Konten Media Partner

BMKG: Gempa Megathrust Bisa Sebabkan Tsunami di Pesisir Selatan Jogja

23 Agustus 2024 13:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gelombang tinggi. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gelombang tinggi. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) jadi salah satu kawasan yang rawan terdampak gempa megathrust. Gempa megathrust ini juga berpotensi mengakibatkan gelombang tsunami di wilayah pesisir selatan Jogja.
ADVERTISEMENT
Hal itu disampaikan oleh Koordinator Observasi Stasiun Geofisika BMKG DIY, Budiarta. Ia menyebut, jika gempa megathrust terjadi di wilayah selatan Jawa, maka DIY akan ikut terdampak.
Jika gempa megathrust di selatan Jawa ini mengakibatkan tsunami, kawasan pesisir selatan DIY menurutnya juga berpotensi mengalami tsunami.
“Secara umum jika gempa bumi megathrust di selatan Jawa terjadi hingga menyebabkan tsunami, maka pesisir selatan DIY akan berpotensi terkena gelombang tsunaminya,” kata Budiarta saat dihubungi Pandangan Jogja, Jumat (23/8).
Gempa di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Foto: BMKG
Karena potensi itu, saat ini BMKG dan BPBD menurutnya telah bekerja sama untuk memasang tanda-tanda peringatan berupa peta inundasi di pesisir selatan DIY.
Ia menyebut, gempa megathrust ini sudah pernah terjadi sebanyak 12 kali di DIY sejak 1849.
ADVERTISEMENT
“Gempa besar dengan magnitudo antara 7,0 dan 8,0 yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa sudah terjadi lebih dari 12 kali dari tahun 1840 sampai sekarang,” ujarnya.
Adapun gempa-gempa tersebut di antaranya terjadi pada 1840 dan 1859 yang menyebabkan tsunami, 1867, 1875, 1937, 1943, 1957, 1981, 1992, 2001, 2004, dan tahun 2006.
Kendati demikian, Budiarta meminta agar masyarakat menyikapi potensi gempa ini dengan bijak.
“Jangan panik, untuk lebih mengenal lingkungan sekitar di mana kita tinggal, pastikan dapat info dari instansi berwenang, dan selalu waspada. Kesinambungan latihan simulasi atau drill dalam menghadapi bencana gempa bumi yang sudah dilakukan bersama instansi terkait,” kata Budiarta.