Konten Media Partner

Bale Raos Hadirkan “Cerita Warisan Kuliner: Kudapan ala Kraton”

27 Februari 2025 10:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kolak kencana, salah satu kudapan yang disajikan dalam acara "Cerita Warisan Kuliner: Kudapan ala Kraton". Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
zoom-in-whitePerbesar
Kolak kencana, salah satu kudapan yang disajikan dalam acara "Cerita Warisan Kuliner: Kudapan ala Kraton". Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
ADVERTISEMENT
Bale Raos Resto menghadirkan acara bertajuk "Cerita Warisan Kuliner: Kudapan ala Kraton" pada Minggu (23/2). Acara ini menampilkan berbagai hidangan tradisional yang terus berkembang menyesuaikan selera zaman, tanpa meninggalkan akar budaya Jawa.
ADVERTISEMENT
General Manager Bale Raos, Sumartoyo, menjelaskan acara ini diadakan sebagai respons atas maraknya kuliner asing yang mendominasi selera generasi muda. Ia menilai, hadirnya "Cerita Warisan Kuliner: Kudapan ala Kraton" sebagai upaya melestarikan dan memperkenalkan kudapan khas Keraton Yogyakarta kepada masyarakat luas.
General Manager Bale Raos, Sumartoyo ditemui Pandangan Jogja di Bale Raos, Minggu (23/2). Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
"Kita tidak bisa menyalahkan mereka (generasi muda) kalau tidak tahu, karena mereka memang tidak pernah diberi tahu. Maka dari itu, kami ingin memperkenalkan kuliner keraton agar tidak hilang begitu saja," ujar Sumartoyo ditemui Pandangan Jogja di lokasi, Minggu (23/2).
Ada tiga kudapan khas Keraton yang disajikan dalam acara tersebut, yakni kolak kencana, pandekuk juruh, serta kongos dan berdopo. Kolak kencana terbuat dari pisang mas yang dimasak bersama kulitnya, menghasilkan cita rasa khas. Pandekuk juruh merupakan adonan tepung yang dimasak seperti dadar gulung, kemudian disajikan dengan saus gula merah. Sementara itu, kongos dan berdopo adalah hidangan manis yang diolah dengan teknik memasak khusus, memberikan tekstur dan rasa yang unik.
Peserta acara "Cerita Warisan Kuliner: Kudapan a la Kraton". Foto: Arif UT/Pandangan Jogja
Selain penyajian makanan, Sumartoyo menilai acara ini menitikberatkan pada pelestarian, memastikan bahwa kudapan khas seperti jenang ubi, baru-baru, dan oseng daun pepaya tetap dikenal dan dihargai. Bahkan, hidangan tradisional ini mulai diadaptasi agar sejajar dengan standar jamuan internasional.
ADVERTISEMENT
"Ini juga bagian dari upaya Keraton Yogyakarta untuk meningkatkan atau menaikkelaskan hidangan tradisional. Salah satu cara yang bisa dilakukan misalnya main course itu ada karbohidratnya, ada proteinnya, ada nabati dan hewaninya. Bagaimana kita tampilannya seperti itu, strandar jamuan internasional tapi bahan dan kodimen yang dipakai itu lokal," kata Sumartoyo.
Dengan menghadirkan hidangan yang dikemas sesuai standar internasional namun tetap berbahan dasar lokal, Bale Raos menurutnya membuktikan bahwa kuliner Keraton memiliki daya saing global.