Konten Media Partner

Berkah Lebaran, Puluhan Hotel 'Mati' karena Pandemi di Jogja Hidup Lagi

7 Mei 2022 18:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi lalu lintas di Simpang Kleringan Yogyakarta yang merupakan pintu masuk Jalan Malioboro tampak padat, Sabtu (7/5/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi lalu lintas di Simpang Kleringan Yogyakarta yang merupakan pintu masuk Jalan Malioboro tampak padat, Sabtu (7/5/2022). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Deddy Pranowo Eryono, mengatakan bahwa tingkat keterisian atau okupansi kamar hotel di Jogja selama libur panjang lebaran sangat menggembirakan. Okupansi kamar hotel selama libur lebaran ini, menurut Deddy jauh melebihi target yang ditetapkan oleh PHRI DIY.
ADVERTISEMENT
“Sangat menggembirakan, melebihi target yang ditetapkan,” kata Deddy Pranowo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (6/5).
Dari target okupansi sebesar 80 persen, selama libur lebaran ini keterisian kamar hotel di Jogja untuk hotel bintang mencapai 90,8 persen, sedangkan untuk hotel non bintang di angka sekitar 80 persen.
“Kalau diakumulasikan rata-rata 85,8 persen,” lanjutnya.
Yang lebih menggembirakan menurut Deddy, banyak hotel-hotel yang sempat mati atau tidak beroperasi karena pandemi, mulai beroperasi lagi. Dari 100 lebih hotel di DIY yang sempat mati selama pandemi, saat ini menurut Deddy hanya tinggal 25 hotel saja yang belum beroperasi. Hal itu membuat ratusan karyawan hotel yang sebelumnya sempat dirumahkan, mulai dipekerjakan kembali.
“Jadi ada 75 sampai 80 hotel yang beroperasi lagi setelah sempat mati, kebanyakan hotel non-bintang,” kata dia.
Ilustrasi hotel melati. Foto: Pexels
Adapun puncak keterisian kamar hotel menurutnya terjadi antara tanggal 3 sampai 5 Mei kemarin, sedangkan mulai tanggal 6 keterisian kamar hotel mulai turun di angka 80 persen. Di akhir pekan menjelang berakhirnya libur lebaran, dia memprediksi keterisian kamar hotel akan terus menurun meski masih di angka 40 sampai 60 persen.
ADVERTISEMENT
Deddy mengatakan tingginya okupansi hotel ini tidak lepas karena kebijakan pemerintah yang sudah mengizinkan mudik lebaran, tidak seperti dua tahun sebelumnya dimana masih banyak diberlakukan berbagai pembatasan.
Dia berharap tren positif ini akan terus berlanjut dan tidak terjadi lonjakan kasus COVID-19 lagi sehingga pemerintah tidak lagi memberlakukan pembatasan seperti dua tahun terakhir. Apalagi Deddy memprediksi pertengahan bulan ini jumlah wisatawan ke Jogja juga akan meningkat lagi bersamaan dengan adanya Hari Raya Waisak pada 16 Mei mendatang.
“Harapan kita kebijakan itu terus dipertahankan, jangan diubah-ubah, karena sudah 2 tahun lamanya kita menderita, ini baru sekitar 6 hari merasakan kebahagiaan lagi,” kata Deddy Pranowo.