Arisan dan Patungan Kekinian Pakai Patunganyuk

Konten dari Pengguna
6 Februari 2020 15:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Pandangan Jogja Com tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi arisan. Foto : Ist.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi arisan. Foto : Ist.
ADVERTISEMENT
Arisan seharusnya bisa menjadi momen silaturahmi, entah itu dengan teman-teman, tetangga, atau saudara. Namun momen hangat itu kerap terganggu, waktu yang seharusnya bisa digunakan untuk mengobrol atau bercerita, justru terbuang untuk urusan-urusan yang tidak lebih penting.
ADVERTISEMENT
Misalnya urusan catat mencatat yang menguras tenaga dan pikiran. Terlebih saat ada kesalahan perhitungan, emosi kerap kali tak terbendung karena saking pusingnya hingga merusak momen berharga itu.
Apalagi jika ada anggota yang malas dan tidak teratur menyetorkan uang arisan saat jatuh tempo. Ketua arisan akan semakin dibuat pusing dan memaksanya menjadi rentenir dadakan, menagih anggota-anggotanya yang tidak tertib itu.
Namun sekarang persoalan yang kerap bikin kesal itu tampaknya tidak akan terjadi lagi. Pasalnya, Intan Wierma Putri bersama timnya telah mengembangkan sebuah platform digital bernama Patunganyuk.
“Jadi Patunganyuk itu sebuah digital platform yang membolehkan kamu dan teman-teman terdekatmu, dan orang-orang di dalam komunitasmu untuk melakukan patungan dan arisan secara online,” jelas Intan Wierma Putri yang merupakan COO Patunganyuk, pekan lalu di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, secara konsep, arisan atau patungan menggunakan Patunganyuk tidak berbeda dengan arisan dan patungan secara konvensional. Hanya saja, Patunganyuk memanfaatkan teknologi digital dalam proses patungan dan arisan.
Yang ditunggu-tunggu saat arisan adalah ritual mengocok, siapa yang dapat arisan. Tidak perlu khawatir, meski sudah menggunakan media digital, namun ritual mengocok itu masih tetap bisa dinikmati. Patunganyuk dilengkapi dengan fitur shaking yang juga dapat dilakukan menggunakan gawai.
“Jadi nanti tinggal buka website, tinggal klik kocok, dishake, terus keluar namanya,” lanjutnya.
Patungan untuk Apa Saja
Intan Wierma Putri, COO Patunganyuk. Foto : Ist
Kultur patungan sudah lama menjadi kebiasaan masyarakat kita. Mau beli apa, patungan, mau buat acara apa, patungan, mau ngapain saja, patungan. Semua itu kini juga bisa dilakukan melalui Patunganyuk.
ADVERTISEMENT
Melalui Patunganyuk, pengguna bisa patungan untuk apa saja beli hadiah untuk teman yang ulang tahun, mengadakan konser atau pensi, mengadakan kegiatan sosial, liburan bareng, qurban, atau membuat proyek-proyek kreatif bersama.
“Jadi harapannya dengan Patunganyuk ini anak-anak muda khususnya bisa lebih kreatif lagi untuk melakukan hal-hal besar yang lebih bermanfaat,” ujar Intan.
Aman dan Tak Ribet Menyimpan Uang
Selain mempermudah proses arisan dan patungan, Patunganyuk juga membuat orang-orang tak perlu bingung lagi akan menyimpan uangnya di mana. Terkadang, susah mencari orang yang mau memegang uang arisan atau patungan karena takut hilang atau alasan lainnya.
Patunganyuk menyediakan fasilitas rekening pihak ketiga, sehingga uang yang telah dibayarkan oleh anggota, baik patungan maupun arisan, akan disimpan dalam rekening tersebut. Uang akan ditransfer ke rekening anggota hanya jika sudah jatuh tempo dan sudah di verifikasi oleh semua anggota.
ADVERTISEMENT
“Jadi misal kamu mau mencairkan uangnya nih buat bikin mini studio, nanti kita akan kirim verifikasi ke seluruh anggota kamu, betul enggak? Tanpa ada jawaban "Iya" dari semua anggota, maka uang tidak akan dicairkan,” Jelas Intan.
Kekhawatiran akan adanya penyalahgunaan atau penilepan uang arisan juga tidak akan terjadi lagi. Sebab, pencatatan keuangan akan dilakukan secara otomatis dan transparan oleh sistem yang dapat diakses oleh semua anggota.
“Jadi semua orang bisa lihat, siapa yang sudah setor dan siapa yang belum. Jadi benar-benar transparan prosesnya,” ujar Intan.
Cukup Modal Gawai
Patunganyuk bisa digunakan dengan cara mengakses patunganyuk.org. Setelah masuk ke laman utama, pengguna akan dihadapkan pada dua pilihan, mau patungan atau arisan. Pilih kegiatan mana yang akan dilakukan, lalu tinggal log in untuk membuat agenda patungan atau arisan.
ADVERTISEMENT
Misal mau patungan untuk apa, berapa target yang diperlukan, dan sampai kapan jangka waktunya. Setelah jadi, pengguna tinggal mengirimkan undangan ke teman-temannya yang akan diajak patungan atau arisan.
“Lalu mereka juga akan melakukan hal yang sama, mereka klik link-nya, kemudian ada kode unik sebagai verifiikasi yang dikirim ke WhatsApp. Tinggal di-klik, log in, semuanya sudah masuk ke dalam patungan atau arisan yang sama,” jelas Intan.
Metode pembayarannya juga bisa lewat berbagai macam aplikasi, bisa transfer bank, menggunakan Gopay, Ovo, LinkAja, serta metode pembayaran lainnya yang telah terjamin keamanannya.
Patunganyuk juga dilengkapi dengan fitur pengingat otomatis. Mendekati jatuh tempo, sistem akan mengirimkan pengingat ke setiap anggota melalui WhatsApp. Tidak hanya sekali, tetapi sampai tiga kalim, yakni dua hari sebelum pembayaran, tepat pada hari pembayaran, serta dua hari pascapembayaran. Hal itu membuat tidak akan ada alasan lagi dari anggota tidak membayar uang patungan atau arisan karena lupa.
ADVERTISEMENT
Pertama di Indonesia
Sejauh ini, menurut Intan, hanya Patunganyuk aplikasi digital yang menyediakan fitur patungan dan arisan secara online. Intan optimis bisa menggaet banyak pengguna, meski saat ini pengembangannya baru fokus di Yogyakarta.
“Dengan Jogja sebagai kota pelajar, di mana setiap melakukan apapun selalu dengan patungan, aku sih optimis bisa survive ya,” ujarnya.
Ada beberapa strategi yang dilakukan untuk menggaet pengguna, selain memanfaatkan media sosial untuk promosi, mereka juga kerap bergabung dengan komunitas-komunitas untuk mengenalkan Patunganyuk. Sasaran utama mereka, selain anak-anak muda adalah kelompok wanita urban dan semi-urban.
Biaya yang dikeluarkan untuk mengembangkan platform Patunganyuk selama setengah tahun terakhir dilakukan secara mandiri. Setelah berhasil dikenal dan menguasai pasar di Jogja, nantinya mereka akan mulai mencari investor dan pendanaan yang tepat.
ADVERTISEMENT
Untuk saat ini, pendapatan dari Patunganyuk didapatkan dari pajak sebesar 6 persen dari jumlah uang yang berhasil dikumpulkan oleh pengguna.
“Setelah nanti kita menguasai Jogja, tentu kita akan expand, terutama ke kota-kota besar di Indonesia. Harapannya jelas ke seluruh Indonesia,” ujarnya. (WEP/YK-1)