Anggap Tarif Tak Manusiawi, Ribuan Driver Gojek di Jogja Konvoi Keliling Kota

Konten Media Partner
24 Maret 2022 18:53 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Driver ojol gojek berkumpul di Stadion Kridosono, Jogja. Foto: Widi Erha Pradana
zoom-in-whitePerbesar
Driver ojol gojek berkumpul di Stadion Kridosono, Jogja. Foto: Widi Erha Pradana
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ribuan pengemudi ojek online (ojol) Gojek melakukan konvoi keliling Kota Jogja pada Kamis (24/3). Konvoi itu dilakukan lantaran driver ojol merasa penetapan tarif pengantaran tidak manusiawi. Selain tarif yang terlalu rendah, aksi konvoi itu juga bertujuan untuk memprotes besarnya pemotongan yang dilakukan oleh perusahaan atau aplikator.
ADVERTISEMENT
Ketua Paguyuban Gojek Driver Jogjakarta (Pagodja), Hendriyanto, mengatakan bahwa penetapan tarif oleh aplikator saat ini masih berada di bawah standar yang ditetapkan pemerintah sebesar minimal Rp Rp 7.200.
Tarif yang berlaku saat ini hanya sebesar Rp 6.400 ribu untuk pengantaran di bawah 2 kilometer dan itu menurutnya belum manusiawi dan secara perhitungan pun sangat tidak menguntungkan bagi para driver.
Apalagi selain ada pemotongan dari aplikator, seringkali para driver mesti mengeluarkan biaya tambahan untuk parkir baik saat pengambilan maupun pengantaran makanan.
“Jadi paling kami dapatnya Rp 3.400 sampai Rp 4.400 sekali jalan, itu belum dipotong sama bensin, biaya menunggu juga belum dihitung. Bahkan ada aplikator yang menetapkan tarif Rp 3.000, itu makin tidak manusiawi kan,” kata Hendriyanto, Kamis (24/3) sore.
ADVERTISEMENT
Para driver ojol juga menuntut adanya penurunan pemotongan perusahaan, sebab potongan yang diberlakukan kepada driver menurutnya semakin besar. Menurutnya, perjanjian awal dengan perusahaan potongan yang dikenakan kepada driver adalah sebesar 20 persen.
“Tapi kita hitung itu ketemunya 35,5 persen, jadi jauh lebih besar dari kesepakatan awal,” lanjutnya.
Karena itu, melalui aksi konvoi itu para driver ojol meminta supaya pihak perusahaan atau aplikator mematuhi aturan pemerintah serta kesepakatan awal, yakni menetapkan tarif minimal sebesar Rp 7.200 dan pemotongan paling besar 20 persen.
Dia juga berharap supaya pemerintah lebih tegas dalam menertibkan perusahaan-perusahaan yang tidak patuh pada aturan pemerintah yang memasang tarif di bawah ketentuan.
“Soalnya itu membuat persaingan tidak sehat, dan yang dikorbankan ujung-ujungnya adalah driver,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dalam aksi itu, Pagodja menurutnya juga sempat mendapat kesempatan untuk bertemu dengan perwakilan dari kantor Gojek Yogyakarta untuk melakukan audiensi selama kurang lebih 1,5 jam.
Namun, audiensi tersebut menurutnya belum mengakomodir tuntutan para ojol dengan alasan pihak Gojek Yogyakarta tidak punya kewenangan untuk mengubah kebijakan itu. Karena setiap kebijakan perusahaan ditentukan di tingkat pusat yang berada di Jakarta.
Hendriyanto juga meminta supaya para driver selalu dilibatkan di setiap penentuan kebijakan perusahaan, apalagi yang menyangkut langsung kepentingan driver sepert penentuan tarif.
“Katanya kita ini disebut mitra, mitra itu kan posisinya sejajar, jadi harusnya dilibatkan lah,” kata Hendriyanto.
Meski begitu, Hendriyanto memastikan tak ada aksi mogok. Usai menyampaikan uneg-uneg, operasional berlangsung normal. Aksi ini adalah upaya agar keluhan didengarkan oleh manajemen aplikator.
ADVERTISEMENT
“Kami enggak ada upaya mogok atau apapun yang jelas kami juga menghargai teman-teman yang harus menghidupi dapurnya. Kita akan mencari cara agar sama-sama enak, sama-sama kerja,” pungkasnya.