Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Buntut Penusukan Santri di Yogya, Santri NU se-DIY Gelar Aksi di Polda DIY
29 Oktober 2024 11:26 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Santri Nahdlatul Ulama (NU) dari berbagai wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memadati lapangan dan halaman depan Kepolisian Daerah (Polda) DIY, Selasa (29/10) siang.
ADVERTISEMENT
Aksi ini dilakukan buntut dari kasus penusukan santri Pondok Pesantren Krapyak oleh gerombolan pemuda yang sedang dalam pengaruh miras beberapa waktu lalu.
Pantauan Pandangan Jogja di lokasi menunjukkan bahwa para santri mulai berkumpul di kawasan Polda DIY sekitar pukul 09.00 hingga 10.00 WIB. Mereka tiba menggunakan beberapa bus, dan akses jalan di sekitar Polda DIY sempat ditutup.
Para santri membawa poster berisi penolakan terhadap minuman keras dan kecaman atas insiden penusukan santri Krapyak, Kota Yogyakarta, pada 23 Oktober lalu. Beberapa poster bertuliskan “Jogja Waras Tanpa Miras,” “Santri Bukan Objek Kekerasan,” “Hanya Pengecut yang Melakukan Kekerasan,” dan “Miras Diteguk, Santri Ditusuk.”
Kapolda DIY, Irjen Pol Suwondo Nainggolan, menyampaikan bahwa terkait insiden penusukan, kepolisian telah menangkap tujuh pelaku.
ADVERTISEMENT
“Nanti sore kita rilis, semuanya kita rilis,” kata Suwondo di hadapan para santri.
“Yang kita hukum perbuatannya, bukan orangnya. Jangan benci orangnya. Proses selanjutnya bisa dikontrol sampai pengadilan,” ujarnya.
Ketua PWNU DIY, Zuhdi Muhdor, mengapresiasi kepolisian yang telah merespons cepat tuntutan santri.
“Ketika kita berada pada suasana peringatan hari santri, ada peristiwa penusukan. Kemudian, kepolisian dengan tanggap dan sigap menangkap pelakunya,” kata Zuhdi.
Koordinator aksi tersebut, Muiz mengatakan bahwa total santri yang hadir dalam aksi tersebut diperkirakan mencapai 7.000 hingga 8.000 orang.
“Catatan kami diperkirakan sekitar 7.000 sampai 8.000 orang,” ujar Muiz.