Konten Media Partner

ADITIF: Bisa Saja Sebut Yogya Kota Hacker, tapi Hacker Beretika Bukan yang Jahat

27 Desember 2022 15:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Memang banyak hacker di Yogya dan wajar karena ini kota pelajar. Tapi, hacker yang ada di Yogya bukan hacker dalam pengertian negatif dan jahat.
Saga Iqranegara. Foto: Widi Erha Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Saga Iqranegara. Foto: Widi Erha Pradana
Ketua Umum Asosiasi Digital Kreatif (ADITIF), Saga Iqranegara mengatakan bahwa tudingan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menyebut Yogya sebagai pusat hacker adalah tudingan tak berdasar. Pasalnya, OJK menyebut Yogya sebagai pusat hacker tanpa menyertakan data-data yang dapat dipertanggung jawabkan.
ADVERTISEMENT
“Saya pikir itu kurang berdasar kalau Jogja disebut pusat hacker,” kata Saga Iqranegara, saat dihubungi Selasa (27/12).
Jika di Yogya terdapat banyak hacker, menurut Saga hal itu merupakan sesuatu yang wajar. Pasalnya, Yogya adalah kota pelajar yang didalamnya banyak sekali mahasiswa, dan sebagian dari mereka mungkin fokus untuk mempelajari teknologi informasi (TI).
“Saya pikir statement OJK perlu didukung dengan data,” lanjutnya.
Hacker yang banyak terdapat di Yogya sendiri menurut Saga bukanlah hacker dalam artian negatif dan jahat seperti yang disampaikan oleh OJK. Sebaliknya, hacker-hacker yang banyak terdapat di Yogya menurut dia adalah hacker yang beretika.
Hacker yang beretika ini justru menguntungkan, sebab mereka bisa diajak untuk membantu membangun sistem keamanan siber yang kuat.
ADVERTISEMENT
“Kalau yang negatif, ini perlu dikasih data, pelakunya siapa, dimana, kasusnya apa, dan sebagainya,” ujarnya.
Tanpa adanya data yang jelas, informasi dari OJK justru berpotensi untuk mencoreng citra ekosistem digital yang sedang dibangun oleh Yogya saat ini. Karena itu, Saga juga berharap OJK lebih berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang sensitif seperti itu. Apalagi selama ini hacker lebih banyak dipandang sebagai sesuatu yang negatif dan merusak.
“Kami juga mendukung untuk memberantas hacker-hacker yang negatif, hacker yang menggunakan keterampilannya untuk melakukan kejahatan. Tapi datanya juga harus jelas,” kata Saga Iqranegara.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan bahwa Yogyakarta menjadi pusatnya para hacker. Munculnya para hacker di Yogya dinilai sangat merugikan karena telah memicu kejahatan di sektor perbankan semakin merajalela.
ADVERTISEMENT
Pernyataan itu disampaikan langsung Kepala Departemen Perlindungan Konsumen OJK, Agus Fajri Zam.
“Sekarang juga berkembang daerah baru, ada Yogyakarta pusat hacker. Kok Jogja bisa bisanya ya. Itu sudah mulai berkembang, programmer-programer yang merugikan ini bermunculan di Yogya,” kata Agus Fajri Zam, seperti dilansir Kumparan, Senin (26/12).