ASITA Volcano Cycling 2023 Akan Lewat Jalur Luna Maya, Pantai, Hutan, dan Gunung

Konten Media Partner
17 Februari 2023 17:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jalur sepeda di kawasan Mangunan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Jalur sepeda di kawasan Mangunan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
ASITA Volcano Cycling 2023 dipastikan akan digelar Sabtu (18/2) besok dengan 2 rute pilihan, yakni sepanjang 210 dan 150 kilometer. Rute yang disebut sebagai rute “Ring of Jogja” ini didaku sebagai rute yang menyajikan pengalaman lengkap bersepeda dengan melewati jalur sawah, sungai, pegunungan, hutan, gunung api purba, jalur cepat di pinggir pantai.
ADVERTISEMENT
Ketua Panitia ASITA (Asosiasi Perjalanan Wisata) DIY Volcano Cycling 2023, Muhammad Fahrurrozi, mengatakan bahwa rute “Ring of Jogja” selain tipe rutenya lengkap, juga sebenarnya dibuat dengan kesadaran bahwa rute tersebut melewati semua destinasi utama wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
“Mengitari destinasi-destinasi wisata di kabupaten dan Kota di DIY. Kota Yogya, Kulon Progo, Bantul, Gunungkidul, dan berakhir di Gunung Merapi Sleman,” papar Rozi, sehari-hari Muhammad Fahrurrozi dipanggil, Jumat (17/2).
“Nah kalau jalur luna maya itu jalur sepeda di pinggir sawah di Nanggulan, Kulon Progo yang memang Luna Maya dulu sering gowes di sana,” lanjut Rozi.
Jalur selokan mataram. Sumber foto: https://sewasepedajogja.com/
Tercatat sampai hari ini, sudah ada 280 peserta yang mendaftar even dengan biaya 450 ribu untuk trek sepanjang 150 Km dan Rp 475 ribu untuk trek 210 km ini.
ADVERTISEMENT
Yang juga menarik, menurut Rozi, ASITA Volcano Cycling ini adalah gowes unsupported yang artinya tidak ada Road Captain (RC) yang akan jadi penunjuk arah. Petugas polisi yang mengatur lalu lintas juga tidak akan ada. Untuk itu peserta diwajibkan menginstal peta di cyclocomp atau di ponselnya.
“Peserta benar-benar mandiri dan yang cepat bisa finish duluan, yang lambat ya di akhir. Jadi nggak bergerombol. Namun panitia tetap mengawal,” kata Rozi.
Panitia telah menyiapkan beberapa check point untuk istirahat peserta lengka dengan makanan dan minuman. Panitia juga menyiapkan 3 ambulance untuk suport tim medis. Semua peserta mendapat vest/rompi sepeda, asuransi, medali bagi yang bisa menyelesaikan rute dan doorprize voucher hotel dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY dan pendukung acara lainnya.
ADVERTISEMENT
“Keikutsertaan di even ini bagi peserta adalah prestasi atau kebanggaan pribadi karena sudah kuat gowes 150 atau 210 km. Dan itu bukan hanya dari jauhnya jarak tapi juga ketinggiannya yang nanjak ekstrim karena ada trek dengan elevation gain-nya mencapai 2600 meter. Tercatat ada 10 peserta di atas 60 tahun, hebat kan?” papar Rozi.
Start 5.30 Pagi
Kawasan Tugu Jogja. Foto: Shutterstock
ASITA Volcano Cycling akan start pukul 5.30 pagi dari Hotel Grand Rohan lalu ke Tugu Jogja dan finish pukul 10 malam dan paling terlambat Minggu pukul 00.00 di Cangkringan tempat korban erupsi. Sementara yang 150 Km finish berada di Desa Sriharjo, Bantul.
Rozi menerangkan dari Tugu Jogja, peserta akan melaju ke Malioboro, titik nol, Keraton Jogja, spot kelapa di Moyudan, Buk Renteng yang ada sungai di atas Benteng, Selokan Mataram, Gebleg Pari, Sentra Batik di Lendah, dan bisa istirahat d cek point di Dapur Kahyangan Kulon Progo.
ADVERTISEMENT
Setelah itu peserta gowes akan menyusuri pantai mulai dari pantai Baru, Goa Cemara, Samas, Depok, Geopark Maritim Parangtritis, dan masuk ke cek point 2 di Tourist Information Center.
“Kita juga melewati gumuk pasir, jadi nanti ada rute jalan berpasir dimana peserta yang naik sepeda apapun pasti akan dituntun. Lalu lanjut pantai Cemoro Sewu, Parang Kusumo, lewat Pundong ke arah Sriharjo. Yang 150 Km berakhir di sini,” jelas Rozi.
Foto: Visitig Jogja
Sementara bagi yang mengambil trek 210 Km, gowes akan berlanjut naik ke Bukit BNI, Kebun Buah Mangunan, Hutan Pinus Asri, Hutan Pinus Mangunan, Lintang Sewu, Puncak Becici, Puncak Pengger, HeHa Skyview, Gunung Api Purba, Embung Nglanggeran, Obelix, Candi Ijo, Tebing Breksi, Prambanan, dan berakhir di Museum Bakalan di Cangkringan tempat korban erupsi Gunung Merapi.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo, even ASITA Volcano Cycling merupakan contoh kolaborasi positif yang dinisiasi ASITA dan disuport penuh oleh PHRI dan Dinas Pariwisata Provinsi maupun kota dan kabupaten, dan juga Badan Otorita Borobudur (BOB).
“Sehingga bisa jadi contoh sinergi itu penting dan bisa menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Wisata Jogja paska pandemi justru terbukti, by data Good Stat, jadi pilihan pertama wisata mengalahkan Bali. Dan di low season Februari, Jogja tetap ramai, karena banyak even bagus,” papar Deddy saat diminta tanggapannya melalui telefon, hari ini.