Konten Media Partner

Bangganya Buntoro, CEO PT MAK, Sleman, Taklukkan Pasar Jepang dan Australia

28 Januari 2023 13:35 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Menaklukkan pasar Jepang dan Australia jadi kebanggaan besar karena negara-negara maju tersebut sangat ketat dalam urusan kualitas.
CEO PT MAK, Sleman, DIY, Buntoro saat memberi sambutan peresmian Gedung Griya Cipta dan Rekayasa, Selasa (24/1). Foto: ESP
zoom-in-whitePerbesar
CEO PT MAK, Sleman, DIY, Buntoro saat memberi sambutan peresmian Gedung Griya Cipta dan Rekayasa, Selasa (24/1). Foto: ESP
“Di atas kawasan seluas 7,5 hektar di Sleman ini, kita sukses mengekspor senilai 7 juta dolar (Rp 105 milyar) kira-kira 200 kontainer dengan tujuan Jepang, Australia dan New Zealand. Negara-negara yang strict dalam kualitas dan harga,” kata CEO PT MAK, produsen tempat tidur (bed) dan kebutuhan rumah sakit lainnya, Buntoro, di Sleman pekan ini.
ADVERTISEMENT
Kalimat Buntoro tersebut dinyatakan di podium di depan seratusan undangan, terdiri dari para pejabat Kabupaten seperti Wakil Bupati Sleman, Sekda Sleman, mantan Bupati Sleman, Kepala Dinas Perdagangan DIY, perwakilan Kamar Dagang dan Industri (KADIN) para vendor, wartawan, dan tokoh-tokoh lainnya.
Siang itu, Selasa (24/1) PT MAK meresmikan Gedung Griya Cipta dan Rekayasa yang berdiri di atas lahan seluas 1.500 meter persegi dan berada di kawasan Mega Andalan Tekno Park, Prambanan dengan luas total 7,5 hektar.
Buntoro seorang yang ceplas-ceplos dan tak membangun batas sama sekali dengan siapapun. Sebelum acara dimulai, sebelum para undangan utama hadir, seperti seorang teman lama dia sapa semua wartawan yang berada di depan gedung acara. Bicara apa saja, soal kebijakan pemerintah di industri manufaktur dan soal mimpi-mimpinya membangun industri Indonesia mengalahkan negara-negara maju.
Buntoro mendatangi wartawan dan mengajak diskusi soal situasi industri manufaktur tanah air. Foto: ESP
Di podium, kalimat-kalimatnya soal bagaimana sebuah negara harus membangun ekosistem industri kembali dilanjutkannya.
ADVERTISEMENT
Dia bilang, kawasan Mega Andalan Tekno Park, Prambanan, semula hanyalah perluasan kawasan industri PT MAK yang ada di Kalasan sejak 2001. Tapi ternyata, pada perkembangannya, PT MAK sulit untuk mengembangkan industrinya tanpa memiliki ekosistem industri sendiri yakni industri-industri pendukung yang jadi lahan subur agar industri utamanya tumbuh.
“Indonesia juga begitu, tidak ada industri manufaktur yang bisa kita katakan berhasil karena kealpaan membangun ekosistem industrinya. Maka kita ubah kawasan yang di Prambanan ini,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini.
Buntoro mengatakan untuk membangun sebuah tempat tidur pasien rumah sakit, dibutuhkan komponen-komponen yang tidak bisa berdiri sendiri. Untuk 1 tempat tidur saja dibutuhkan kira-kira 200 komponen. Akhirnya kawasan industri di Prambanan berubah menjadi Mega Andalan Tekno Park sebagai ekosistem lengkap industri tempat tidur rumah sakit dari hulu sampai hilir.
ADVERTISEMENT
Dengan diresmikannya Gedung Griya Cipta dan Rekayasa, Buntoro mengatakan, saat ini Kawasan Mega Andalan Teknopark sudah lengkap.
“Sebelumnya kami memiliki pusat pembelajaran, akademi teknik, export oriented production plant, kawasan berikat, gudang berikat, sarpras industri komponen plastik, dan sarpras industri roda dan kantor,” jelasnya.
Membangun Industriawan, Mimpi Buntoro
Buntoro menyaksikan Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa menandatangani plakat peresmian Gedung Griya Cipta dan Rekayasa, didampingi oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Syam Arjayanti, dan Waketum KADIN DIY, Robby Kusumaharta. Foto: ESP
Buntoro bilang, menaklukkan pasar Jepang dan Australia jadi kebanggaan besar karena negara-negara maju tersebut sangat ketat dalam urusan kualitas. Dengan bisa menembusnya, perusahaan yang ia pimpin bisa menunjukkan bahwa produk dalam negeri, jika dikelola dengan serius, hulu dan hilirnya, bisa bersaing di pasar bahkan yang paling ketat syarat kualitasnya sekalipun.
“Total produksi tahun 2022 kalau disetarakan dengan tempat tidur itu 50 ribu. Kami harapkan tahun ini bisa naik jadi 70 ribu. Harapannya serapannya baik ekspor maupun domestik meningkat, ekspor jadi 12 juta USD, domestik meningkat 30 persen,” ujarnya.
Salah satu ruang pamer produk-produk PT MAK di Griya Cipta dan Rekayasa. Foto: ESP
Total penjualan bed pasien rumah PT MAK yang dikirim dari Kawasan Prambanan saja (belum termasuk yang di pabrik utama di Kalasan), pada tahun lalu sebesar Rp 160 milyar. Yakni Rp 105 miliar didapat dari pangsa ekspor sedangkan Rp 50 milyar berupa komponen plastik, roda, dan packaging.
ADVERTISEMENT
Ya, yang musti dicatat, pembangunan ekosistem hulu-hilir di Mega Andalan Park, Prambanan, kini juga menghasilkan produk komponen plastik, roda, dan packaging, tak hanya produk bed dan peralatan rumah sakit jadi.
“Tempat tidur itu butuh plastik, jadi kita harus punya industri dasarnya, komponen plastik, yang bisa memproduksi aneka produk lainnya juga,” terang Buntoro yang berkelakar dia tidak bisa bohong soal angka penjualan karena ada kepala pajak dan bea cukai di antara hadirin.
Foto: ESP
Kini di Prambanan ini, dari kapasitas 7.5 hektar itu baru digunakan separonya saja untuk sarana prasarana industri dan pembangunan ekosistem.
Di kawasan yang sama Buntoro mengatakan, terdapat perpustakaan dan co-working space, yang merupakan area publik yang dapat digunakan oleh anak-anak untuk melakukan pembelajaran di luar sekolah, lengkap dengan perpustakaan dan auditorium yang bisa digunakan untuk memutar film-film yang menginspirasi generasi muda.
ADVERTISEMENT
“Kita tidak mungkin mengharapkan generasi muda membangun industri kalau mereka tidak pernah tahu, tidak pernah melihat, tidak pernah mengerti masalah industri. Mustahil. Ada lagi nanti hacker space, ruangan tempat kita meng-hacker pengetahuan dan kreatifitas dari anak-anak tersebut,” katanya.
Di area depan kawasan juga akan segera dibangun area publik di ruang terbuka, yang kata Buntoro, seperti Ahok membanguan RPTRA di Jakarta.
"Kayak Ahok tapi RPATRAL, ramah anak dan lansia," kata Buntoro.
Buntoro memaparkan grafik naik turunnya PT MAK kepada pengunjung. Foto: ESP
Di Gedung Griya Cipta dan Rekayasa ada infografis bagaimana perjalanan PT MAK dari 1997 sampai sekarang. Di salah satu dinding di gedung itu akan bisa dilihat setelah PT MAK terus menanjak naik konsisten, mulai 2016 hingga 2018 PT MAK jatuh ke dasar untuk kembali naik ke puncak pada 2020-2022 ini.
ADVERTISEMENT
“Dulu kita tergantung hanya pada 1 distributor saja. Saat distributor tersebut bermasalah, kita mati. Sejak itu bisnis model penjualan kita berubah. Dan itu tidak perlu disesali, semua ada waktunya,” kata Buntoro menjawab pertanyaan mengenai periode sulit itu.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa dalam pidato sambutannya menceritakan momen pada 2021 lalu ketika Presiden Jokowi menekankan kementerian, provinsi, daerah yang punya produk dalam negeri tolong anggarkan belanja APBN dan APBD bisa belanja ke sana minimal 40 persen.
Presiden, menurut Danang, menekankan jangan sampai impor jadi andalan agar produk dalam negeri tumbuh, kualitasnya tidak kalah dengan produk luar.
“Rasanya saya pingin berdiri dan bilang Sleman punya PT MAK, Pak Presiden!” kata Danang disambut tawa hadirin.
ADVERTISEMENT