Buah Lai Asli Hutan Kalimantan Laris Manis di Jogja

Konten Media Partner
28 Agustus 2021 12:59 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Heboh buah lai, buah eksotis asli hutan Kalimantan di media sosial bikin banyak orang penasaran
Bulan Agustus sampai September nanti merupakan musimnya buah lai, buah eksotis yang berasal dari hutan Kalimantan. Buah yang bentuknya sangat mirip dengan durian ini, sedang sangat populer di kalangan penggemar buah di Jogja. Di media sosial, terutama Facebook, sangat mudah menemui penjual buah lai yang ada di Jogja.
ADVERTISEMENT
Siang itu di teras rumah Hendri Susanto di Umbulharjo, Jogja, ada sekitar seratus buah lai. Sudah sebulan ini dia menjadi supplier buah lai yang didatangkan langsung dari Kalimantan. Pelanggannya datang dari berbagai daerah, baik dari DIY maupun dari luar provinsi seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, bahkan sampai ke Jakarta.
“Kemarin saya ambil 2.000 biji, ini sudah habis sebenarnya, tinggal yang kecil-kecil,” kata Hendri Susanto, Jumat (27/8).
Ini adalah tahun pertama dia menjadi supplier buah lai, dan ternyata respons masyarakat sangat bagus. Dia sampai kewalahan memenuhi permintaan pelanggan, terutama pada pertengahan bulan kemarin. Berapapun stok buah lai yang dia ambil, tak pernah tersisa. Selalu ludes terjual.
Untuk wilayah DIY, kini sebanarnya sudah mulai agak menurun permintaannya. Namun permintaan dari luar daerah kini sedang tinggi-tingginya, terutama dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Jakarta, bahkan ada yang dari Sumatra.
ADVERTISEMENT
“Tapi tidak bisa saya penuhi semua karena ongkirnya ternyata mahal banget,” ujarnya.
Selain soal ongkir, stok buah lai juga tidak selalu tersedia karena di Kalimantan buah lai masih belum dibudidayakan. Buah lai masih didapatkan dari dalam hutan, jadi Hendri harus memesan beberapa hari sebelumnya. Buah lai kemudian dikirimkan melalui kapal dan Hendri harus mengambilnya sendiri ke Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang.
“Kita juga harus cepat-cepatan, karena sekarang sudah makin banyak yang cari jadi kalau enggak cepat enggak kebagian, paling dapat yang jelek-jelek,” kata Hendri.
Penasaran dan Rindu Kampung Halaman
Hendri Susanto. Foto: Widi Erha Pradana
Alasan utama orang-orang membeli buah lai adalah karena penasaran. Di Jogja, buah eksotis ini memang baru saja dikenal, sehingga banyak orang yang penasaran untuk mencobanya.
ADVERTISEMENT
“Saya juga enggak nyangka kalau ternyata antusiasnya tinggi banget,” kata Hendri.
Rasa penasaran juga yang akhirnya mengenalkan Hendri dengan buah eksotis ini. Secara tidak sengaja dia menemukan ada orang yang menjual buah lai di media sosial. Penasaran, dia pun mencari tahu lebih banyak tentang buah yang mirip sekali dengan durian ini. Bak gayung bersambut, ada supplier dari Kalimantan langsung yang menawarinya untuk menyuplai buah lai dalam partai besar.
“Awalnya saya cuman ambil sedikit, tapi ternyata peminatnya banyak banget,” ujarnya.
Selain masyarakat asli Jogja dan sekitarnya, pelanggannya juga banyak dari orang Kalimantan yang ada di Jogja, terutama para mahasiswa. Lama tak pulang membuat mereka kangen dengan buah-buahan lokal asli kampung halaman mereka.
ADVERTISEMENT
“Selama pandemi mungkin enggak bisa pulang, jadi pengin buah lai buat ngobatin kangen sama kampung halamannya,” kata Hendri.
Untung Puluhan Juta Hanya Promosi Sekali di Facebook
Anwar Sudarsono. Foto: Widi Erha Pradana
Hal serupa juga dikatakan oleh Anwar Sudarsono, 41 tahun, yang juga seorang supplier buah lai di Jogja. Dia sudah sekitar 10 kali ini kulak buah lai dari Kalimantan, dan selalu ludes terjual. Dengan modal awal sekitar Rp 16 juta untuk mendatangkan 1.000 buah lai, dan selama sekitar sebulan menjadi supplier buah lai di Jogja, keuntungannya sudah mencapai puluhan juta.
“Untung bersih hampir Rp 30 juta sejak jual pertama,” ujar Anwar.
Padahal, Anwar sangat jarang melakukan promosi. Bisa dibilang, dia hanya promosi sekali di media sosial Facebook waktu awal-awal menjadi supplier buah lai.
ADVERTISEMENT
“Sampai sekarang ada terus yang nanyain, ada seratus lebih yang inbox saya,” lanjutnya sembari menunjukkan pesan masuk di Facebooknya yang menanyakan tentang buah lai.
Dia membagi buah lai menjadi tiga grade kualitas, ukuran kecil, sedang, dan besar. Untuk ke reseller, dia hanya menjual buah lai dengan ukuran sedang dan besar saja, harganya kisaran Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu dengan minimal pembelian 50 buah. Sementara buah lai ukuran kecil dia jual sendiri secara eceran dengan harga mulai Rp 20 ribuan.
“Kalau belinya makin banyak nanti bisa lebih murah,” ujarnya.
Tingginya permintaan juga membuatnya sampai kewalahan, terutama untuk mencukupi stok dan pengiriman. Karena itu, Anwar juga belum bisa mengakomodir semua permintaan dari luar kota. Sore itu, stok buah lai di rumahnya juga sudah ludes, tinggal beberapa buah berukuran kecil saja.
ADVERTISEMENT
“Kalau ini mau dikirim nanti ke Purwokerto,” kata Anwar menunjuk sebuah kardus berisi 50 buah lai yang siap kirim ke luar kota.