliminasi AIDS, TB, dan Malaria di Kota Yogya, pada Jumat (11/11).
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, mengatakan bahwa saat ini masih ada 1.470 pasien HIV/AIDS yang masih menjalani perawatan di Yogya. Adapun dari total pasien HIV/AIDS itu, 306 di antaranya sudah sampai pada kondisi AIDS. Jumlah itu merupakan akumulasi sejak tahun 2004.
“Angkanya masih cukup tinggi untuk Kota Yogya, sehingga memang butuh penanganan yang serius,” kata Emma Rahmi Aryani, usai penandatanganan komitmen percepatan eliminasi AIDS, TB, dan Malaria bersamaan dengan peringatan hari kesehatan nasional di Balai Kota Yogyakarta, Jumat (11/11).
Untuk menekan angka itu, Emma mengatakan bahwa Pemkot Yogya sebenarnya sudah melakukan sejumlah upaya, salah satunya adalah menyediakan layanan kesehatan gratis kepada para pasien. Mulai dari pemeriksaan, pengobatan, hingga pengobatan HIV/AIDS.
ADVERTISEMENT
“Di Jogja gratis, tidak berbayar,” ujarnya.
Selain itu, upaya preventif juga dilakukan, seperti melakukan sosialisasi rutin kepada masyarakat untuk memberikan pemahaman terkait penyakit HIV/AIDS, terutama bagaimana cara mencegahnya dan apa yang harus dilakukan jika seseorang sudah terinfeksi HIV.
Karena itulah, Dinkes Kota Yogya menurut dia melakukan penandatanganan komitmen dan kemitraan dengan OPD lain dan sejumlah organisasi untuk mempercepat upaya eliminasi HIV/AIDS. Selain HIV/AIDS, penyakit lain yang menjadi perhatian serius Pemkot Yogya adalah TB dan malaria.
Saat ini, kasus TB yang masih dirawat di Kota Yogya saat ini ada 999 pasien. Sedangkan untuk kasus malaria saat ini tidak tercatat keberadaannya. Meski begitu, Emma mengatakan bahwa terkadang ada satu atau dua temuan kasus malaria yang berasal dari kasus impor.
ADVERTISEMENT
“Jadi biasanya dibawa oleh penduduk luar daerah ke Kota Yogyakarta,” kata Emma.
Memberantas penyakit-penyakit ini menurut dia juga bukan sekadar masalah kesehatan. Sebab, kondisi kesehatan masyarakat sangat berkaitan erat dengan aspek-aspek lain, misalnya kondisi lingkungan sosialnya.
“Dinas Kesehatan tidak bisa semua. Karena misalnya untuk penyakit TB butuh lingkungan yang perlu pembenahan soal bedah rumah, itu bukan kewenangan Dinas Kesehatan. Jadi perlu ada peran-peran dari OPD lain dalam rangka menuju eliminasi AIDS, TB dan Malaria pada tahun 2030,” ujar Emma.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sumadi. Foto: Dok. Pemkot Yogya
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sumadi, juga mengatakan bahwa selain COVID-19, Pemkot Yogya juga tengah memberikan perhatian serius terhadap penyakit-penyakit lain. Pemkot Yogya menurut dia telah menyiapkan tim percepatan penanggulangan penyakit AIDS, TB, dan malaria.
ADVERTISEMENT
“Tim tersebut sudah mulai bekerja dan berjalan terus,” ujar Sumadi.
Selain itu, Pemkot Yogya menurutnya juga sudah menyiapkan program-program pendukung untuk mencegah tiga penyakit tersebut secara masif. Karena itu, dia meminta kepada setiap OPD supaya ada proses yang berkesinambungan dalam mencegah dan menanggulangi AIDS, TB, dan malaria di Kota Yogya.
“Maka ini bukan ketugasan kami saja di pemerintah tapi harus berkolaborasi. Maka ada penandatanganan komitmen bersama karena kami tidak mungkin sendiri, Kita harus bersama-sama menyelesaikan penanggulangan AIDS, TB dan Malaria ini,” ujar Sumadi.