Apa Itu ATF, Forum Wisata Terbesar ASEAN yang Bakal Digelar di Yogya?

Konten Media Partner
29 Desember 2022 15:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ASEAN Tourism Forum (ATF) 2023, agenda terbesar negara ASEAN di sektor pariwisata akan digelar di Yogya pada Februari mendatang. Tapi, apa sebenarnya ATF itu?
Forum pertemuan para Menteri Pariwisata se-ASEAN. Foto: ASEAN
Setelah 10 tahun lamanya, ASEAN Tourism Forum (ATF) akan kembali digelar di Indonesia, tepatnya di Yogyakarta pada awal Februari 2023 mendatang. Mengusung tema ‘ASEAN: A Journey to Wonderful Destinations’, ATF 2023 akan digelar pada tanggal 3 sampai 5 Februari 2023.
ADVERTISEMENT
ATF sendiri merupakan pertemuan terbesar antara negara-negara ASEAN untuk membahas masalah pariwisata di kawasan ASEAN.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo, mengatakan bahwa pada ATF 2023 nanti akan dihadiri oleh menteri pariwisata dari 10 negara anggota ASEAN ditambah lima negara tamu dari luar ASEAN, di antaranya China, Jepang, Korea Selatan, India, dan Rusia (ASEAN plus five).
“Intinya ATF ini adalah forum untuk membahas keberlangsungan pariwisata di kawasan ASEAN dan dunia, termasuk untuk mempromosikan pariwisata di kawasan ASEAN ke seluruh dunia,” kata Singgih Raharjo saat dihubungi Pandangan Jogja, Rabu (28/12).
Singgih mengatakan nantinya ada dua agenda utama dalam forum ATF tersebut. Pertama adalah Travel Exchange (TRAVEX) yang akan mempertemukan buyer dari 15 negara peserta ATF dan seller dari seluruh dunia. Agenda ini akan digelar di Jogja Expo Center sepanjang gelaran ATF 2023.
ADVERTISEMENT
“Apa yang dijual di situ? Paket-paket wisata, paket meeting, MICE, dan sebagainya,” lanjutnya.
Kepala Dinas Pariwisata DIY, Singgih Raharjo. Foto: Humas Pemda DIY
Ajang pariwisata internasional yang ditargetkan akan diikuti 250 seller dari anggota ATF dan 20 buyer dari 20 negara ini diharapkan dapat menjadi investasi promosi pariwisata Indonesia, khususnya DIY.
Yogya sendiri menurut Singgih akan fokus mempromosikan tiga komponen pariwisata pada ATF 2023 ini, di antaranya budaya, alam, dan ekonomi kreatif. Ketiganya akan dikemas menjadi paket-paket wisata sehingga harapannya dapat memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan sosial budaya maupun ekonomi di Yogya.
“Yang menarik, di ATF 2023 nanti akan digelar B2B (Business to Business) antarpengusaha pariwisata dan juga B2C (Business to Customer) yang melibatkan pelaku ekonomi kreatif atau UMKM. Biasanya hanya B2B, baru kali ini ada B2C,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Karena itu, ajang ATF 2023 ini menurut Singgih juga merupakan ajang bagi para UMKM di Yogya untuk mempromosikan usaha kreatifnya.
Selain TRAVEX, agenda kedua yang juga merupakan agenda utama adalah forum pertemuan semua menteri pariwisata negara-negara ASEAN plus five yang akan membahas sejumlah isu pariwisata yang di kawasan ASEAN maupun dunia.
Salah satu isu utama yang akan dibahas dalam forum tersebut menurut Singgih adalah terkait pariwisata berkelanjutan setelah COVID-19 serta pariwisata yang inklusif. Selain itu, dalam forum ini juga akan dibahas mengenai peluang-peluang kerja sama di sektor pariwisata mencakup pemasaran, investasi, serta sumber daya manusia.
Monumen Tugu Yogyakarta. Foto: Kemenparekraf
Sementara output yang diharapkan berupa kesepakatan antara peserta ATF bagaimana mengembangkan pariwisata di kawasan ASEAN. Selain itu diharapkan juga aka nada studi bagaimana negara-negara di ASEAN dapat melakukan pengembangan pariwisata berkelanjutan pascaCOVID-19.
ADVERTISEMENT
“Terakhir juga akan ada studi tentang bagaimana pelaku industri wisata di ASEAN bisa bekerja secara mobilitas di negara-negara ASEAN,” ujarnya.
Karena merupakan investasi promosi pariwisata Indonesia, terutama Yogya, Singgih juga meminta kepada masyarakat di Yogya untuk ikut membantu mensukseskan gelaran ATF 2023 besok. Dia berharap masyarakat ikut menjaga kebersihan lingkungan serta tetap bersikap ramah.
“Karena ATF ini adalah investasi promosi untuk industri pariwisata kita. Jika para petinggi dari negara lain itu datang ke Yogya, mereka merasakan keramahannya, lingkungan yang bersih, hospitality yang baik, kan nantinya mereka juga akan ikut mempromosikan wisata kita,” kata Singgih Raharjo.