Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.97.1
Konten Media Partner
Air di 51 Sumur Pantau di DIY Terus Menyusut, Kategori Masih Aman
8 Oktober 2023 11:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit![Ilustrasi sumur. Foto: Pixabay](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01hc5h59rm2tw4ey06wbfzkd3d.jpg)
ADVERTISEMENT
Kemarau panjang telah mengakibatkan air sumur di Daerah Istimewa Yogyakarta terus mengalami penyusutan menyusut.
ADVERTISEMENT
Hal itu diketahui dari data pantauan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Energi Sumber Daya Mineral (PUP ESDM) Daerah Istimewa Yogyakarta dari sejumlah sumur pantau yang tersedia di DIY.
Kepala Dinas PUP ESDM DIY, Anna Rina Herbranti, menjelaskan bahwa saat ini terdapat 51 sumur pantau yang tersebar di seluruh DIY. Di Sleman, terdapat 17 unit sumur pantau, di Kota Yogyakarta 16 sumur pantau, Bantul 11 sumur pantau, Kulon Progo 6 sumur pantau, dan Gunungkidul 1 unit pantau.
Dalam tiga bulan terakhir, rata-rata ketinggian muka air tanah di tiap sumur pantau tersebut terus mengalami penurunan.
"Dalam tiga bulan terakhir terjadi tren penurunan muka air tanah dari sumur yang kami pantau," kata Anna Rina Herbranti saat dihubungi, Sabtu (7/10).
ADVERTISEMENT
Namun, Anna mengatakan bahwa berdasarkan Perda DIY Nomor 5 tahun 2012 tentang Pengelolaan Air Tanah, penurunan muka air tersebut masih dalam kategori aman. Sebab, rerata penurunan muka air tanah di DIY masih di bawah 20 persen.
Di Kota Yogyakarta misalnya, dalam tiga bulan terakhir sejak Juli sampai September penurunan muka air tanah secara berturut-turut adalah sebesar 9,48 persen; 9,85 persen; dan 9,45 persen. Di Sleman, penurunannya sebesar 6,36 persen; 6,82 persen; dan 7,16 persen.
Di Bantul, penurunan muka air tanah dalam tiga bulan terakhir adalah sebesar 3,61 persen; 4,01 persen, dan 4,25 persen. Sedangkan di Kulon Progo penurunannya sebesar 6,77 persen; 6,77 persen; dan 6,84 persen.
"Hasil perhitungan rerata muka air tanah Juli sampai dengan September tahun 2023 masih berada di angka kurang dari 10 persen, jadi dalam kondisi aman," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, beberapa wilayah tetap ada yang mengalami kekeringan karena kurangnya air tanah. Hal ini karena kondisi hidrogeologi daerah dan litologi batuan di beberapa daerah yang memiliki sumber air kecil bahkan tak ada karena hanya mengandalkan sungai bawah tanah dan tadah hujan.
Misalnya di Kecamatan Panggang, Saptosari, Rongkop, dan Gedangsari di Gunungkidul; Dlingo dan Pleret di Bantul; serta Samigaluh dan Kokap di Kulon Progo.
"Di lokasi tersebut, sumur pantau juga tidak bisa dijadikan alat pantau karena memang kedalaman sumur gali lebih dari 20 meter atau tidak ada," kata Anna Rina Herbranti.