Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Bupati Sampang, Madura: Ini Nomor Saya 081XXXXXXX, Kontak 24 Jam Saya Balas
19 Februari 2023 19:29 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
“Tolong dicatat ini nomor saya, 081xxxxxxx, kontak saya 24 jam kalau tidak saya angkat, WA pasti saya balas,” kata Bupati Sampang, Slamet Junaidi kepada 100-an warga Sampang, Madura, di Yogyakarta, Sabtu (18/2).
ADVERTISEMENT
Slamet Junaidi, menghadiri sarasehan bersama Keluarga Sampang Yogyakarta (KSY) dengan tajuk "Anak Kerrong Ka Bpaha' " (Anak Rindu Ayah) di Sekretariat Keluarga Madura Yogyakarta (KMY) di Ring Road Selatan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Sarasehan yang berisi banyak tanya jawab mengenai pembangunan Sampang itu berlansung hingga 3 jam lebih dan dengan atusias Bupati Slamet Junaidi menjawab semua pertanyaan warganya yang berada di perantauan ini.
Usai mengungkapkan nomor telefon pribadinya, Slamet Junaidi mengatakan bahwa Sampang khususnya dan Madura pada umumnya, perlu perubahan mindset dan harus dimulai dari para pemimpinnya termasuk pemimpin pusat negeri ini bagaimana cara memperlakukan Madura.
“Dan mulai dari pemimpinnya dulu. Saya sebagai bupati tidak boleh memposisikan diri sebagai pimpinan tapi harus merasa sebagai pelayan. Dan pelayan harus siap 24 jam. Itu nomor pribadi saya, saya sendiri yang pegang. Silahkan kontak, saya pasti jawab. Itu nomor saya pribadi sejak 1996, tidak pernah berubah,” katanya.
Bupati Slamet Junaidi bercerita selama ini banyak persoalan yang bisa diselesaikan cepat dengan adanya nomor pribadi yang bisa dihubungi warganya.
ADVERTISEMENT
Dari masalah warganya yang sakit yang susah mengakses fasilitas kesehatan hingga konflik sosial antara Syiah dan Sunni yang terjadi di Kabupaten Sampang yang sejak 2012 belum ketemu solusinya, bisa terurai masalahnya salah satunya oleh peran nomor HP pribadinya yang ia buka untuk warganya.
“Konflik sosial berat dan panjang itu bisa selesai dengan apa? Ternyata ya dengan keikhlasan untuk mau mendengarkan. Ayo duduk bersama. Tak ada satu persoalan yang tidak bisa diselesaikan kalau kita duduk bersama dan punya keinginan bersama untuk menyelesaikan persoalan. Dan ikhlas, hati terbuka, dan saling mendengarkan,” paparnya.
Ditanya apakah nomor pribadinya bisa diumumkan untuk pembaca Kumparan? Slamet Junaidi menjawab,”pada prinsipnya tidak keberatan. Namun untuk warga di luar Sampang, nomor pribadi saya, saya kira kurang relevan. Kalau untuk warga Sampang, malah tolong nomor saya diberikan.”
Slamet Junaidi berharap sikap pemimpin negara ini di Jakarta maupun di Provinsi Jawa Timur terhadap Madura juga musti berubah. Selama ini Madura secara umum memberi banyak kontribusi seperti tambang minyak kepada negara, namun warga Madura belum banyak menikmati perubahan. Banyak warga Sampang dan Madura secara umum yang tingkat pendidikannya masih sangat rendah.
ADVERTISEMENT
Madura secara umum menurut Slamet Junaidi memiliki potensi alam yang sangat luar biasa dan sumber minyak, tetapi selama ini Dana Bagi Hasil (DBH) dari pemerintah pusat masih kecil.
“Tapi kenapa satu Madura ini tidak bisa maju. Saya bilang kenapa Madura seolah-olah ditinggal? Atau sengaja masyarakat Madura dibikin bodoh? Saya kira perlu peran serta semua pihak untuk bisa mengubah Sampang dan Madura secara umum,” papar Slamet.
Slemat Junaidi bercerita rata-rata APBD di 4 kabupaten di Madura masing-masing hanya Rp 1,9 triliun atau total tidak sampai Rp 8 triliun. Untuk gaji dan operasional saja sudah habis. Belanja modal hanya hanya Rp 100 milyaran per tahun. Bahkan di Sampang hanya Rp 60 miliar pada 2023.
ADVERTISEMENT
“Itu sangat tidak masuk akal. Dengan 120 ruas jalan Kabupaten saja saya butuh Rp 2 triliun. Akhirnya ya selama ini bagaimana efisiensi. Haram hukumnya kepada dinas bikin program abal-abal. Setiap 1000 rupiah keluar dari APBD saya pastikan bermanfaat bagi masyarakat. Dan saya juga cari CSR untuk ikut berkontribusi bagi pembangunan Sampang,” paparnya.
Untuk jangka pendek Slamet Junaidi ingin Gubernur Jatim dan juga Kementerian PUPR untuk melebarkan jalan Madura-Jembatan Suramadu karena saat ini sudah overload. Menurutnya jembatan Suramadu membuat akses meningkat tetapi tidak adanya pelebaran jalan di Madura membuat kemacetan luar biasa.
“Dulu Sampang-Surabaya 80 menit sekarang bisa 2-3 jam. Tidak cukup jalan provinsi ini ditingkatkan saja tapi juga pelebaran,” kata Junaidi.
ADVERTISEMENT