Konten Media Partner

Anak 18 Tahun Makin Banyak Kena Darah Tinggi, Dokter: Kebanyakan Garam dan Micin

20 Januari 2023 17:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hipertensi yang dapat menyerang anak muda. Foto: Dragon Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hipertensi yang dapat menyerang anak muda. Foto: Dragon Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Hipertensi atau darah tinggi tak lagi hanya menyerang orang-orang tua. Saat ini, anak-anak muda yang usianya masih belasan juga sudah semakin banyak yang menderita hipertensi.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, Kementerian Kesehatan RI mencatat ada 8,7 persen penderita hipertensi di usia 15 sampai 24 tahun. Sedangkan pada Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi untuk penduduk usia 18 tahun mencapai 34,1 persen.
Dokter Spesialis pada Klinik Endokrin di Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Ali Baswedan, mengatakan bahwa banyaknya kasus hipertensi yang menyerang usia muda disebabkan oleh dua hal, pertama karena semakin baiknya pemeriksaan dan deteksi penderita hipertensi. Sementara penyebab kedua adalah tingginya tingkat konsumsi garam.
“Asumsi lainnya menurut saya soal tingginya hipertensi karena kita sekarang ini tinggal di dunia garam atau sumber garam,” kata Ali Baswedan, Jumat (20/1).
Garam menurut Ali Baswedan adalah pemicu utama hipertensi. Sumber garam sendiri bisa berasal dari berbagai bahan makanan mulai dari penyedap rasa atau micin, kecap, saos, sambal sachet, camilan, makanan ringan, dan sebagainya, yang semuanya sangat dekat dengan keseharian masyarakat. Semua bahan makanan itu adalah sumber garam yang kandungannya sangat berlebihan.
ADVERTISEMENT
Dia juga menjelaskan bahwa garam berbahaya bagi penderita hipertensi karena garam mengandung Natrium yang memiliki sifat-sifat jahat bagi tubuh.
“Dengan mengonsumsi garam secara terus menerus maka natrium akan masuk sel, pada saat masuk sel maka cairan juga akan masuk kedalam semua sehingga bisa overload (kelebihan) cairan dan kelebihan cairan ini membuat jantung memompa lebih kuat sehingga menaikkan tensi," paparnya.
Berdasarkan imbauan WHO, penderita hipertensi juga disarankan untuk mengurangi konsumsi garam tidak lebih dari 5 gram. Namun dalam kehidupan sehari-hari tentu sulit untuk menghitung berapa gram garam yang sudah kita konsumsi.
Karena itu, lebih amannya menurut Ali adalah mengurangi makanan-makanan yang mengandung banyak garam dan membiasakan lidah mengonsumsi makanan yang hambar.
ADVERTISEMENT
“Untuk imbauan itu sebaiknya semboyan kita kurangi makan gorengan, kurangi makan kecap, pokoknya jauhi sumber-sumber garam. Makan camilan dijauhi, artinya lidah kita dibiasakan untuk yang anyep (hambar) dahulu,” ujarnya.
Untuk mencegah hipertensi, Ali juga mengimbau untuk memperbaiki gaya hidup, dari memperbanyak gerak, mengurangi garam, alkohol, tembakau, serta rutin makan sayur dan buah. Sayur dan buah merupakan sumber nabati untuk natrium, karena itu tidak makan garam sebenarnya tidak masalah karena di dalam sayur sudah terdapat natrium.
“Masalahnya hanya di lidah yang terasa anyep, sebab sudah terbiasa makan asin,” kata dia.
Khusus untuk penderita hipertensi, Ali mewanti-wanti untuk tidak mengonsumsi garam.
“Karena jika garam naik naik dalam tubuh, obat tidak bekerja dengan baik dan efektif, dan ada baiknya cek tekanan darah secara rutin,” tandas Ali Baswedan.
ADVERTISEMENT