Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Anak Kuli Bangunan di Karanganyar: di-Bully saat SD, Kini Wisudawan Terbaik UGM
21 Februari 2024 18:38 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Muhammad Ikhsanudin Alamin, menjadi salah satu wisudawan terbaik Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia meraih gelar sarjana dalam waktu 3 tahun 4 bulan dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) hampir sempurna: 3,98.
ADVERTISEMENT
Ia diwisuda di Grha Sabha Pramana (GSP) UGM bersama 1.582 wisudawan lainnya pada Rabu (21/2).
Ikhsan adalah putra bungsu dari empat bersaudara. Ayahnya, Suradi, adalah buruh kuli bangunan, sedangkan sang ibu, Sri Sukarmi, adalah pedagang kaki lima yang tiap hari jualan sandal dan sepatu di Alun-Alun Karanganyar.
“Saya sarjana pertama di keluarga saya,” kata Ikhsan kepada Pandangan Jogja, Rabu (21/2).
Lahir dari keluarga kurang mampu di Dusun Manggis, Desa Lalung, Karanganyar, Jawa Tengah, membuatnya harus bekerja lebih keras untuk meraih gelar sarjana.
Tak cuma harus berhadapan dengan masalah biaya, Ikhsan juga harus berhadapan dengan aksi perundungan yang menimpanya saat duduk di bangku SD. Sebagai anak pendiam, dia kerap jadi korban bullying, baik verbal maupun fisik.
ADVERTISEMENT
“Sampai sekarang saya masih trauma sama orang baru karena pembullyan itu,” ujarnya.
Meski dapat perlakuan tak mengenakkan saat SD, Ikhsan tak pernah berpikir untuk membalas. Ia tak mau menambah beban dan masalah untuk orang tuanya. Ia cuma fokus untuk belajar dan membantu orang tuanya berjualan hingga bertani di sawah.
Perjuangannya tak sia-sia. Setelah lulus dari SD, dia berhasil masuk ke SMP dan SMA favorit di daerahnya. Dan setelah lulus dari SMA, dia berhasil mendapat beasiswa Bidikmisi untuk lanjut kuliah di Prodi Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM.
Ia hanya butuh waktu 3 tahun 4 bulan untuk meraih gelar sarjana dengan IPK 3,98. Dari 58 mata kuliah, hanya ada tiga mata kuliah yang nilainya A- dan satu mata kuliah yang dapat A/B, sisanya dapat nilai A semua.
ADVERTISEMENT
Tak cuma encer di akademik, Ikhsan juga aktif di organisasi mahasiswa, jabatan terakhirnya adalah Menteri Sosial Kemasyarakatan BEM FKKMK UGM. Dia juga aktif mengikuti program Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
Semua capaian ini melampaui targetnya saat masih jadi mahasiswa baru. Saat itu, targetnya cuma tiga: lulus tepat waktu; IPK di atas 3,5; dan aktif berorganisasi.
“Setelah ini saya mau lanjut koas biar bisa jadi perawat klinis, dan kalau ada rezeki ingin lanjut kuliah S2,” kata Ikhsan.