Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
BNN Temukan Siswa Perempuan Kelas 6 SD di Yogya Jadi Pengguna Aktif Pil Koplo
2 Juni 2023 14:52 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menemukan seorang siswa SD perempuan yang aktif menggunakan obat-obatan berbahaya atau dikenal dengan istilah pil koplo. Siswa tersebut masih berusia 13 tahun dan kini masih duduk di bangku kelas 6 SD.
ADVERTISEMENT
“Yang baru kami tangani ada anak SD, 13 tahun perempuan, kelas 6 SD yang datang ke kami untuk direhabilitasi,” kata Penanggung Jawab Bidang Rehabilitasi BNNP DIY, Febriana Kusuma Dian Mayasari, Rabu (31/5).
Anak tersebut menurut Febriana diantar langsung oleh orang tuanya ke BNNP DIY untuk menjalani proses rehabilitasi. Dan setelah digali informasi lebih dalam, ternyata terungkap bahwa anak tersebut telah aktif mengonsumsi pil koplo sejak kelas 4 SD.
“Dan dia menyatakan sudah menggunakan sejak kelas 4 SD,” lanjutnya.
Pelajar tersebut menurutnya mengenal obat-obatan berbahaya itu dari lingkungan pergaulannya yang tidak sehat. Kondisi itu diperparah dengan lemahnya pengawasan dari keluarga sehingga anak tersebut bisa menggunakan obat-obatan tersebut selama bertahun-tahun.
“Bayangin, anak SD, perempuan, sudah menggunakan pil sapi, siapa yang enggak sedih?” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Mudahnya pil-pil koplo ini menjangkau kalangan pelajar menurut Febriana salah satunya disebabkan oleh harganya yang sangat murah. Dengan harga per butirnya antara Rp 2 ribu sampai Rp 3 ribu, tentu tidak sulit bagi pelajar untuk membeli obat-obatan keras tersebut.
“Dengan uang saku anak sekarang, mudah sekali mereka membeli itu,” kata dia.
Kini, anak tersebut menurut Febriana masih dalam proses rehabilitasi rawat jalan di BNNP DIY untuk bisa pulih dari ketergantungannya terhadap obat-obatan berbahaya.
“Rata-rata untuk bisa pulih itu butuh 8 sampai 16 kali pertemuan,” kata Febriana Kusuma Dian Mayasari.